Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara yang sering terjadi berbagai jenis bencana alam. Bencana alam memang terjadi menurut kehendak Sang Pencipta. Namun yang pastinya adanya bencana alam dapat dicegah sedemikian rupa agar tidak terjadi dikemudian hari.
Oleh karena itulah pada artikel kali ini kita tidak membahas mengenai bencana alam berupa macam-macam gempa bumi.
Gempa Bumi
Indonesia sering dilanda berbagai arti bencana alam khususnya gempa bumi. Hal ini lantaran Indonesia dilewati gugusan lempeng yaitu sirkum mediterania dan sirkum pasifik. Pergerakan lempeng benua tersebut mampu menyebabkan gempa bumi pada permukaan kerak bumi. Gempa bumi dibedakan menjadi 12 jenis.
Gempa bumi adalah getaran tiba-tiba pada kerak bumi akibat pergerakan lempeng bumi (lempeng tektonik). Gempa bumi dapat terjadi di sepanjang semua jenis batas lempeng. Lebih dari 150.000 getaran yang cukup kuat untuk dirasakan oleh manusia terjadi setiap tahun di seluruh dunia.
Gerak gempa disebabkan oleh pelepasan cepat energi potensial yang tersimpan ke dalam energi gerak kinetik. Sebagian besar gempa bumi diproduksi di sepanjang patahan, zona batas lempeng tektonik, atau di sepanjang punggungan tengah samudra .
Pengertian Gempa Bumi Menurut Para Ahli
Adapun definisi gempa bumi menurut para ahli, antara lain:
- Howel dan Mulyo (2004), Gempa bumi adalah suatu getaran ataupun serentetan getaran yang terjadi dari kulit bumi yang mempunyai sifat sementara (tidak abadi) yang kemudian getaran tersebut menyebar ke segala arah.
- Bayong (2006), Arti gempa bumi ialah suatu gerakan atau getaran yang terjadi pada kulit bumi yang dihasilkan dari tenaga endogen (tenaga atau kekuatan perut bumi yang terjadi karena adanya perubahan pada kulit bumi). Tenaga endogen mempunyai sifat yaitu mampu membentuk bumi menjadi tidak rata.
Jenis Gempa Bumi
Pembahasan mengenai 12 jenis gempa bumi berdasarkan terjadinya dapat kita simak pada penjelasan sebagai berikut.
-
Berdasarkan Sebab Terjadi
Gempa bemi terjadi berdasarkan sebab. Tidak mungkin gempa bumi dapat terjadi begitu saja tanpa sebab – sebab yang mengakibatkan terjadinya gempa bumi. gempa bumi berdasarkan sebab diklasifikasikan dalam gempa tektonik, gempa vulkanik, dan gempa runtuhan. Penjelasan gempa berdasarkan sebab terjadinya akan dibahas pada penjelasan sebagai berikut.
-
Gempa Tektonik
Gempa tektonik adalah gempa bumi yang diakibatkan dari pergeseran lempeng tektonik yang berada di bawah lapisan kerak bumi. Lempeng tektonik ini bergerak dengan kecepatan 16 mm per tahun. Selain menyebabkan terjadinya gempa bumi, pergerakan lempeng tektonik juga menyebabkan bergesernya letak sebuah daratan yang ada di permukaan bumi.
Sebagai contoh pada zaman dahulu kala, daratan di permukaan bumi hanya terdapat 1 benua. Benua tersebut adalah daratan Pangea. Kemudian daratan pangea bergerak terbagi menjadi 2 daratan yaitu daratan Laurasia dan daratan Gondwana. Lalu kedua daratan tersebut bergerak lagi hingga terjadi pembagian 5 benua besar seperti sekarang ini.
Bukti pergerakan lempeng tersebut adalah penemuan fosil yang serupa di daratan Amerika Selatan dan Afrika. Kenampakan daratan Afrika dan Amerika selatan apabila dipersatukan menjadi 1 daratan yang berhubungan.
-
Gempa Vulkanik
Gempa Vulkanik adalah gempa bumi yang terjadi dikarenakan aktivitas magma di bawah perut bumi. aktivitas magma tersebut tepatnya berada di dalam gunungapi.
Magma yang bergejolak di dalam gunungapi akan bergerak menyebut keluar. Penyemburan magma keluar dari gunungapi mengeluarka lava ini disebut sebagai peristiwa erupsi. Lava yang keluar dari gunungapi dinamakan lahar apabila sudah bercampur dengan air.
Aktivitas vulkanis pada magma yang berada di dalam gunungapi menyebabkan pergerakan di permukaan bumi. Akhirnya pergerakan tersebut disebut sebagai gempa vulkanis. Gempa vulkanis hanya terjadi pada daratan yang dijumpai gunungapi.
-
Gempa Runtuhan
Gempa runtuhan adalah kekuatan gempa bumi yang sangat dahsyat. Gempa runtuhan diakibatkan karena runtuhan tanah dan batuan tyang terjadi di terowongan bawah tanah bumi. Gempa runtuhan terjadi karena terowongan di dalam bumi yang dijadikan sebagai area pertambangan.
Area pertambangan tersebut mempunyai tingkat keluasan yang cukup luas. Apabila terowongan yang berada di dasar struktur bumi tersebut tidak diantisipasi dengan baik maka reruntuhan akan terus terjadi. Gempa reruntuhan mengakibatkan 2 bencana alam, yaitu longsor pada terowongan pertambangan dan gempa bumi di permukaan kerak bumi.
-
Berdasarkan Kedalaman Hiposentrum
Klasifikasi terjadinya gempa bumi dapat dianalisis berdasarkan tingkat kedalaman hiposentrum. Hiposentrum merupakan sumber gempa bumi yang berada di bawah perut bumi pengukuran hiposentrum dilakukan melalui pengukuran gelombang seismik.
Hiposentrum merupakan sebuah titik dimana perhitungan kedalaman titik hiposentrum dilakukan dari permukaan laut hingga lokasi tempat titik gempa bumi berpusat. Gempa bumi yang diukur melalui kedalaman hiposentrumnya dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu gempa dangkal, gempa menengah, dan gempa dalam. Penjelasan mengenai gempa bumi yang diukur melalui kedalaman hiposentrumnya dapat disimak pada pembahasan di bawah ini.
-
Gempa Dangkal
Gempa hiposentrum dangkal disebut gempa dangkal apabila titik letak hiposentrum pusat gempa tidak begitu dalam dan masih berada di wilayah sekitaran pantai. Gempa bumi hiposentrum dangkal tidak berpotensi terjadinya tsunami.
-
Gempa Menengah
Gempa bumi dengan perhitungan kedalaman hiposentrum yang selanjutnya adalah gempa bumi menengah. Gempa menengah tingkat letak titik hiposentrumnya tidak terlalu dalam yang dihitung dari permukaan laut. Letak titik hiposentrum gempa menengah hanya berkisar antara 100 sampa dengan 300 m di bawah permukaan laut. Gempa menengah dapat berpotensi terjadinya tsunami.
-
Gempa Dalam
Gempa dalam merupakan gempa bumi yang dihitung dari tingkat titik hiposentrumnya yang cenderung dalam. Tingkat kedalaman gempa dalam memiliki hiposentrum lebih dari 300 m di bawah permukaan laut. Gempa dalam biasanya berpotensi besar mengakibatkan terjadinya tsunami.
-
Berdasarkan Jarak Episentrum
Episentrum adalah pengukuran gempa bumi yang ditinjau dari luar permukaan bumi. dengan kata lain episentrum merupakan kebalikan dari hiposentrum. Hiposentrum adalah pengukuran dari bawah perut bumi, sedangkan episentrum adalah pengukuran yang dilakukan diluar permukaan bumi. Penjelasan mengenai gempa berdasarkan jarak episentrumnya adalah sebagai berikut.
-
Gempa Setempat
Gempa setempat merupakan gempa bumi yang dirasakan pada permukaan bumi yang lainnya disekitaran lokasi terjadinya pusat titik gempa. Tingkat gempa setempat ini guncangannya tidak terlalu tinggi. Gempa setempat juga tidak berpotensi terjadinya bencana alam tsunami.
-
Gempa Jauh
Gempa jauh merupakan kebalikan dari gempa setempat. Apabila gempa setempat guncangannya hanya dirasakan pada permukaan bumi tempat titik terjadinya gempa berada, namun gempa jauh dirasakan oleh permukaan bumi termpat terjadinya titik pusat gempa, daerah sekitaran titik terjadinya gempa, dan area yang jauh dari lokasi titik terjadinya gempa.
Gempa jauh memiliki tingkat guncangan yang cukup tinggi hingga dirasakan jauh dari titik lokasi pusat gempa terjadi. Gempa jauh dapat menimbulkan kerusakan pada permukaan bumi tempat terjadinya lokasi pusat gempa. Gempa jauh juga biasanya berpotensi terjadinya tsunami.
-
Gempa Sangat Jauh
Gempa sangat jauh merupakan lanjutan dari gempa jauh. Gempa sangat jauh ini gempa yang dirasakan pada titik lokasi pusat terjadinya gempa, daerah sekitaran gempa, permukaan bumi yang jauh dari lokasi pusat terjadinya gempa, dan permukaan bumi yang lokasinya sangat jauh dari pusat lokasi gempa berada.
Gempa sangat jauh tingkat goncangannya sangat besar, ekstra dahsyat, hingga menimbulkan kerusakan yang sangat parah pada lokasi pusat terjadinya titik gempa, kerusakan sedang pada area sekitaran lokasi titik pusat gempa, kerusakan ringan pada lokasi yang jauh dari pusat titik terjadinya gempa, dan guncangan yang terjadi pada lokasi sangat jauh dari pusat terjadinya gempa. Gempa sangat jauh berpotensi besar atas terjadinya tsunami.
-
Berdasarkan Bentuk Episentrum
Sedangkan berdasarkan pada proses terjadinya bencana bumi buntuk episentrum ini ini, terbagi atas;
-
Gempa Sentral
Gempa sentral merupakan gempa yang terjadi berdasarkan lokasi letak episentrum yang berada pada satu titik saja. Gempa sentral hanya dirasakan pada permukaan bumi tempat terjadinya pusat gempa. Gempa sentral serupa dengan gempa setempat.
-
Gempa Linier
Gempa linier merupakan gempa bumi yang bentuk episentrumnya berupa satu garis lurus. Gempa linier dapat dirasakan pada lokasi terjadinya pusat gempa dan lokasi yang berada disekitar lokasi tempat pusat gempa.
Gempa linier berbeda dengan gempa jauh. Perbedaan gempa linier dan gempa jauh adalah jika gempa jauh guncangan yang dirasakan area skitaran pusat gempa menyebar, sedangkan gempa linier area yang merasakan guncangan sekitaran lokasi terjadinya pusat gempa adalah satu garis lurus.
-
Berdasarkan Letak Episentrum
Berdasarkan letak episentrum, bencana gempa bumi terbagi atas;
-
Gempa Laut
Gempa laut merupakan gempa bumi yang memiliki letak episentrum gempa berada di bawah permukaan laut. Gempa laut letak episentrumnya berada di bawah laut sehingga hiposentrum gempa laut tingkat guncangannya hanya terjadi di dasar laut. Gempa laut dapat mengakibatkan tsunami apabila tingkat guncangannya cukup tinggi.
-
Gempa Darat
Gempa darat adalah gempa bumi yang letak episentrumnya terdapat di permukaan lapisan tanah. gempa darat terjadi karena pergeseran lempeng tektonik dasar daratan. Hiposentrum gempa darat terdapat di lempeng benua.
Nah penjelasan artikel diatas merupakan pembahasan mengenai beberapa jenis gempa yang terjadi berdasarkan sebab terjadinya gempa, kedalaman hiposentrum gempa, jarak episentrum gempa, bentuk episentrum gempa, dan letak episentrum gempa.