8 Jenis Patahan di Indonesia Beserta Penjelasannya

Diposting pada

Macam Patahan

Permukaan bumi secara umum terbagi menjadi 2 yaitu daratan dan perairan. Daratan ditinjau topografinya terbagi atas dataran tinggi, dataran rendah, lembah, cekungan, dan lain sebagainya. Kenampakan tersebut dinamakan sebagai relief bumi. Penyebab perbedaan kenampakan tersebut berasal dari tenaga pembentuk muka bumi yang dinamakan endogen. Endogen merupakan tenaga dari dalam perut bumi yang mempengaruhi topografi.

Topografi dapat dinilai menggunakan peta khusus yang dikenal dengan “arti peta topografi“. Pada kenampakan peta yang menunjukkan daratan tentunya terbagi dari berbagai macam warna yaitu hijau muda, hujau tua, kuning, merah, coklat, dan putih. Hijau tua digunakan untuk menggambarkan daratan yang berdekatan dengan pantai. Hijau muda menggambarkan ketinggian < 200 meter di atas permukaan air laut. Warna kuning untuk dataran tinggi, merah untuk gunung, dan cokelat untuk gunung > 3.000 mdpl.

Warna putih umunya digunakan untuk gunung yang memiliki ketinggian > 4.000 meter diatas permukaan laut. Namun di Indonesia gunung yang setinggi itu hanya berada di Gunung Jayawijaya, Papua. Karakteristik gunung setinggi lebih dari 4.000 mdpl biasanya diselimuti salju abadi pada daerah puncak. Sehingga pada peta diberikan warna putih sebagai perwakilan salju abadi.

Tenaga endogen salah satunya disebut sebagai patahan. Patahan mempengaruhi kenampakan bumi berupa dataran tinggi dan pegunungan. Patahan terjadi sangat dalam hingga mencapai dasar samudera. Patahan memiliki batas bidang tanah yang dinamakan sesar. Secara umum sesar terbagi menjadi 2 yaitu foot wall dan hanging wall. Pada artikel kali ini kita akan fokus membahas jenis-jenis patahan yang ada di Indonesia beserta penjelasannya.

Patahan di Indonesia

Patahan (retakan) adalah gerakan horizontal dan vertikal yang menyebabkan selimut bumi mengalami patahan atau retakan. Patahan yang terangkat lebih tinggi dinamakan horst, sedangkan yang lebih rendah dinamakan graben. Di Indonesia terdapat patahan semangko yang terletak di Pulau Sumatera.

Patahan tersebut terbentuk karena adanya beragam jenis tektonik lempeng Eurasia dan Indo-Australia terbagi menjadi 2 bagian.

Jenis Patahan

Patahan menyebabkan terjadinya pembelahan bidang tanah yaitu bidang atas (hanging wall) dan bidang bawah (foot wall). Dilihat dari jenis patahannya, klasifikasi sesar terbagi atas normal fault, reserve fault, dan strike fault. Pengelompokan patahan di Indonesia terbagi menjadi 2 yaitu sekala besar, yakni;

  1. Patahan Vertikal

Terdiri dari;

  1. Horst
  2. Graben
  3. Pegunungan patahan
  4. Fault scrap
  1. Patahan Horizontal

Anatara lain;

  1. Dekstral
  2. Sinistral

Berikut adalah ulasan beserta dengan penjelasan tentang bermacam-macam patahan yang ada di Indonesia, antara lain;

  1. Patahan Secara Vertikal

Patahan secara vertikal terbentuk karena tenaga endogen. Patahan ini menggerakkan lempeng bumi ke atas dan bawah. Sesar pada patahan vertikal terbagi 2 yaitu sesar naik dan sesar turun.

Sesar naik bergerak ke atas dan sesar turun bergerak ke atas. Patahan secara vertikal menyebabkan perbedaan ketinggian permukaan bumi yang beragam. Patahan vertikal di Indonesia terbagi atas beberapa jenis sebagai berikut.

  1. Horst

Horst adalah dataran yang mengalami kenaikan tinggi akibat tenaga endogen. Horst terbentuk dari tenaga tektogenesa secara vertikal. Tenaga tektogenesa merupakan pergerakan yang terjadi di lempeng perut bumi. Gambaran dari tenaga tektogenesa yaitu melakukan dorongan yang memusat ke arah sesar kemudian 2 titik patahan terdorong ke atas.

Hal ini menyebabkan pergerakan sesar yang bagian kanan kiri menjadi lebih tinggi dari pada bagian tengah. Dataran yang terbentuk horst menarik karena pembagian topografi anatara dataran tinggi dan dataran rendah. Contoh patahan horst yang ada di Indonesia terdapat di dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah dan Wonosari, Yogyakarta.

  1. Graben

Graben adalah dataran yang bergerak turun ke bawah akibat gaya tarik tenaga endogen ditambah dengan gaya gravitasi bumi menyebabkan penumpukan massa daratan. Penurunan lempeng yang terjadi pada dataran graben terjadi begitu cepat. Graben tejadi akibat gerakan tektogenesa yang memusat kemudian menarik sesar dari 2 titik yang berbeda hingga akhirnya menyebabkan patahan di kanan kiri sesar.

Gambaran secara sederhana graben merupakan kebalikan dari horst. Horst mematahkan sesar di bagian kanan kiri sehingga terlihat lebih tinggi. Sedangkan  graben mematahkan sesar di tengah sehingga sesar kanan dan kiri terlihat lebih rendah. Graben yang telah terbentuk dapat dilihat dari kenampakan lembah. Pembentukan tenaga graben sangat bergantung pada tekanan tenaga endogen.

Karena pembentukan pusat patahan, hasil graben menyebabkan daerah tengah lebih lebar dari pada wilayah kanan kirinya. Sedangkan tekanan yang meluas menyebabkan dasar graben terlihat seperti cekungan. Nama lain yang menjadi istilah graben dapat disebut sebagai slenk atau terban. Kemenarikan graben adalah dapat terisi air sehingga membentuk arti danau.

  1. Pegunungan Patahan (Step Faulting)

Pegunungan patahan (step faulting) adalah patahan yang berbentuk seperti tangga. Meskipun pertanian yang dibentuk terasering terlihat seperti tangga, namun terasering bukan bagian dari pegunungan patahan (step faulting) karena dibentuk secara manual. Pegunungan patahan (step faulting) terjadi karena penurunan beberapa patahan dalam jangka waktu bersamaan.

  1. Fault Scrap (Fleksur)

Fleksur (fault scrap) adalah patahan yang terbentuk dari tenaga endogen yang berfokus pada satu titik. Dorongan patahan ini menyebabkan salah satu bagian sesar menjadi naik sehingga membentuk dinding terjal yang posisinya lebih tinggi dari pada dataran di sekitarnya. Kenampakan patahan fault scrap (fleksur) dapat dilihat pada dataran cliff atau tebing.

  1. Patahan Secara Horizontal

Patahan secara horizontal adalah bentuk patahan akibat tenaga endogen yang bergerak dari arah kanan ke kiri atau sebaliknya. Gerakan ini bergerak mendatar, sehingga tidak menyebabkan perbedaan ketinggian pada daratan yang mengamai patahan secara horizontal. Patahan secara horizontal dapat ditinjau dari bekas patahan yang berbentuk garis-garis/retak-retak besar yang ada di dalam tanah.

Garis dalam tanah yang besar pada patahan secara horizontal berwujud lurus sehingga disebut sebagai kelurusan. Melalui citra satelit, interpretasi citra akan menampakkan kelurusan sebagai garis lurus memanjang. Patahan secara horizontal terjadi pada daratan lipatan.

Secara umum, patahan horizontal terbagi menjadi 2 yaitu dekstral dan sinistral. Pembahasannya sebagai berikut;

  1. Dekstral

Dekstral adalah patahan secara horizontal yang bermula dari pergerakan tenaga endogen ke arah kanan. Untuk mengetahui patahan dekstral dapat diketahui dengan berdiri di atas potongan dekstral yang besar kemudian melihat ke arah kiri. Jika bagian kiri terasa lebih mulus dari pada daerah kanan maka dapat dipastikan tempat berdiri tersebut disebabkan karena patahan dekstral.

  1. Sinistral

Sinistral mengandung pengertian yang berbanding terbalik dengan dekstral. Sinistral merupakan pergerakan lempeng tenaga endogen perut bumi yang bergerak ke arah kiri. Jadi untuk mengetahui petahan dekstral cukup berdiri di dataran yang terjadi patahan lalu tengok ke arah kanan.

Jika bagian kanan terlihat lebih mulus dari pada wilayah kiri maka daerah tersebut dapat dipastikan telah terjadi patahan sinistral.

Nah, itulah tadi pembahasan tentang materi yang menjelaskan tentang pengertian patahan dan jenisnya di Indonesia. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam tujuan menambah ilmu pengetahuan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *