4 Ciri Batuan Metamorf Beserta Penjelasannya

Diposting pada

Ciri Batuan Metamorf Beserta Penjelasannya

Diakui ataupun tidak bahwa batuan yang ada dipermukaan bumi mempunyai macam-macamnya dan juga dari karakteristiknya juga berbeda-beda. Jenis batuan metamorf ini adalah sebuah batuan yang biasanya berada di dalam tanah yang dimungkinkan dapat terjadi karena adanya tekanan magma dan gesekan antar batu.

Pada dasarnya batuan jenis metamorf ini dapat berupa gumpalan keras akibat dari adanya sebuah tekanan aktivistas kimia dalam suhu yang tinggi. Jenis-jenis batuan metamorf ini bisa dimanfaatkan manusia untuk mempermudah kegiatannya. Nah pada kesempatan kali ini artikel akan menjelaskan tentang ciri batuan metamorf beserta penjelasannya.

Pengertian Batuan Metamorf

Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk melalui transformasi batuan yang sudah ada sebelumnya melalui proses metamorfisme. Batuan asli (batuan sebelum metamorfosis), atau yang dinamakan protolit, mengalami panas dan tekanan yang menyebabkan perubahan fisik, kimia dan mineralogi pada batuan. Protolit dapat berupa batuan beku, sedimen, atau batuan metamorf yang sudah ada sebelumnya.

Batuan metamorf dikategorikan berdasarkan tekstur dan mineralogi. Zona suhu dan tekanan tertentu menentukan fasies metamorf yang berbeda. Diagnosis batuan yang mengandung mineral dari setiap fasies dapat dikaitkan dengan suhu dan tekanan yang menjadi ciri fasies tersebut. Salah satu contoh jenis batuan metamorf yaitu batuan sabak, batu marmer, batu ganes, dan batu kuarsit.

Misalnya, batuan fasies blueschist dan eklogit terbentuk di bawah suhu rendah hingga sedang dan tekanan tinggi. Kondisi seperti ini biasanya terkait dengan zona subduksi. Batuan fasies hornfels biasanya terjadi pada suhu sedang hingga tinggi dan kondisi tekanan rendah yang terkait dengan aureole kontak. Jenis batuan metamorf ini adalah satu diantaranya jenis batuan yang ada di indonesia dan juga batu yang dapat dimanfaatkan oleh manusia.

Ciri-Ciri Batuan Metamorf

Ciri-ciri batuan metamorf, antara lain:

  1. Mengalami metamorfisme

Kata metamorfisme berasal dari kata Yunani kuno, yaitu meta artinya “perubahan” dan morph  artinya “bentuk”. Metamorfisme dapat disebabkan oleh penguburan, tekanan tektonik, pemanasan oleh magma dari gunung berapi, atau perubahan oleh cairan. Jenis batuan metamorf ini mempunyai karakteristik keras sehingga mengandung mineral.

Pada tahap lanjut, metamorfisme adalah umum bagi batuan metamorf untuk mengembangkan sekumpulan mineral yang berbeda dan tekstur yang benar-benar berubah sehingga sulit untuk mengenali batuan asal atau protolitnya.

Batuan berubah selama metamorfosis karena mineral harus stabil di bawah kondisi suhu dan tekanan baru. Kebutuhan akan stabilitas dapat menyebabkan struktur mineral menata kembali dan membentuk mineral baru.

Ion dapat berpindah antar mineral untuk membuat mineral dengan komposisi kimia yang berbeda. Hornfels, dengan pita kristal gelap dan terang yang bergantian, adalah contoh yang baik tentang bagaimana mineral mengatur ulang dirinya sendiri selama metamorfisme.

  1. Tekstur batuan metamorf

Tekstur merupakan ciri batuan yang terdiri atas bentuk, ukuran, dan susunan butir mineral batuan. Akan tetapi, terdapat dua tekstur yang biasanya mudah dijumpai, yaitu relik dan kristaloblastik. Tekstur batuan metamorf ini adalah berupa butiran-butiran yang ada dipermukaan batu.

Relik ialah tekstur batuan asal dari batuan metamorf masih dapat diamati dan terlihat jelas dengan mata telanjang. Kristaloblastik ialah mineral dalam batuan yang sudah terkristalisasi. Tapi tidak menutup kemungkinan bahwa sebelum suatu batuan menjadi batuan metamorf, proses kristalisasi tambahan bisa saja terjadi, sehingga proses metamorfisme semakin baik. Akhrinya, batu yang dihasilkan memiliki kandungan yang cukup baik pula.

  1. Struktur batuan metamorf

Terdapat dua struktur batuan metamorf yaitu:

  1. Foliasi, yaitu batuan metamorf yang memiliki bentuk menyerupai belahan. Itu adalah hasil dari aktivitas penjajaran beberapa mineral yang berasal dari batuan penyusun utamanya.
  2. Non-foliasi, yaitu batuan metamorf tanpa belahan. Tidak adanya belahan tersebut disebabkan karena proses penjajaran beberapa yang berasal dari batuan penyusun utamanya tidak terlihat sehingga tidak dapat diamati.
  1. Warna batuan metamorf

Batuan metamorf memiliki warna yang bervariasi karena proses metamorfisme yang terjadi juga beragam. Misalnya feldspar, kwarsa, dan mika. Feldsper memiliki ciri khas yaitu adanya belahan pada warna batuan. Apabila belahan tersebut tegak lurus dan berwarna merah, maka dinamakan ortoklas. Apabila berbentuk kristal dan berwarna abu-abu /putih dinamakan plagioklas. Proses dari pembentukan batuan metamorf ini mempunyai jangka waktu yang sangat panjang sehingga perubahan warna yang ada di batu dapat terjadi secara cepat.

Kwarsa yang memiliki warna putih susu atau putih jernih, yang menunjukkan bahwa batuan tidak mempunyai belahan dengan berbagai bentuk. Mika merupakan batuan yang mempunyai belahan, apabila berwarna putih dinamakan muskovit, sedangkan apabila berwarana hitam dinamakan biotit. Klasifikasi batuan metamorf adalah bagian dari beberapa batuan yang dapat dikelompokkan pada jenis pembentukkan batuan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Demikianlah artikel yang dapat dibagikan kepada seluruh pembaca mengenai materi ciri batuan metamorf beserta penjelasannya. Semoga dapat menambah wawasan dan sekaligus menambah pengetahuan bagi segenap pembaca dan dijadikan salah satu referensi guna untuk keperluan menugas, pencarian informasi dan lain-lain.

Gambar Gravatar
Diah Ainurrohmah Adalah Alumni Jurusan Geografi dan Saat Ini Sedang Proses Penyelesaian Program Pascasarjana Geografi di Kampus Negeri Jawa Tengah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *