10 Jenis Hujan dan Penjelasannya

Diposting pada

Macam Hujan

Pada dasarnya hujan menjadi bagian daripada keseimbangan siklus hidrosfer yang menyebabkan tidak akan pernah bertambah atau berkurang jumlah debit air yang tersebar di seluruh permukaan bumi. Membahas fenomena hujan yang terjadi di permukaan bumi pasti tidak terlepas dari uraian materi terbentuknya hujan.

Namun, pada artikel kali ini kita akan fokus pada pembahasan macam-macam hujan. Baik berdasarkan proses terjadi, intensitas, maupun berdasarkan partikelnya.

Hujan

Hujan adalah proses jatuhnya titik titik air (presipitasi) dari lapisan atmosfer bumi menuju ke permukaan bumi. Proses terjadinya hujan ini sendiri berawal air yang terdapat di permukaan bumi diuapkan melalui bantuan sinar matahari (fenomena ini disebut sebagai evaporasi).

Kemudian uap air tersebut terkumpul menjadi satu membentuk awan. Jenis awan yang mengandung banyak sekali kandungan air akan meluapkan air tersebut jatuh ke permukaan bumi dalam bentuk titik-titik air (presipitasi).

Dalam proses terbentuknya hujan terdapat 3 perubahan bentuk. Perubahan bentuk tersebut antara lain adalah sebagai berikut;

  1. Penguapan (air menjadi gas)
  2. Kondensasi (udara menjadi padat)
  3. Mencair (padat menjadi air)

Jenis Hujan

Klasifikasi jenis hujan dapat kita simak pada penjelasan materi di bawah ini;

  1. Hujan Siklonal

Hujan siklonal adalah bagian jenis hujan yang pertama. Hujan siklonal adalah hujan yang terjadi karena tekanan suhu yang panas, temperatur udara yang tinggi, bersamaan dengan pusaran angin di atmosfer bumi. Hujan siklonal lebih banyak terjadi di daerah yang beriklim tropis (daerah yang dilalui garis ekuator/garis khatulistiwa).

Pusaran angin tersebut disebabkan oleh pertemuan arus angin pasat timur laut dan arus angin pasat tenggara. Angin tersebut akan menggumpal menjadi satu dan berkumpul di awan yang menjadi pusat dari penyimpanan air hujan.

Pusaran angin yang menggumpal lama-kelamaan akan sampai pada titik jenuhnya. Apabila sudah sampai pada titik jenuhnya maka langit akan menjadi mendung (ditandai dengan warna gelap pada awan). Setelah itu terjadilah presipitasi air hujan yang turun dari atmosfer menuju ke permukaan bumi.

  1. Hujan Orografis

Hujan orografis adalah hujan yang terjadi di kawasan dataran tinggi. Dataran tinggi adalah permukaan bumi yang memiliki ketinggian diatas 1000 meter diatas permukaan laut. Dataran tinggi biasanya memiliki iklim sejuk. Kabut merupakan hal biasa ditemui di dataran tinggi. Hujan orografis adalah hujan yang terjadi karena kabut pada dataran tinggi mengeluarkan titik-titik air dalam jumlah yang kecil.

Penduduk sekitar menyebut hujan orografis sebagai kabut yang lewat. Udara dingin yang terjadi di kawasan dataran tinggi bercampur dengan hembusan angin membuat kabut menjadi mengeluarkan titik-titik air yang kemudian terjadilah hujan orografis.

  1. Hujan Frontal

Hujan frontal biasanya disebut masyarakat Suku Jawa sebagai “hujan kethek”. Hujan frontal ditandai dengan turunnya presipitasi air hujan dalam jumlah yang gerimis maupun lebat namun sinar matahari masih mengeluarkan cahaya cerah dan suhu pun masih terasa panas.

Hujan frontal terjadi karena bertemunya udara panas dan udara dingin pada atmosfer bumi. Bertemunya udara tersebut menyebabkan beragam arti awan mengeluarkan titik-titik air hujan.

  1. Hujan Muson

Hujan muson biasa disebut sebagai hujan musiman. Hujan muson terjadi karena garis lingkar utara dan garis lingkar selatan bertemu dengan pergerakan semu tahunan matahari. Dikatakan pergerakan semu karena pada dasarnya yang bergerak bukanlah matahari, melainkan bumi.

Pergerakan bumi mengelilingi matahari dinamakan sebagai revolusi bumi. Dampak dari hujan muson adalah terjadinya musim kemarau dan musim penghujan.

Menurut penjelasan diatas (dampak hujan muson adalah terjadinya musim penghujan dan musim kemarau) dapat dipastikan bahwa hujan muson hanya terjadi pada daerah yang memiliki iklim tropis atau daerah yang dilalui garis khatulistiwa.

  1. Hujan Zenithal

Jenis hujan yang berikutnya adalah hujan zenithal. Hujan zenithal sering disebut sebagai hujan konveksi. Hujan zenithal adalah hujan yang terjadi karena hembusan angin pasat timur laut bertemu dengan hembusan angin pasat tenggara lalu membentuk gumpalan secara vertikal dan akhirnya memanas menuju ke awan. Fenomena ini menyebabkan naiknya suhu pada awan dan tekanan suhu di udara menjadi turun.

Salah satu faktor utama terjadinya hujan zenithal adalah tersedianya cukup asupan sinar matahari. Dari pernyataan diatas maka dapat kita ketahui bahwa daerah yang sering terjadi hujan zenithal adalah daerah yang dilalui garis khatulistiwa termasuk negara Indonesia.

  1. Hujan Asam

Jenis hujan yang keenam adalah hujan asam. Pengertian hujan asam adalah hujan yang memiliki pH 7 (rendah). Hujan asam terjadi karena kandungan unsur senyawa kimia yaitu karbondioksida terdapat di udara dan terbawa oleh presipitasi air hujan. Hujan asam membawa banyak manfaat yang berpengaruh di permukaan bumi. Manfaat hujan asam bagi kehidupan di permukaan bumi adalah mampu mempercepat proses pelarutan mineral dalam lapisan tanah.

Pelarutan mineral dalam tanah tersebut bermanfaat bagi tumbuhan karena dapat membantu proses fotosintesis. Selain itu penyerapan mineral dalam tanah dapat menyuburkan tumbuhan karena tumbuhan banyak mengambil sari-sari makanan dari tanah.

Namun hujan asam dapat berdampak buruk yaitu mempercepat proses korosi pada besi sehingga banyak ditemukan besi-besi yang sudah karatan.

  1. Hujan Lebat

Hujan lebat adalah hujan yang memiliki debit air diatas 50 mm persegi. Hujan lebat memiliki intensitas air yang tinggi. Hujan lebat membawa banyak hembusan angin sehingga dapat pula disebut sebagai hujan angin.

Dampak buruk hujan lebat bagi kehidupan di permukaan bumi adalah dapat menyebabkan beragam bentuk bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Hujan lebat juga dapat merusak kehidupan tanaman karena kelebihan jumlah air di tanah.

  1. Hujan Buatan

Hujan buatan adalah hujan yang sengaja dibentuk oleh manusia dengan tujuan menambah curah hujan di daerah tertentu. Hujan buatan dibentuk dengan cara penyemaian awan. Penyemaian awan dilakukan dengan cara menabur garam di ladang kosong. Beberapa hari kemudian hujan dapat turun dengan sendirinya.

  1. Hujan Gerimis

Hujan gerimis adalah keadaan dimana arti curah hujan yang memiliki diameter kurang dari 0,5 mm. Hujan gerimis ini keraokali juga disebut juga dengan hujan dizzle. Hujan gerimis dapat memberi manfaat membasahi permukaan bumi.

  1. Hujan Salju

Hujan salju adalah hujan yang terbentuk dari Kristal es. Hujan salju terjadi pada daerah yang suhunya mencapai 0 derajat celcius. Hujan salju biasanya terjadi pada daerah yang jauh dari garis khatulistiwa dan memiliki iklim sub tropis.

Kesimpulan

Dari penjelasan yang dikemukakan, dapatlah dikatakan bahwa adanya keadaan suhu yang sangat dingin di atmosfer bumi menjadi faktor utama dalam proses terjadinya hujan. Bentuk hujan yang selama ini kita ketahui mungkin sebatas gerimis, hujan lebat, dan hujan angin saja.

Padahal terdapat jenis-jenis hujan yang pada dasarnya dibedakan menjadi sepuluh macam. Antara lain seperti hujan siklonal, orografis, frontal, muson, zenithal, asam, deras, buatan, gerimis, dan salju.

Sekian penjelasan materi kali ini yang membahas tentang beragam macam hujan dari sudut pengertian dan jenisnya. Semoga saja adanya artikel ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang bertujuan menambah ilmu pengetahuan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *