Halim Perdanakusuma Kecamatan Makasar

Diposting pada

Halim Perdanakusuma Kecamatan Makasar

DKI Jakarta merupakan ibu kota negara Indonesia yang terletak di pesisir bagian barat Pulau Jawa. Selain menjadi ibu kota negara, Jakarta juga dijuluki sebagai kota metropolitan yang padat nan sibuk, karena semua pusat dan sistem informasi berkembang dengan sangat pesat di sana. Jakarta tidak hanya dikenal dengan sebutan kota metropolitannya saja, tetapi terkenal akan watak masyarakatnya yang keras dan individualisme.

Hal tersebut terjadi semata-mata bukan karena mereka ingin seperti itu, akan tetapi karena situasi dan kondisi yang memaksa mereka untuk dapat melindungi diri sendiri dari kerasnya ibu kota Jakarta. Ditambah dengan jam kerja yang tinggi dan masalah kemacetan serta kepadatan yang tak henti-henti, menjadi salah satu faktor warga jakarta berubah menjadi budak korporat yang individualis.

Sehingga hal-hal seperti tegur sapa, gotong royong, dan interaksi antar tetangga perlahan-lahan sudah mulai pudar. Bahkan, tradisi asli suku betawi yang merupakan penduduk asli sana perlahan mulai menghilang karena saking banyaknya perantau dari luar ibu kota yang menetap disana. Akan tetapi di balik semua hingar-bingar kota Jakarta yang biasa kita dengar di berita, Jakarta juga memiliki sisi lain yang sebelumnya tidak terdengar di berita. Seperti di tempat lahir saya yaitu di Halim Perdanakusuma.

Halim Perdanakusuma

Sebenarnya, Halim Perdanakusuma merupakan kawasan bandara militer sekaligus komplek perumahan dan kantor pangkalan udara milik TNI Angkatan Udara dibawah naungan Markas Besar TNI Angkatan Udara. Di mana, semua orang yang berada di kawasan tersebut merupakan bagian atau anggota dari TNI Angkatan Udara.

Sehingga di kawasan rumah saya, tepatnya berada di komplek Dirgantara II tidak memiliki kebudayaan adat khusus.

Karena sebagai abdi negara mereka harus menjadi pribadi yang nasionalis, berbudi pekerti, beretika, bermoral, serta menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan. Keharusan-keharusan tersebut, pada akhirnya harus menurun juga kepada istri dan anaknya karena secara tidak langsung mereka bagian dari keluarga abdi negara.

Maka dari itu, di komplek perumahan saya tidak memiliki tradisi adat, karena seluruh kebudayaan dari sabang sampai merauke dapat ditemukan di sana. Yang kemudian keberagaman suku dan adat budaya tersebut berbaur dan bersatu menjadi kebudayaan formal atau bisa disebut juga kebudayaan nasional. Hal ini dilakukan karena di sana kami tidak dianjurkan untuk berkelompok berdasarkan suku dan ras tertentu, serta tidak boleh terlalu mengedepankan tradisi khusus dari suku kami masing-masing.

Kebudayaan di Halim Perdanakusuma

Kebudayaan yang ada di komplek saya bersifat universal atau umum. Tidak ada peraturan adat yang berlaku di komplek rumah saya. Akan tetapi ada beberapa kebiasaan yang kemudian menjadi budaya kami. Diantaranya adalah gotong royong, di komplek saya gotong royong bernama korvei. Kemudian musyawarah, di komplek saya musyawarah antar tetangga dikemas dalam bentuk arisan yang berisikan diskusi dan penyampaian informasi baik dari kelurahan maupun perintah dari komandan Lanud Halim.

Korvei di Halim Perdanakusuma

Setiap akhir bulan selama satu minggu, ada kebiasaan gotong royong yang telah menjadi kebiasaan kami sejak tahun 1960-an, yaitu korvei. Korvei merupakan gotong royong serentak yang dilakukan oleh seluruh anggota TNI berpangkat sersan dan tamtama, serta seluruh warga kawasan komplek Halim Perdanakusuma. Biasanya korvei itu kegiatannya menyapu jalanan, memungut sampah, dan memotong rumput. Tugas korvei antara anggota TNI dan warga komplek pun berbeda. Anggota TNI biasanya korvei di area kantor mereka sendiri atau di jalan utama belakang bandara, sedangkan warga komplek hanya sekedar membersihkan kawasan kompleknya saja.

Kemudian setelah melakukan korvei biasanya kita berkumpul di balai komplek hanya untuk sekedar duduk dan bercengkrama dengan tetangga. Moment tersebutlah yang tidak saya temukan di komplek manapun di Jakarta, hanya di komplek inilah saya masih merasakan kekerabatan dan rukun tetangga masih terjaga dari dulu sampai sekarang.

Arisan

Di komplek rumah saya, setiap satu bulan sekali semua warga di RT.05 (RT rumah saya) mengadakan musyawarah, kegiatan tersebut dikemas dalam bentuk arisan. Di kegiatan ini biasanya yang berkumpul adalah ibu-ibu komplek, dan membahas tentang informasi yang di sampaikan oleh kelurahan/desa atau ada arahan khusus dari komandan Lanud Halim Perdanakusuma.

Peraturan Khusus dari Markas Besar TNI AU Tentang Komplek Rumah Dinas

Selain peraturan yang keluar dari kelurahan/desa, kami juga harus memenuhi peraturan yang dikeluarkan oleh Mabes AU (Markas Besar TNI AU). Ada beberapa peraturan yang hanya bisa ditemukan di komplek perumahan militer, Yaitu mengenai ketentuan bangunan dan kelengkapan kendaraan.

Barang siapa anggota TNI yang menempati rumah dinas di komplek militer dari matra manapun (AL, AU, AD) pasti cat rumahnya harus mengikuti warna matranya masing-masing. Misal AU warna biru muda, AL warna abu-abu muda, dan AD warna hijau muda. Peraturan ini harus di patuhi oleh seluruh anggota yang mendiami perumahan dinas milik TNI.

Kemudian, bangunan rumah tidak boleh bertingkat atau dua lantai. Mengapa demikian? Alasan jelasnya saya kurang tau kenapa, tapi kata ayah saya karena komplek rumah saya masih satu jangkauan dengan bandara dan kantor satelit penerbangan, jadi rumah bertingkat dapat menghalagi sinyal satelit penerbangan.

Peraturan yang terakhir adalah mengenai stiker kendaraan. Ini adalah praturan khusus yang hanya ada di Halim Perdanakusuma. Di Halim, kendaran yang ingin masuk ke dalam kawasan kantor atau jalan belakang bandara harus memiliki stiker khusus yang dikeluarkan oleh POM AU (Polisi Militer Angkatan Udara). Stiker tersebut mengisyaratkan kalau kendaraan tersebut mempunyai izin untuk melintasi kawasan tersebut.

Stiker kendaraannya pun di bedakan antara anggota TNI dengan warga sipil biasa. Untuk anggota TNI stikernya berwarna merah dan warga sipil biasa stikernya berwarna hijau. Stiker merah menandakan bahwa motor tersebut memiliki akses untuk masuk kawasan kantor, sedangkan stiker hijau hanya izin melintas saja.

Itulah saja penjelasan dan ulasan singkat tentang adanya Halim Perdanakusuma Kecamatan Makasar Jakarta Timur. Semoga saja memberikan wawasan bagi kalian semuanya yang sedang membutuhkan referensinya lho ya.