12 Contoh Fenomena Geosfer di Indonesia dan Dunia

Diposting pada

Fenomena Geosfer

Geosfer adalah objek material dalam objek studi geografi. Geosfer menjadi istilah yang digunakan untuk mengacu pada sistem bumi yang meliputi litosfer, atmosfer, hidrosfer, biosfer, dan antroposfer. Ada banyak contoh fenomena geosfer yang terjadi di sekitar kita, misalnya terjadinya banjir di Jakarta merupakan salah satu contoh fenomena geosfer yang  terjadi di Indonesia, yang lebih tepatnya dapat dikategorikan dalam fenomena hidrosfer.

Contoh lain misalnya terjadinya pemanasan global merupakan contoh fenomena geosfer yang lingkupnya dunia. Pemanasan global bisa dikategorikan sebgaai fenomena atmosfer. Selain dua contoh tersebut, masih banyak contoh fenomena geosfer di Indonesia maupun dunia yang akan diulas dalam artikel ini.

Fenomena Geosfer

Geosfer ialah bola bumi yang mencakup keseluruhan komponen baik fisik maupun non-fisik yang menjadi objek material dalam Geografi. Geosfer terdiri atas lima pokok kajian, yaitu :

  1. Litosfer yaitu mengkaji tentang batuan
  2. Atmosfer yaitu mengkaji tentang udara
  3. Hidrosfer yaitu mengkaji tentang perairan
  4. Biosfer yaitu mengkaji tentang makhluk hidup (termasuk flora dan fauna)
  5. Antroposfer yaitu mengkaji tentang manusia beserta budayanya

Pengertian Geosfer

Geosfer adalah bidang (spehere) yang mencakup mencakup segala sesuatu yang alami dan tak bernyawa yang membentuk permukaan bumi. Geosfer ini sejatinya mengalami proses tak terbatas secara terus-menerus dan, pada gilirannya, memodifikasi bidang lain. Salah satu contoh yang nyata adalah siklus batuan.

Contoh Geosfer

Berikut ini ulasan terkait contoh-contoh fenomena geosfer yang terjadi di Indonesia dan dunia. Antara lain;

Fenomena Geosfer di Indonesia

Contohnya yaitu:

  1. Terjadinya gempa bumi dan tsunami di Aceh

Jenis gempa bumi berkekuatan 9,3 magnitudo yang terjadi di Aceh pada Minggu, 26 Desember 2004 pukul 09.00 WIB, marupakan salah satu contoh fenomena litosfer. Gempa tersebut berlangsung selama 10 menit. 30 menit setelah gempa terjadi, gelombang tsunami setinggi 35 meter menyusul, yang memakan korban jiwa hingga 160.000 orang.

Gempa yang terjadi di perairan barat Aceh, Nicobar, dan Andaman disebabkan karena adanya interaksi antara lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Terjadinya pergeseran batuan yang secara tiba-tiba mengakibatkan gempa yang disertai pelentingan batuan, yang terjadi di bawah pulau dan dasar laut.

Dasar dalam arti samudra yang naik di atas palung Sunda tersebut mengubah dan menaikkan permukaan air laut di atasnya. Akibatnya permukaan datar air laut ke arah pantai barat Sumatera ikut terpengaruh berupa penurunan muka air laut. Proses tersebut juga akan menggoyang air laut hingga menimbulkan gelombang laut yang dinamakan tsunami.

  1. Terjadinya banjir di Jakarta

Bukan hal baru bahwa setiap tahun ibukota Negara kita dilanda banjir. Pada tahun 2020 tercatat sudah tiga kali terjadi di Jakarta, terhitung sejak awal pergantian tahun.

Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) menyebut bahwa jenis banjir Jakarta pada tahun ini disebabkan oleh cuaca ekstrem. Fenomena cuaca ekstrem yang melanda Indonesia sejak awal 2020 erat kaitannya dengan perkembangan perubahan iklim.

Meskipun demikian, terdapat beberapa hal yang menyebabkan Jakarta termasuk rawan banjir, diantaranya yaitu penurunan permukaan tanah, saluran pembuangan tersumbat, pembuangan limbah ke sungai, salah kaprah masyarakat yang menganggap sungai sebagai tempat pembuangan sampah.

  1. Terjadinya hujan es di Bandung

Terjadinya fenomena hujan es yang disertai angin kencang di wilayah Cigadung, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandungn pada hari Sabtu 23 Februari 2019 sekitar pukul 14.00 WIB disebabkan karena adanya awan cumulonimbus yang ketinggian sekitar tujuh sampai 11 km dari permukaan bumi. Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung Tony Agus Wijaya.

Salah seorang warga Gang Bojong Tengah Jalan Cibeunying, Kota Bandung bernama Aldy Septian Nugraha (20), mengatakan bahwa terjadi hujan deras disertai angin kencang serta hujan es mendengar suara diatap rumahnya. Fenomena hujan es tersebut berlangsung sekitar dua menitan.

  1. Terjadinya kebakaran hutan di Kalimantan

Pada musim kemarau tahun 2019 lalu, kebakaran hutan dan lahan atau yang bisa kita sebut karhutla melanda Kalimantan dan Sumatera. Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK, Ruandha Agung Sugardiman menjelaskan bahwa terjadinya kebakaran hutan dan asap tebal yang terjadi di Kalimantan tersebut kemungkinan dipicu oleh kebakaran di Australia.

Beliau juga menjelaskan bahwa meskipun kondisi El Nino normal, tapi hal itu diperparah oleh terjadinya kebakaran di Australia yang arah anginnya dari tenggara menuju ke barat laut, sehingga udara kering dari Malaysia menambah potensi terjadinya kebakaran.

Fenomena kebakaran hutan tersebut berdampak pada penurunan kualitas udara, karena tebalnya asap yang menyelimuti wilayah tersebut. Hal itu membuat seolah-olah warga seperti di kurung dalam ruangan tertutup bersama tungku kayu bakar yang menyala, yang tentunya mengganggu sistem pernafasan dan menyebabkan ISPA (infeksi saluran pernapasan atas)

  1. Keanekaragaman fauna di Indonesia yang terbagi menjadi tiga wilayah persebaran

Indonesia merupakan Negara yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi. Salah satunya bisa dilihat dari keanekaragam dalam arti faunanya yang dibagi menjadi tiga wilayah persebaran, yaitu wilayah Indonesia bagian barat (misalnya badak, gajah, harimau), wilayah peralihan (fauna endemik misalnya komodo, anoa, babi rusa), dan wilayah Indonesia bagian timur (misalnya kasuari, kanguru, cendrawasih).

Fauna Indonesia barat memiliki kesamaan dengan fauna bercorak Asiatis atau oriental karena berdasarkan sejarah geologinya wilayah Indonesia bagian barat dulu menyatu dengan dangkalan Sunda, wilayah Indonesia bagian timur memiliki kesamaan dengan fauna bercorak Australis karena dulu wilayah Indonesia timur menyatu dengan dangkalan Sahul.

  1. Tingginya kemiskinan di Indonesia

Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan data terkait besarnya persentase penduduk miskin pada September 2019 sebesar 9,22%, angka ini menurun 0,19% poin terhadap Maret 2019 dan menurun 0,44% poin terhadap September 2018.

Garis Kemiskinan di Indonesia pada September 2019 tercatat sebanyak Rp440.538,-/ kapita/bulan dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp324.911,- (73,75%) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp115.627,- (26,25%).

Fenomena Geosfer di Dunia

Contohnya yaitu:

  1. Pemanasan Global

Pemanasan global adalah pemanasan jangka panjang sistem iklim Bumi yang diamati sejak periode pra-industri (antara 1850 dan 1900) karena aktivitas manusia, terutama pembakaran bahan bakar fosil, yang meningkatkan tingkat gas rumah kaca yang memerangkap panas di atmosfer Bumi.

Istilah ini sering digunakan secara bergantian dengan istilah perubahan iklim, meskipun yang terakhir mengacu pada pemanasan yang dihasilkan manusia dan alamiah serta dampaknya terhadap planet kita. Ini paling sering diukur sebagai peningkatan rata-rata suhu permukaan global Bumi.

Sejak periode pra-industri, aktivitas manusia diperkirakan telah meningkatkan suhu rata-rata global Bumi sekitar 1 derajat Celcius (1,8 derajat Fahrenheit), angka yang saat ini meningkat 0,2 derajat Celcius (0,36 derajat Fahrenheit) per dekade.

Sebagian besar tren pemanasan saat ini sangat mungkin (kemungkinan lebih besar dari 95 persen) hasil dari aktivitas manusia sejak 1950-an dan berjalan pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya selama beberapa dekade hingga ribuan tahun.

  1. Pencairan es di kutub

Pada dasarnya fenomena ini merupakan salah satu dampak terjadinya pemanasan global. Beberapa fakta terkait pencairan es di kutub diantaranya yaitu:

  1. Antartika di Kutub Selatan memiliki sekitar 90% es di dunia (70% darinya adalah air tawar). Lapisan es itu tebalnya sekitar 7.000 kaki. Ini meluas hingga hampir 14 juta kilometer persegi – sekitar ukuran AS dan Meksiko digabungkan. Jika semua es ini meleleh, laut akan naik 200 kaki.
  2. Kutub Utara ditutupi oleh sebongkah es mengambang, yang terletak tepat di atas Samudra Arktik. Es ini mencair dan membeku seiring dengan pergantian musim. Es yang tidak meleleh bisa mencapai ketebalan 3 hingga 4 meter. Jika ini meleleh, permukaan laut kita tidak akan terpengaruh.
  3. Lapisan es Greenland berukuran sekitar 650.000 mil persegi. Jika semua es ini meleleh, laut akan naik 20 kaki.
  4. Dalam 100 tahun terakhir, Badan Perlindungan Lingkungan melaporkan bahwa permukaan laut telah naik 6 hingga 8 inci.
  5. Menurut NASA, lapisan es di kutub mencair pada tingkat yang mengkhawatirkan sebesar 9% per dekade. Ketebalan Es Arktik telah menurun hingga 40% sejak 1960-an.
  1. Aurora

Aurora adalah fenomena alami yang ditandai dengan tampilan cahaya berwarna alami (hijau, merah, kuning atau putih) di langit. Ini adalah penampakan cahaya yang disebabkan ketika partikel bermuatan listrik dari matahari bertabrakan dengan partikel dari gas seperti oksigen dan nitrogen hadir di lapisan atmosfer Bumi.

Aurora kadang-kadang disebut sebagai ‘cahaya polar’. Ini terutama terlihat di daerah dataran tinggi seperti Kutub Utara dan Antartika. Aurora disebabkan oleh aliran partikel-partikel listrik (yang dipancarkan oleh matahari) yang terperangkap di medan magnet bumi.

Yang paling terang dan paling khas dari semua bentuk aurora adalah yang berbentuk seperti tirai dalam bentuk busur, memanjang di timur arah-barat. Efek cahaya alami ini dikenal sebagai ‘aurora borealis’ di ketinggian utara, sedangkan efek di lintang selatan dikenal sebagai ‘aurora australis’.

  1. Terjadinya arus panas dan arus dingin di laut

Arus laut ialah gerakan massa air dari suatu tempat (posisi) ke tempat yang lain. Arus laut terjadi dimana pun di semua laut. Ditinjau dari suhu atau temperaturnya, arus laut bisa dibedakan menjadi dua, yaitu:

  1. Arus panas, yaitu arus laut yang suhunya lebih panas dari suhu air laut di sekitarnya, misalnya arus Gulfstrem dan Kurosyiwo.
  2. Arus dingin, yaitu arus laut yang suhunya lebih dingin dari suhu air laut di sekitarnya, misalnya arus Peru, arus Oyasyiwo, dan arus Labrador.

Daerah pertemuan antara arus panas dan arus dingin menjadi daerah yang kaya akan ikan, karena adanya akumulasi plankton di daerah tersebut. Contoh daerah yang merupakan pertemuan arus panas dan arus dingin yaitu di Kepulauan Jepang, pertemuan antara arus Kuroshio dan arus Oyashio dan di New Falkland, merupakan pertemuan antara arus Falkland dengan arus Humboldt.

  1. Keanekaragaman fauna di dunia yang dibagi menjadi enam wilayah persebaran

Alfred Russel Wallace membagi kenekaragam fauna di Indonesia menjadi enam wilayah, diantaranya yaitu:

  1. Neartik, yang meliputi wilayah Amerika Utara dan selurh daerah Greenland. Contoh faunanya yaitu ntelop bertanduk cabang tiga, sejenis tupai dari Amerika Utara ( prairie dog), kalkun, burung biru, salamander, bison dan karibao ( karibu ).
  2. Neotropik, yang meliputi wilayah Meksiko bagian selatan sampai Amerika bagian selatan dan tengah. Contoh faunanya yaitu kukang, armadillo, alpaka, kelelawar pengisap darah, orang hutan, siamang, trenggiling.
  3. Paleotropik, yang meliputi hampir seluruh daratn eurasia dan beberapa daerah tertentu, anatar lain Himalaya, Afganistan, Afrika Ingris dan Jepang. Contoh faunanya yaitu bison, landak, kucing kutub, dan menjangan kutub.
  4. Ethiopian, yang meliputi seluruh daratan Benua Afrika, Madagaskar, dan daratan Arab bagian selatan, serta Gurun Sahara di bagian utara. Contoh faunanya yaitu gorila, simpanse, antelop, burung unta, kuda nil, zebra, dan jerapah.
  5. Oriental, yang meliputi Benua Asia beserta pulau-pulau nya yang dekat, diantaranya Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulewesi, Srilangka, dan Filipina. Contoh faunanya yaitu  hariamu, gajah, gibon, orang utan, dan badak bercula satu.
  6. Australis, yang meliputi wilayah Australia, Selandia Baru, Irian, dan Maluku serta pulau-pulau disekitarnya. Contoh faunanya yaitu kangguru, trenggiling, koala, kasuari, cenderawasih, kiwi, kura- kura, buaya, kakatua.
  1. Keanekaragaman ras di dunia

Ras dapat diartikan sebagai sekelompok individu/manusia yang secara turun-temurun memiliki ciri fisik dan ciri biologis yang sama. Dengan kata lain, ras adalah segolongan penduduk suatu daerah yang memiliki sifat-sifat keturunan tertentu berbeda dengan penduduk daerah lain. Adapun pembagian ras menurut A.L. Krober yaitu sebagai berikut:

  1. Ras Mongoloid, yang berasal dari Yunan, Cina Selatan. Mereka datang dan menyebar dari daratan Tiongkok Selatan ke Asia Tenggara. Kampuchea, Vietnam, Laos, Myanmar, Filifina, Malaysia dan Indonesia.
  2. Ras Kaukasoid, yang merupakan penduduk asli wilayah Eropa, sebagian Asia dan Afrika
  3. Ras Australoid, yang menempati wilayah India bagian selatan, Sri Lanka, beberapa kelompok di Asia Tenggara, Papua, kepulauan Melanesia dan Australia.
  4. Ras Negroid, yang merupakan penduduk asli wilayah Afrika dan sebagian wilayah Asia.

Ras-ras khusus, diantaranya yaitu:

  1. Bushman, yang berada di daerah Gurun Kalahari, Afrika Selatan.
  2. Veddoid/weddoid, yang berada di pedalaman Sri Lanka dan Sulawesi Utara.
  3. Pollinesian/Polinesoid, yang berada di Kepulauan Mikronesia dan Polinesia.
  4. Ainu, yang berada di Pulau Hokaido dan Karafuko (Jepang Utara).

Itulah kesimpulan dan bahasan lengkap yang bisa kami tuliskan pada segenap pembaca. Berkaitan dengan contoh fenomena geosfer yang ada di Indonesia dan diseluruh belahan Dunia. Semoga memberikan wawasan serta memberikan pemahaman.

Gambar Gravatar
Diah Ainurrohmah Adalah Alumni Jurusan Geografi dan Saat Ini Sedang Proses Penyelesaian Program Pascasarjana Geografi di Kampus Negeri Jawa Tengah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *