Pengertian Antroposfer, Aspek, Perhitungan, dan 4 Contohnya

Diposting pada

Antroposfer Adalah

Banyak kajian tentang ilmu kependudukan dalam geografi yang setidaknya dikenal dengan cabang ilmu geografi bernama antroposfer. Misalnya saja seperti adanya data statistik dunia mencatat bahwa populasi manusia yang hidup di permukaan bumi jumlahnya mencapai sebesar 7 milyar jiwa. Jumlah populasi yang didapat dari sensus penduduk Republik Indonesia hingga saat ini berjumlah sebesar 240 juta jiwa.

Penjelasan ini artinya penduduk Indonesia menyumbang 3.42% jumlah keseluruhan manusia yang terdapat di permukaan bumi. Tidak heran bahwa negara Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah populasi penduduk terbanyak nomor 4 di dunia setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat. Atas dasar cntoh kajian terebutlah antropsfer pada dasarnya diartikan ilmu tentang kependudukan. Alasannya karena ada beberapa aspek kajian yang didalamnya terkait dengan manusia dan akibat tindakan yang telah dilakukannya.

Antroposfer

Antroposfer pada hakikatnya berasal dari kata antrophos yang memiliki arti manusia dan sphaira yang memiliki arti lapisan. Menurut asal kata dari antroposfer tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa antroposfer adalah ilmu yang mempelajari tentang lapisan manusia yang tinggal di permukaan bumi.

Sehingga dalam hal inilah antroposfer tidak terlepas dari dinamika penduduk. Dinamika penduduk itu sendiri berisi tentang ilmu demografi. Ilmu demografi adalah cabang lagi dari ilmu antroposfer yang berisi tentang fertilitas, mortalitas, dan migrasi. Disisi lain, penjelasan mengenai ilmu antroposfer berkaitan mengenai potensi dan permasalahan kemasyarakatan. Potensi tersebut berupa kajian sumberdaya manusia dan permasalahan tersebut berupa ilmu demografi.

Sejarah Antroposfer

Dalam sejarahnya antroposfer terkadang juga disebut teknosfer merupakan bagian dari arti lingkungan yang dibuat atau dimodifikasi oleh manusia untuk digunakan dalam aktivitas manusia dan habitat manusia. Istilah antroposfer pertama kali digunakan oleh ahli geologi Austria abad-19, Eduard Suess.

Sedangkan untuk konsep kontemporer teknosfer pertama kali diusulkan sebagai konsep oleh ahli geologi dan insinyur Amerika Peter Haff, dari Duke University. Diperkirakan pada 2016, berat total antroposfer yaitu, struktur dan sistem buatan manusia yang setidaknya terdiri dari 30 triliun ton.

Pengertian Antroposfer

Antroposfer adalah kajian sosial ekonomi masyarakat yang berkarakteristik ilmu demografi berlandaskan dengan potensi masyarakat, permasalahan kependudukan, persebaran penduduk, dan kepadatan penduduk yang dijadikan sebagai kajiannya.

Pengertian Antroposfer Menurut Para Ahli

Adapun definisi antroposfer menurut para ahli, antara lain;

  1. Bagja Waluya, Pengertian antroposfer adalah serangkaian bentuk kajian terkait dengan permasalah pertumbuhan penduduk yang bisanya terdiri dari tingkat kelahiran, kematian, dan mobilitas yang terjadi didalamnya, sehingga kondisi ini sangat mempengaruhi kualitas penduduk yang ada di suatu wilayah dan perwilayahan yang ada.

Aspek Antroposfer

Aspek Antroposfer
Aspek Antroposfer

Dalam mempelajari cabang ilmu geografi berupa antroposfer akan ditemukan beberapa aspek di dalamnya. Yakni;

Populasi Penduduk

Penduduk merupakan sekumpulan orang yang tinggal dalam satu wilayah tertentu dalam waktu lama serta dapat memilih tinggal secara menetap atau sementara di wilayah tersebut. Populasi penduduk perhitungannya melalui sensus penduduk. Sensus penduduk proses perhitungan jumlah penduduk di suatu wilayah atau suatu negara yang dihitung dalam kurun waktu tertentu.

Adapun sensus penduduk dibagai menjadi 2, yaitu;

  1. Sensus De Jure

Sensus de jure adalah perhitungan jumlah jiwa yang dihitung berdasarkan masyarakat yang tinggal menetap. Masyarakat yang tinggal nomaden atau hanya tinggal sementara tidak diikut sertakan dalam perhitungan sensus de jure.

  1. Sensus De Facto

Sensus de facto adalah jenis sensus penduduk yang dilakukan dengan cara mendata penduduk secara keseluruhan berdasarkan data yang di lapangan. Sensus de facto mencatat keseluruhan warga tanpa memandang menetap atau tidaknya orang tersebut dalam suatu wilayah.

Jenis-jenis sensus penduduk yang dinamakan dengan sensus de jure dan sensus de facto dalam pelaksanaannya menggunakan 2 metode. Metode tersebut adalah metode householder dan metode canvaser, penjelasannya adalah sebagai berikut.

  1. Metode Householder

Metode householder adalah metode sensus penduduk yang dilakukan dengan cara menyebar angket untuk diisi oleh penduduk sendiri. Metode householder biasanya cocok digunakan untuk ukuran negara maju yang angka pendidikan penduduknya tinggi.

  1. Metode Canvaser

Metode canvaser adalah metode pelaksanaan sensus penduduk dengan cara mewawancarai setiap keluarga. Metode canvaser dilakukan saat melakukan sensus penduduk di negara berkembang yang mana angka pendidikannya masih relatif rendah.

Perhitungan Antroposfer

Dalam ilmu antroposfer perhitungannya bukan melalui sensus penduduk saja. Terdapat beberapa unsur dalam perhitungan analisis antroposfer di suatu wilayah. Antara lain;

  1. Fertilitas

Fertilitas disebut juga dengan kelahiran, jadi fertilitas adalah angka tingkat kelahiran penduduk di suatu wilayah yang menjadi pokok perhitungan antroposfer. Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia memiliki jumlah fertilitas yang tinggi. Hal ini dikarenakan jumlah perkawinan yang tinggi membawa dampak jumlah kelahiran yang tingi pula.

Fertilitas dapat dihitung melalui jumlah bayi yang lahir dalam satu tahun, dibagi jumlah penduduk secara keseluruhan, kemudian dikalikan 1000. Menurut tingkat angka ketinggiannya fertilitas dibedakan menjadi 3, yaitu golongan tinggi dengan angka kelahiran lebih dari 30 bayi, lalu golongan sedang yang angka kelahirannya antara 20-30 bayi, dan yang terakhir adalah golongan rendah yang angka kelahirannya dibawah 20 bayi.

  1. Mortalitas

Mortalitas disebut juga dengan kematian. Pada isi dalam salah satu ayat suci Al-Qur’an disebutkan dalam Surat Ali ‘Imran ayat 145 yang berbunyi “wa maa kaa nalinamsin’antamuta’illaa bi’idnillahikitaa banmu’ajjalan” yang artinya “sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya”

Kematian atau mortalitas adalah faktor yang menjadi penyeimbang jumlah angka kelahiran (fertilitas). Di negara berkembang seperti Indonesia angka kelahirannya tinggi dan diimbangi dengan angka kematian tinggi. Angka kematian tinggi di negara berkembang tinggi karena harapan hidup yang rendah karena faktor gaya hidup yang tidak sehat. Kematian dihitung dengan cara angka kematian yang tercatat dibagi jumlah penduduk lalu dikalikan dengan 1000.

  1. Migrasi

Migrasi adalah perpindahan dari suatu tempat ke tempat yang lain. Migrasi dapat dijadikan sebagai faktor perhitungan antroposfer karena terkait dengan tempat tinggal penduduk. Migrasi dapat bersifat sementara dan dapat juga bersifat menetap. Migrasi dibedakan menjadi.

  1. Transmigrasi

Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari pulau dengan jumlah angka kepadatan penduduk yang tinggi berpindah ke pulau dengan angka kepadatan penduduk yang rendah.

Transmigrasi berguna untuk pemerataan kepadatan penduduk. Pemerintah akan memerintahkan masyarakat untuk melakukan transmigrasi untuk yang belum mempunyai pekerjaan dan diberi imbalan ladang untuk digarap di tempat tinggal yang baru.

  1. Urbanisasi

Urbanisasi adalah perpindahan dari desa ke kota. Urbanisasi terjadinya karena masyarakat desa masih mengganggap bahwa bekerja di kota akan menjanjikan kesuksesan. Padahal jika urbanisasi tidak disertai dengan pendidikan dan keterampilan yang mumpuni akan membawa dampak semakin tingginya angka pengangguran di Kota. Urbanisasi dapat bersifat sementara dan dapat bersifat menetap.

  1. Ruralisasi

Ruralisasi adalah konsep atas adanya perpindahan penduduk dari kota ke desa. Dimana aspek ruralisasi diminati oleh penduduk perkotaan yang jenuh dengan suasana perkotaan dan menginginkan tinggal di wilayah pedesaan yang tenteram.

  1. Imigrasi

Imigrasi adalah perpindahan penduduk dari luar negeri menuju Indonesia. Imigrasi dilakukan oleh warga negara asing dengan tujuan bekerja dan sebagainya. Imigrasi dilakukan dengan prosedur tertentu yang sudah ditetapkan kebijakannya oleh pemerintah.

  1. Emigrasi

Emigrasi adalah perpindahan penduduk yang menjelaskan adanya pergerakan penduduk dari Indonesia ke negara lain. Emigrasi memiliki tujuan bahwa warga Indonesia yang akan bekerja di luar negeri atau untuk urusan tertentu akan menetap dalam jangka waktu lama.

  1. Remigrasi

Remigrasi adalah perpindahan penduduk dengan kembalinya seorang penduduk Indonesia yang telah melakukan emigrasi ke luar negeri untuk kembali ke Indonesia. Atau sebaliknya seorang warga negara asing yang telah melakukan imigrasi ke negara Indonesia lalu kembali lagi ke negara asalnya.

Contoh Antroposfer

Sedangkan untuk contoh kajian yang dilakukan dalam antroposfer. Antara lain;

  1. Mobilitas Penduduk Secara Vertikal

Mobilitas vertikal mengacu pada perubahan status pekerjaan, politik, atau agama seseorang yang menyebabkan perubahan posisi mereka di masyarakat. Mobilitas vertikal bisa naik atau turun.

Mobilitas vertikal naik mengacu pada berpindahnya individu dari suatu kelompok pada strata yang lebih rendah ke strata yang lebih tinggi atau pembentukan kelompok yang serupa dengan kedudukan masyarakat yang lebih tinggi, daripada berdampingan dengan kelompok yang ada.

Mobilitas vertikal turun misalnya terjadi ketika seorang pengusaha mengalami kerugian dalam usahanya dan terpaksa menyatakan pailit, sehingga berpindah ke lapisan masyarakat yang lebih rendah.

  1. Mobilitas Penduduk Secara Horizontal

Mobilitas horizontal terjadi ketika seseorang mengubah pekerjaannya tetapi status sosial mereka secara keseluruhan tetap tidak berubah. Misalnya, jika seorang dokter beralih dari praktik kedokteran menjadi mengajar di sekolah kedokteran, pekerjaannya berubah tetapi prestise dan status sosial mereka kemungkinan besar tetap sama.

Sorokin menggambarkan mobilitas horizontal sebagai perubahan agama, teritorial, politik, atau pergeseran horizontal lainnya tanpa perubahan posisi vertikal.

  1. Permasalahan kualitas penduduk yang berkaitan dengan pendidikan

Kualitas penduduk dapat diartikan sebagai taraf kehidupan penduduk yang berkaitan dengan kemampuan yang dimiliki dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Salah satu permasalahan yang berkaitan dengan kualitas penduduk adalah tingkat pendidikan.

Apabila tingkat pendidikan penduduk tinggi, maka kualitas dari sumber daya manusia yang dimiliki oleh suatu wilayah juga akan semakin tinggi. Sebaliknya, apabila tingkat pendidikan penduduk yang rendah, maka akan berdampak pada kemampuan penduduk dalam memahami ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan zaman dan teknologi.

  1. Permasalahan kualitas penduduk yang berkaitan dengan Kesehatan

Selain pendidikan, tingkat kesehatan juga menjadi salah satu indikasi terhadap kualitas penduduk di suatu wilayah, sebab kualitas penduduk ditinjau dari tingkat kesehatansangat berpengaruh besar terhadap upaya memajukan bangsa. Ketika tingkat kesehatan yang dimiliki masyarakat rendah, maka itu akan membawa dampak yang berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia.

Kesimpulan

Dari penjelasan yang dikemukakan, dapatlah dikatakan bahwa aspek kajian yang ada dalam antroposfer meliputi tambang dari mana mineral diperoleh, pertanian otomatis yang menghasilkan makanan untuk dikonsumsi oleh 7+ miliar sapiens, ladang minyak dan gas, sistem berbasis komputer termasuk internet, sistem pendidikan, tempat pembuangan sampah, pabrik, polusi atmosfer, satelit buatan di luar angkasa; kehutanan dan deforestasi, pembangunan perkotaan, sistem transportasi, instalasi nuklir, dan perang.

Disisi lain, antroposfer dapat dipandang sebagai biosfer yang dihasilkan manusia. Sementara biosfer adalah total biomassa Bumi dan interaksinya dengan sistemnya, antroposfer adalah massa total sistem dan material yang dihasilkan manusia, termasuk populasi manusia, dan interaksinya dengan sistem Bumi. Namun, sementara biosfer mampu memproduksi dan mendaur ulang bahan secara efisien melalui proses seperti fotosintesis dan dekomposisi, antroposfer sangat tidak efisien dalam mempertahankan dirinya sendiri.

Akhirnya dengan semakin berkembangnya teknologi manusia, seperti kemampuan yang lebih besar untuk meluncurkan objek ke orbit atau menyebabkan deforestasi, dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan berpotensi meningkat. Antroposfer adalah yang termuda dari semua bola bumi, namun telah membuat dampak yang sangat besar pada Bumi dan sistemnya dalam waktu yang sangat singkat.

Nah, penjelasan diatas adalah materi tentang pengertian antroposfer menurut para ahli, aspek, perhitungan, dan contoh kajiannya. Semoga hadirnya tulisan ini dapat bermanfaat untuk segenap pembaca terutama pelajar Indonesia yang sedang membutuhkannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *