Setiap daerah memiliki satwa endemik yang menjadi ciri khas sebagai keunikan tertentu. Misalnya saja di Papua terdapat burung Cenderawasih dan Kasuari. Nusa Tenggara Timur juga memiliki beragam arti fauna khas berupa binatang Komodo. Badak bercula satu dapat ditemui di Ujung Kulon. Jalak Bali bisa dijumpai di Pulau Bali. Beberapa pernyataan diatas menggambarkan fauna endemik daerah masing-masing di Indonesia yang terbagi atas Asiatis, Australiatis, dan Peralihan.
Fauna khas Asiatis meliputi Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Untuk daerah Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi tergolong fauna Peralihan. Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua termasuk dalam kategori fauna Australiatis. Pembagian fauna di Indonesia tersebut didasarkan atas kondisi geografis masing-masing tempat. Keseluruhan binatang yang disebutkan diatas merupakan salah satu dari beberapa contoh fauna yang sudah langka.
Binatang yang terancam punah perlu dilestarikan agar anak cucu kita pada generasi yang akan datang masih bisa melihat secara langsung hewan-hewan tersebut. Jika terjadi kepunahan, maka hewan itu akan menjadi dongeng pengantar tidur di masa depan. Untuk melestarikan fauna yang tergolong punah perlu dibangun suaka marga satwa.
Suaka Margasatwa
Suaka margasatwa adalah suatu lingkungan yang dibentuk karena tujuan melestarikan fauna yang hampir punah. Kategori hewan yang dilindungi biasanya melihat jumlahnya di alam bebas yang memprihatinkan. Sebagai contoh Badak bercula satu, hewan tersebut di habitat aslinya yaitu di Pulau Jawa di alam bebas tidak sampai 500 ekor. Padahal Badak bercula satu merupakan fauna endemik yang menjadi ciri khas Pulau Jawa.
Badak bercula satu banyak dicari oleh pemburu karena memiliki nilai jual yang tinggi pada cula tersebut. Satu-satunya cara mengambil cula hewan itu adalah dengan membunuh. Padahal, badak bercula satu yang betina hanya mampu melahirkan 2 ekor sepanjang hidupnya. Dan mereka (badak bercula satu) hanya berkembang biak pada musim kawin yaitu musim penghujan. Tidak bisa dibayangkan jika pemburu membunuh badak bercula satu secara liar di musim kemarau.
Tentunya ulah tersebut sangat mengancam kelestarian badak bercula satu. Kini, hewan tersebut dilindungi oleh pemerintah di berbagai jenis konservasi Ujung Kulon, Banten. Sudah tidak tersedia lagi jumlah badak bercula satu di alam bebas karena keseluruhan habitatnya telah dipindahkan menuju Ujung Kulon. Meski demikian, karena nilai jualnya yang tinggi pemburu nekat mencari hewan tersebut di kawasan konservasi.
Pemerintah Indonesia tidak tinggal diam akan hal itu. Penjagaan selalu diperketat di area konservasi oleh pihak yang berwajib. Pemburu yang kedapatan membawa senjata akan diberi hukuman yang berat sebagai efek jera. Hukuman bagi pemburu di kawasan konservasi berupa kurungan pidana maksimal 10 tahun dan denda maksimal 10 milyar rupiah.
Fungsi Suaka Margasatwa
Pembentukan suaka marga satwa pada umumnya berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi flora dan fauna yang terancam kepunahan. Dalam satu tempat suaka marga satwa hanya terdapat satu hewan endemik yang dilindungi. Hal itu diterapkan untuk mencegah saling mangsa antar hewan.
Jika dicampur maka pasti terjadi hukum rimba dimana hewan terkuat yang menang dan hewan lemah akan menjadi musnah karena predator-predator alami tersebut.
Ketika pergi ke suaka marga satwa, pengunjung dilarang memberi makanan pada hewan. Hal ini dikarenakan dapat mengancam kesehatan hewan tersebut karena yang memberi makan tentunya tidak tahu apakah kandungan dalam makanan tersebut berbahaya bagi hewan atau tidak. Berkunjung ke suaka marga satwa tetap mengutamakan tujuan kunjungan yaitu untuk rekreasi karena hal tersebut merupakan salah satu fungsi suaka marga satwa.
Secara khusus fungsi suaka marga satwa ada 6 yaitu melestarikan fauna, menjaga kesuburan tanah, menambah devisa negara, sebagai lokasi penelitian, budidaya dalam arti konservasi, dan menjaga keseimbangan ekosistem. Untuk lebih jelasnya mengenai fungsi suaka marga satwa dapat disimak pada uraian materi sebagai berikut.
-
Melestarikan Fauna
Fauna menurut makanannya dibagi atas karnivora, herbivora, dan omnivora. Menurut kepemilikan tulang belakang dibagi atas vertebrata dan invertebrata. Menurut cara berkembang biak dibagi atas ovipar, vivipar, dan ovovivipar. Sedangkan menurut jumlahnya terbagi atas hewan lingkungan dan hewan langka. Pembahasan materi tentang suaka marga satwa hanya fokus pada klasifikasi hewan menurut jumlahnya.
Untuk menjaga kelestarian binatang diperlukan membuat kawasan yang hanya berfokus pada perkembang biakan fauna. Di kawasan suaka marga satwa, sebagai contoh Ujung Kulon, di musim penghujan kawasan tersebut ditutup untuk umum.
Hal ini dikarenakan Badak bercula satu melakukan perkembang biakan hanya pada saat musim penghujan. Jika Ujung Kulon dibuka untuk umum pada musim penghujan ditakutkan mengganggu perkembangbiakan.
-
Menjaga Kesuburan Tanah
Fungsi suaka marga satwa diyakini dapat menjaga kesuburan lapisan tanah. Hal disebabkan karena kotoran hewan merupakan salah satu pupuk organik yang menambah tanah semakin subur. Tanah yang subur berguna bagi tumbuhan dalam melakukan proses fotosintesis. Dapat disimpulkan bahwa kawasan suaka marga satwa mengandung kualitas udara yang baik. Indikasi baiknya kualitas udara salah satunya dari kesuburan tanah tersebut.
Tanah yang subur memiliki tingkat erosi yang cukup minim. Tumbuhan dapat menyerap air tanah dalam jumlah banyak jika kualitas tanah baik. Ibarat manusia, pasti akan makan banyak jika makanan yang disajikan enak. Begitu pula tumbuhan yang lebih banyak menyerap air tanah pada kondisi tanah subur. Itulah sebabnya dalam ladang pertanian yang bertanah subur, kualitas hasil panen juga ikut membaik.
-
Menambah Devisa Negara
Devisa negara dapat diperoleh dari manapun, termasuk dari suaka marga satwa. Untuk mendatangi kawasan suaka marga satwa, pengunjung diharuskan membayar tiket masuk. Tiket tersebut sebesar 10% merupakan pajak yang diserahkan kepada pemerintah. Pajak dari suaka marga satwa dimasukan dalam kas APBN daerah.
-
Sebagai Lokasi Penelitian
Suaka marga satwa sering digunakan sebagai lokasi penelitian. Yang diteliti di suaka marga satwa objeknya bisa berupa hewan, tanah, kualitas air, dan lain-lain. Hubungan antara hewan budidaya dan kualitas air dapat dikaji dalam satu judul penelitian.
-
Budidaya Konservasi
Konservasi adalah bagian daripada suatu kawasan atau wilayah yang berfokus pada pelestarian lingkungan. Kawasan tersebut biasanya terletak jauh dari permukiman agar binatang yang sedang dikonservasikan dapat berkembang biak dengan baik.
-
Menjaga Keseimbangan Ekosistem
Suaka margasatwa diyakini dapat menjaga keseimbangan ekosistem. Hal ini dikarenakan setiap binatang menginginkan tinggal di lingkungan yang merupakan habitat asli mereka. Pembentukan suaka marga satwa selalu mengutamakan keaslian kawasan sesuai habitat asli binatang.
Nah, artikel diatas merupakan pembahasan yang mengkaji tentang beragam fungsi-fungsi suaka margasatwa. Semoga tulisan yang sudah diapaparkan diatas dapat bermanfaat untuk pembaca dalam hal menambah ilmu pengetahuan.