Pada dasarnya alterasi dan mineralisasi bisa dikatakan sebagai bagian dari bentuk perubahan komposisi pada jenis batuan beku yang terjadi melalui proses perubahan secara fisik, kimia, ataupun mineralogi yang senantisa dipengaruhi oleh cairan hidrotermal pada batuan tersebut.
Sehingga kerapkali perubahan yang terjadi dalam alterasi dan mineralisasi berupa rekristalisasi, alasannya karena adanya penambahan mineral baru, terlarutnya mineral yang telah ada, penyusunan kembali komponen kimia-nya atau perubahan sifat fisik seperti permeabilitas dan porositas batuan.
Alterasi
Istilah alterasi kerapkali dipergunakan dalam objek kajian untuk bidang pengetahuan geologi, yang biasanya memunculkan alterasi mineral yang mengacu pada berbagai proses alam yang mengubah komposisi kimia mineral atau kristalografi.
Oleh karena itulah beberapa mineral dalam alterasi menjadi anggota dari rangkaian larutan padat dan merupakan sampel dari berbagai perubahan komposisi dalam suatu kontinum.
Pengertian Alterasi
Alterasi adalah perubahan komposisi mineralogi batuan yang terjadi dalam keadaan padat lantaran adanya pengaruh suhu dan tekanan yang tinggi dan tidak dalam terkondisi isokimia dalam menghasilkan mineral lempung, kuarsa, oksida, atau sulfida logam.
Pengertian Alterasi Menurut Para Ahli
Adapun definisi alterasi menurut para ahli, antara lain;
- KBBI, Definisi alterasi adalah variasi atau disimilaritas yang terjadi dalam derajad waktu.
Proses Alterasi
Proses terjadinya alterasi ini, antara lain;
-
Perubahan Mineral
Pada awalnya untuk proses terjadinya alterasi berawal dari perubahan mineral mengacu pada berbagai proses alami yang mengubah komposisi kimia mineral atau kristalografi. Dimana perubahan mineral pada dasarnya diatur oleh hukum termodinamika yang berkaitan dengan konservasi energi, relevan dengan kondisi lingkungan, seringkali dengan adanya katalis, yang paling umum dan berpengaruh adalah air (H2O).
-
Terjadinya Pelapukan
Derajat dan skala waktu di yang terjadi dalam mineral sangatlah berbeda, sehingga proses inipun berubah sekaligus bervariasi tergantung pada produk awal dan sifat fisik serta kerentanannya terhadap perubahan. Beberapa mineral seperti kuarsa dan zirkon memiliki ketahanan yang tinggi terhadap perubahan dalam kondisi pelapukan normal.
Namun yang perlu dipahami kuarsa dapat berubah menjadi stishovite (stishovite adalah mineral yang merupakan polimorf padat silika dan terbentuk pada tekanan yang sangat tinggi, terutama di kawah meteorit) dengan tekanan kuat, dan zirkon menjadi kriolit (zirkon metamict) dengan jumlah komponen radioaktif dan waktu.
Bahkan dalam beberapa keadaan, mineral berubah dengan tetap mempertahankan bentuk luarnya yang dikenal sebagai pseudomorph. Sehingga alterasi mineral sangat berbeda dengan metamorfosis proses alterasi batuan.
Contoh Alterasi
Contoh-contoh dan jenis dalam alterasi diantaranya yaitu;
-
Oksidasi
Contoh oksidasi yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari misalnya saja ketika mineral besi yang mengandung besi alami (natural ferrous iron mineral) seperti pirit dioksidasi berubah menjadi goetit atau besi hidroksida atau sulfat besi lainnya.
-
Hidrasi dan dehidrasi
Mineral gipsum yang umum adalah mineral sulfat hidro yang mudah berubah menjadi sulfat anhidrat yang secara tepat, kemudian hal ini dinamai anhidrit dengan bentuk pengeringan melalui serangkaian proses terjadinya secara berkepanjangan.
-
Kaolinisasi
Kaolinisasi pada dasarnya mengacu pada perubahan feldspar alkali menjadi kaolinit mineral tanah liat dengan adanya larutan yang sedikit asam. Hujan dengan mudah melarutkan karbon dioksida (CO2) dari atmosfer, mendorong pelapukan batuan granit.
Seperti yang ditunjukkan dalam reaksi berikut, dengan adanya asam karbonat dan air, kalium feldspar diubah menjadi kaolinit, dengan ion kalium, bikarbonat, dan silika dalam larutan sebagai produk sampingan.
2 KAlSi3O8 + 2 H2CO3 + 9 H2O => Al2Si2O5 (OH)4 + 4 H4SiO4 + 2 K + + 2 HCO3−
-
Epidotisasi
Epidotisasi adalah proses perubahan di mana feldspar plagioklas diubah menjadi kelompok mineral epidot (epidot ialah mineral silikat yang pada umumnya ditemukan pada batuan metamorfosis regional dengan kadar rendah hingga sedang).
-
Kloritisasi
Kloritisasi adalah serangkaian bentuk perubahan mineral piroksen atau amfibol menjadi mineral golongan klorit. Kloritisasi adalah proses umum dalam transisi metamorf ke fasies sekis hijau, dan metamorfosis retrograde fasies amfibolit.
-
Perubahan akibat guncangan
Seperti yang diamati di dalam dan sekitar astroblem seperti kawah tubrukan (impact craters), silika biasa atau kristal kuarsa dapat berubah menjadi mineral stishovite dan coesite sebagai akibat dari tumbukan meteorit yang menghasilkan tekanan ekstrem dan lingkungan bersuhu tinggi.
-
Peluruhan radioaktif
Contoh umum dari adanya bentuk perubahan peluruhan radioaktif adalah ketika terjadinya elemen radioaktif yang mengandung zirkon atau kristal alanit, kemudian dalam hal ini menjadi metamict atau amorf karena kerusakan struktural.
-
Serpentinisasi
Serpentinisasi bisa dikatakan sebagai salah satu bentuk proses alterasi mineral yang menghasilkan pembentukan kelompok mineral serpentin terutama dari kelompok olivin, dengan hidrasi dan perubahan tekanan sebagai faktor utama.
-
Dolomitisasi
Dolomitisasi mengacu pada perubahan batuan sedimen yang didominasi kalsium kaya kalsit seperti batu kapur, menjadi dolomit batuan yang kaya dolomit magnesia. Diagenesis kemungkinan merupakan penyebab yang melibatkan volume air dan panas yang cukup rendah, sebagai katalis pertukaran ionik. Reaksinya adalah sebagai berikut:
2CaCO3 (batugamping) + Mg2 + -> CaMg (CO3) 2 (dolomit) + Ca2 +
Itulah tadi artikel yang bisa dikemukakan pada semua pembaca berkenaan dengan pengertian alterasi menurut para ahli, proses, dan contohnya yang mudah ditemukan dalam keseharian. Semoga saja mampu memberikan wawasan bagi semua pembaca.