Desa Triharjo berdiri pada tanggal 30 juli 1999. Desa yang saat ini berada di Kecamatan Merbau Mataram Kabupaten Lampung Selatan berdiri dari pecahan tiga desa yaitu Desa Merbau Mataram, Suban, dan Karang Raja. Pada awal berdirinya Desa Triharjo masih bagian dari Kecamatan Katibung.
Diantara tokoh yang mendirikan Desa ini adalah Trisno Wirohusodo, pada saat itu merupakan anggota DPRD Lampung Selatan, tokoh masyarakat antara lain Megeng Sutrisno, Suparman dan tokoh-tokoh lain seperti mantan kepala desa Merbau Mataram yaitu Sugiyo.
Suparman dan Darmo Harjo adalah tokoh yang memberikan nama Triharjo, yang diharapkan dapat menjadi desa yang sejahtera dan sentosa. Di desa ini terdapat dua sekolah dasar yaitu SDN 1Triharjo dan SDN 2 Triharjo, disni juga terdapat PAUD Wijaya Kusuma dan TK Wiratama 45. Dusun-dusun yang ada di Desa Triharjo yaitu, Hargomulyo, Girijoyo I, Girijoyo II, Tempel Rejo, Panglong I, Panglong II, Staf, Batu Ampar, dan Purwodadi.
Dusun Batu Ampar
Batu Ampar merupakan sebuah dusun yang terletak di Desa Triharjo, bisa dinamakan batu ampar karena dahulu banyak batu-batu besar yang menghampar, tetapi saat ini hanya ada beberapa saja dikarenakan lahannya untuk membuat rumah-rumah.
Mayoritas masyarakat di sini yaitu bersuku Jawa, karena dahulu terdapat Program transmigrasi yang diselenggarakan melalui Brio Rekonstruksi Nasional (BRN). Sebuah program transmigrasi guna mengurangi kepadatan penduduk di Pulau Jawa.
BRN merupakan transmigrasi bagi para mantan pejuang kemerdekaan untuk membuka permukiman baru di daerah yang masih berupa hutan. Di Dusun Batu Ampar ada sekitar 65 kepala keluarga dan masyarakatnya masih banyak yang membuka lahan pertanian dan perkebunan sehingga mayoritas bekerja sebagai petani dan berkebun.
Dulu Dusun Batu Ampar memiliki sungai yang jernih dan asri yang biasanya menjadi tempat anak-anak ciblon atau bermain air, memancing ikan, dan jika musim kemarau tiba sungai biasanya menjadi tempat para ibu-ibu mencuci pakaian.
Namun seiring berjalannya waktu air sungainya menjadi kotor dan keruh karena sungai di sini menjadi tempat pembuangan air dari tambang pasir. Di Dusun Batu Ampar terdapat banyak tambang pasir yang mengakibatkan tanah-tanah menjadi berlubang, banyak supir-supir yang mengambil pasir dari sini dan karena itu juga jalanan menjadi cepat rusak.
Tradisi yang masih ada di Dusun Batu Ampar]
Yaitu:
- Marhaban bayi
Marhaban bayi atau di sini sering disebut marhabanan merupakan acara pencukuran rambut pada bayi yang baru lahir, Marhabanan biasanya dilakukan pada 40 hari setelah kelahiran bayi. Tradisi ini telah diwariskan secara turun-temurun sehingga sampai saat ini masih banyak dijumpai.
Marhabanan biasanya dilakukan dengan membaca doa-doa yang dipimpin seorang ustadz, sholawat dan acara intinya yaitu pencukuran rambut pada bayi.
Setelah selesai acara, para hadirin di berikan “berkat” yaitu makanan yang sudah di siapkan oleh tuan rumah yang dibantu oleh para saudara dan tetangga, berkat berisikan makanan siap saji, dalam acara ini biasanya terdapat telur dan uang yang dibentuk seperti bendera untuk mencerminkan harapan akan rezeki berlimpah, biasanya ditancapkan pada pohon pisang yang sudah dihias dan untuk dibagikan kepada para hadirin.
- Nyadran
Nyadran adalah kegiatan membersihkan makam-makam leluhur, serta ceramah keagamaan oleh tokoh agama kemudian dalam tradisi ini acara intinya adalah tahlilan sekaligus doa bersama yang dipimpin oleh mbah kaum atau ulama lokal.
Masyarakat yang datang biasanya diminta membawa alat untuk bersih-bersih seperti cangkul, sapu lidi, dan sabit rumput, waktu dilaksanakan nyadran ditentukan oleh pihak yang memiliki otoritas di daerah dan pelaksanaannya dilakukan secara bersama-sama.
Dengan adanya tradisi ini diharapkan untuk dapat mengingatkan diri bahwa semua manusia pada akhirnya akan mengalami kematian, juga dijadikan sebagai sarana guna melestarikan budaya gotong royong dalam masyarakat sekaligus upaya untuk dapat menjaga keharmonisan bertetangga. Tradisi ini biasanya dilakukan pada bulan Syaban atau Ruwah.
- Kenduren
Kenduren adalah tradisi Jawa yang masih dilalukan masyarakat Batu Ampar hingga saat ini. Tradisi kenduren mengundang para saudara dan tetangga dalam kediaman seseorang untuk memperingati dan mendoakan apa yang menjadi hajat penyelenggara kenduren.
Tradisi ini biasa di lakukan sehabis maghrib atau isya yang dihadiri oleh para laki-laki. Membaca doa-doa yang dipimpin oleh tokoh agama untuk memohon keselamatan atau mengirimkan doa untuk leluhur yang telah meninggal dunia. Selesai pembacaan doa, semua rangkaian acara ditutup dengan makan bersama dan pembagian berkat oleh tuan rumah.
- Likuran
Tradisi Likuran atau dikenal dengan nama Selikuran adalah tradisi yang dilakukan masyarakat Batu Ampar yang memeluk agama Islam dalam menyambut malam ke-21 di Bulan Ramadan. Tradisi ini biasanya dilakukan oleh para masyarakat Dusun Batu
Ampar setelah selesai melaksanakan sholat tarawih, biasanya setiap anggota rumah khususnya para ibu-ibu menyiapkan nasi bungkus beserta lauknya untuk dibawa ke masjid. Dalam acara ini dilakukan doa bersama terlebih dahulu, lalu kemudian dilanjutkan acara makan-makan bersama.
Itulah saja penjelasan singkat tentang adanya deskripsi dari Desa Triharjo Kecamatan Merbau Mataram Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung. Semoga saja memberikan wawasan bagi kalian yang membutuhkannya.