Desa Pasuruan Kecamatan Penengahan

Diposting pada

Desa Pasuruan Kecamatan Penengahan

Provinsi lampung merupakan provinsi paling ujung Sumatera dekat dengan selat sunda dan berbatasan dengan Sumatera selatan. Desa Pasuruan berada di kecamatan penengahan, kabupaten lampung selatan berbatasan dengan kecamatan Kalianda. Letak desa Pasuruan tepat di bawah kaki gunung Rajabasa. Di desa ini memiliki jumlah penduduk yang lumayan banyak ketimbang daerah sekitarnya. Karena di desa ini memiliki penduduk yang berasal dari beberapa suku yang ada di Indonesia.

Mengapa saya bisa mengatakan desa ini begitu menarik? Menarik dalam artian bukan yang menyentrik, tetapi di desa ini memiliki banyak tradisi yang unik dan menarik.

Tradisi Rewangan

Tradisi rewangan merupakan kebiasaan yang ada di kalangan masyarakat suatu desa untuk berkumpul, membantu-bantu ketika ada seseorang yang akan atau memiliki acara tertentu. Misalnya acara pernikahan, biasanya ibu-ibu maupun bapak-bapak akan diundang oleh tuan rumah untuk turut membantu dalam keberlangsungan acara tersebut. Jadi dua atau tiga hari sebelum acara akan di mulai, masyarakat sekitar akan berkumpul di rumah tuan rumah tersebut.

Ada yang membuat tungku masak, tempat cucian piring, ada yang mengumpulkan bumbu-bumbu, dan lain-lain.

Selain acara pernikahan, biasanya rewangan dilakukan ketika ada salah seorang masyarakat yang terkena musibah, misalnya ada sanak saudara yang meninggal dunia. Jika dalam acara pernikahan tuan rumah harus mengundang dengan cara mendatangi rumah tetangga satu persatu, maka dalam hal yang satu ini tidak begitu, melainkan dengan suka rela dari setiap masyarakat.

Meski begitu tetap ramai orang yang berdatangan untuk membantu. Biasanya juga mengadakan tahlilan mulai dari hari ketujuh, 40 hari, 100 hari satu tahun atau biasanya warga desa ini menyebutnya dengan ngehol, kemudian dilanjutkan sampai hari yang ke seribu.

Tahun Baru Islam atau Suro

Tahun baru Islam biasanya diperingati setiap tanggal 1 Muharram. Masyarakat di desa Pasuruan selalu atau bahkan rutin menyelenggarakan kegiatan ini, yaitu berkumpul di perempatan jalan setiap malam Suro dengan membawa ambengan atau yang biasanya orang Jawa menyebutnya nasi takir atau bacakan.

Acara ini dipimpin oleh sesepuh tiap dusun masing-masing. Kemudian melakukan do’a bersama dengan tujuan untuk memohon keselamatan. Setelah selesai melakukan do’a bersama, masyarakat yang ikut serta atau datang pada acara tersebut kemudian melakukan makan bersama dari ambengan tadi.

Peringatan Ulang Tahun Desa

Acara ini biasanya diperingati setiap tanggal 23 Agustus. Dengan berbagai macam kegiatan seperti mengadakan lomba-lomba. Misalnya kegiatan gotong royong, lomba antar dusun dan juga festival budaya. Kegiatan gotong royong dilakukan untuk membersihkan halaman sekitar rumah, halaman masing-masing dusun, jalan bahkan gang di setiap dusun dan juga membersihkan toga setiap dusun.

Lomba antar dusun diantaranya ada lomba senam, lomba kebersihan dusun, lomba toga paling bersih, menarik dan lengkap tanamannya, lomba tumpeng dan lomba tarian tradisional dari setiap dusun. Selain itu juga ada festival budaya.

Festival budaya ini biasanya ditampilkan pada hari H dan dilaksanakan di balai desa ini. Dalam acara ini biasanya menampilkan tarian daerah perwakilan dari setiap dusun, kemudian ada pameran hasil karya atau kerajinan yang dihasilkan oleh ibu-ibu PKK setiap dusun, kerajinannya berupa tas dari gelas minuman ringan, sulaman.

Biasanya setiap empat tahun sekali, acara ini selalu mengundang dan menampilkan wayang kulit dari Jawa. Kegiatan ini dilakukan dengan pembentukan panitia oleh aparatur desa dan karang taruna.

Tradisi Kuda Lumping

Kuda lumping atau sebagian orang menyebutnya jaranan atau jatilan merupakan tarian daerah dari Jawa yang menampilkan para penari dengan menunggangi kuda buatan dari anyaman bambu. Di desa saya kuda lumping sering ditampilkan pada acara pernikahan atau sunatan. Tapi biasanya di desa ini kuda lumping dalam acara pernikahan atau sunatan ditampilkan satu hari setelah acara tersebut selesai.

Selain pada acara pernikahan dan sunatan, kuda lumping juga ditampilkan pada hari-hari tertentu, seperti tujuh belas agustusan, tahun baru Islam atau acara yang diadakan oleh desa setempat.

Jum’at Bersih Dan Sehat

Di desa saya setiap dua minggu sekali selalu mengadakan kegiatan Jum’at bersih dan sehat. Jumat bersih dilakukan dengan gotong royong bersama seluruh warga desa dengan membersihkan halaman rumah masing-masing, juga terkadang para bapak-bapak berkumpul untuk membersihkan lapangan bola, lingkungan sekitar kantor camat, lapangan puskesmas dan juga pasar.

Setelah melakukan gotong royong, biasanya mendekati waktu zuhur, para warga yang turut serta dalam pelaksanaan kegiatan gotong royong berkumpul di rumah bapak lurah untuk makan siang bersama. Kemudian sore harinya di lanjutkan kegiatan senam bersama di lapangan balai desa.

Biasanya peserta senam kebanyakan adalah ibu-ibu muda dan terkadang juga ada yang usia lanjut. Karena di kegiatan senam tersebut dibagi menjadi dua macam, yaitu senam untuk usia muda dan senam untuk orang-orang yang sudah lansia. Selain ibu-ibu terkadang ada bapak-bapak yang ikut kegiatan tersebut.

Mitoni

Mitoni merupakan suatu budaya Jawa yang turun temurun yaitu melakukan syukuran kepada ibu hamil yang sudah memasuki usia kandungan tujuh bulan. Kegiatan ini dilakukan dengan do’a bersama di rumah yang mengadakan syukuran.

Biasanya orang sini menyebutnya genduri. Setelah selesai do’a bersama, orang-orang yang di undang tersebut diberikan sebuah nasi lengkap dengan lauk dan sayur. Yang membuat unik adalah di nasi mitoni ini diberikan rujak buah asam pedas sebagai tanda bahwa nasi tersebut merupakan nasi syukuran tujuh bulanan.

Itulah saja penjelasan singkatnya tentang adanya Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Semoga saja memberikan wawasan bagi kalian yang sedang membutuhkan.