Dalam kajian ilmu biologi suatu populasi menggambarkan sekelompok individu dari spesies yang sama yang menempati area tertentu pada waktu tertentu. Beberapa karakteristik populasi yang menarik bagi ahli biologi termasuk kepadatan populasi, angka kelahiran, dan tingkat kematian. Bersama-sama, parameter tersebut menggambarkan bagaimana kepadatan populasi berubah seiring waktu. Cara-cara di mana kepadatan populasi berfluktuasi, meningkat, menurun, atau keduanya dari waktu ke waktu, adalah subjek dinamika populasi.
Sedangkan daalam studi kependudukan, istilah populasi itu bisa merujuk pada arti penduduk itu sendiri, sehingga dikenal istilah dinamika penduduk, yaitu suatu kondisi yang mengacu pada bagaimana jumlah penduduk berubah seiring waktu. Dampak dinamika penduduk diantaranya yaitu pertumbuhan penduduk yang tinggi , peningkatan kebutuhan pangan dan tempat tinggal.
Dinamika Penduduk
Dinamika penduduk adalah serangkaian bentuk perubahan jumlah penduduk yang dipengaruhi oleh arti natalitas (kelahiran), makna mortalitas (kematian), dan migrasi (perpindahan penduduk) yang ada dalam mobilitas kependudukan.
Faktor Dinamika Penduduk
Secara garis besar dinamika penduduk dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi. Berikut penjelasannya:
Adapun untuk faktor penunjang kelahiran (Pro Natalitas), antara lain:
-
Perakawin usia muda
Perkawinan usia muda dapat meningkatkan angka kelahiran. Oleh sebab itu, pemerintah menetapkan peraturan melalui UU No. 16 Tahun 2019 sebagai perubahan atas UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, menyebutkan bahwa batas usia perkawinan antara laki-laki dan perempuan adalah sama, yaitu 19 tahun. Pada UU sebelumnya yang batas usia perkawinan laki-laki (19 tahun) dan perempuan (16 tahun).
-
Pandangan “banyak anak banyak rezeki”
Paradigma penduduk bahwa “banyak anak banyak rezeki” juga dapat menjadi pendorong tingginya angka kelahiran, karena mereka berpikir semakin banyak anak yang mereka miliki rezeki yang mereka miliki pun akan semakin banyak.
-
Anak menjadi harapan bagi orang tua sebagai pencari nafkah
Paradigma ini tak jauh berbeda dengan “banyak anak banyak rezeki”, karena penduduk berpikir bahwa semakin banyak anak yang mereka miliki, maka akan semakin banyak yang mencarikan bafkah bagi mereka ketika mereka sudah berusia lanjut.
Faktor penghambat kelahiran (Anti Natalitas), antara lain:
-
Pelaksanan Program Keluarga Berencana (KB)
KB adalah program yang direncanakan oleh pemerintah agar penduduknya cukuo memiliki dua anak saja. Hal ini dapat menghambat angka kelahiran karena penduduk akan melakukan pembatasan terhadap jumlah anak yang mereka miliki.
-
Penundaan usia perkawinan dengan alasan menyelesaikan pendidikan
Penundaan usia perkawinan dengan alasan menyelesaikan pendidikan bisa menghambat kelahiran karena pria dan wanita akan lebih memprioritaskan untuk menyelesaikan pendidikan mereka terlebih dahulu, dan akan menikah ketika usia mereka telah cukup matang.
Adapun untuk faktor pendorong kematian (Pro Mortalitas), antara lain:
-
Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dapat menjadi pendorong tingkat kematian sebab mereka akan berpikir ketika hanya sakit ringan, maka tidak perlu ke dokter. Padahal jika sakit itu terjadi secara berulang dan diabaikan lama-kelamaan akan berbahaya terhadap kesehatan dan meningkatkan resiko kematian ketika sudah parah baru periksa.
-
Fasilitas kesehatan yang belum memadai
Fasilitas kesehatan yang belum memadai di berbagai daerah sejatinya juga dapat menjadi pendorong tingginya kematian. Alasannya karena pasien tidak mendapatkan penanganan yang layah, sehingga resiko kematian pun semakin tinggi.
-
Terjadinya bencana alam
Terjadinya bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, banjir juga dapat meningkatkan angka kematian, terutama penduduk yang berusia rentan karena mereka tidak mampu untuk menyelamatkan diri.
Faktor penghambat kematian (Anti Mortalitas), antara lain:
-
Fasilitas kesehatan yang memadai
Fasilitas kesehatan yang memadai bisa menghambat tingkat kematian karena pasien bisa mendapatkan penangan yang lebih baik dengan fasilitas yang lebih lengkap.
-
Meningkatnya keadaan gizi penduduk
Meningkatnya keadaan gizi penduduk dapat menghamabat kematian karena melalui gizi yang baik kesehatan pun semakin terjamin (mengurangi kerentatan terhadap penyakit).
Migrasi ialah perpindah penduduk masyarakat dari kota, negara, atau wilayah satu ke wilayah lainnya dengan tujuan menetap atau hanya sementra. Faktor-faktor yang mempengaruhi penduduk melakukan migrasi, antara lain:
-
Harapan untuk mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang lebih baik
Orang biasanya akan melakukan migras karena merasa di tempat yang baru mereka akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan penghasilan yang lebih tinggi dibandingkan di daerah asal. Misalnya orang desa yang merantau ke kota, atau bahkan seseorang yang menjadi TKI atau TKW di luar negeri.
-
Terjadi bencana alam di tempat asal
Terjadi bencana alam di daerah asal juga bisa melatarbelakangi seseorang untuk bermigrasi karena adanya bencana alam tersebut telah menghancurkan rumah dan harta benda mereka, sehingga pindah ke tempat lain untuk mengungsi atau menghindari bencana yang sama di waktu mendatang.
-
Fasilitas di daerah asal lebih baik
Bukan hanya berharap mendapatkan pekerjaan dan penghasilan yang lebih baik, tapi motif seseorang melakukan migrasi seringkali juga dipengaruhi oleh ketersediaan fasilitas umum, seperti pendidikan, jaminan kesehatan, transportasi maupun kesediaan kebutuhan pokok yang lebih lengkap dari daerah asal. Misalnya daerah asal tidak terdapat universitas yang bagus, sehingga harus migrasi ke daerah lain.
-
Ikatan pernikahan
Ikatan pernikahan antara dua orang dari daerah asal yang berbeda seringkali mengharuskan salah satu untuk ikut menetap di tempat asal pasangannya.
Dampak Dinamika Penduduk
Dinamika penduduk dapat menimbulkan beberapa dampak, diantaranya yaitu:
-
Pertumbuhan penduduk yang tinggi
Pertumbuhan jumlah penduduk yang tidak terkendali dapat menyebabkan terjadinya ledakan penduduk yang ditandai dengan sebuah peningkatan jumlah penduduk yang pesat dan tiba-tiba kondisi inilah menjadi salah sat contoh dinamika penduduk yang meningatkan penurunan kualitas penduduk dalam sebuah negara.
-
Peningkatan kebutuhan pangan dan tempat tinggal
Pertumbuhan penduduk tentu saja memiliki konsekuensi terhadap jumlah kebutuhan akan pangan dan tempat tinggal, karena hal tersebutlah tentunya semua orang membutuhkan makanan dan tempat tinggal untuk bisa bertahan hidup.
-
Peningkatan jumlah pengangguran
Pertumbuhan penduduk yang tinggi apabila tidak diimbangi dengan ketersediaan lapangan pekerjaan akan menyebabkan tingginya berbagai jenis pengangguran yang ada dalam sebuah negara. Pengangguran ini sendiri menjadi salah satu contoh fenomena sosial yang menjadi penyebab masalah sosial.
-
Peningkatan angka kemiskinan
Hal ini disebabkan karena adaya ketidakseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan sumber daya, sehingga terjadi kelangkaan pada sumber daya, yang pada akhirnya akan meningkatkan angka kemiskinan
Nah, itulah tadi artikel yang bisa kami berikan pada segenap pembaca. Berkenaan dengan faktor yang mempengaruhi dinamika penduduk dan dampaknya yang ada di dalam sebuah masyarakat. Semoga bisa memberi edukasi dan pemahaman bagi kita semuanya.