Diakui ataupun tidak bahwa Jenis batuan di Indonesia sangat banyak dan manfaat dari batuan tersebut dapat dipergunakan oleh manusia untuk membantu dalam kehidupannya. Salah satu kalsifikasi dari bataun sedimen ini mempunyai keunggulan dan karakteristik dari batuan yang lain, salah satunya adalah sedimentasi berdasarkan tempat pengendapannya, batuan sedimen pengendapannya berada di laut daerah rawa, Selain itu banyak sekali macam-macam batuan sedimen yang terjadi di tempat pengendapannya.
Batuan sedimen ini juga tempat pengendapannya berada di sungai. Jenis batuan sedimen ini terbentuk karena adanya perombakan hasil dari aktivitas kimia maupun organisme yang ada di permukaan bumi sehingga lama kelamaan mengalami pelapukan. Nah pada kesempatan ini tulisan akan membagikan materi tentang ciri batuan sedimen beserta penjelasannya.
Pengertian Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah jenis batuan yang terbentuk dari akumulasi atau pengendapan partikel mineral atau organik di permukaan bumi yang dilanjutkan dengan sementasi. Sedimentasi adalah nama kolektif untuk proses yang menyebabkan partikel-partikel tersebut mengendap di suatu tempat. Ciri utama dari batuan sedimen adalah terbentuk dari adanya pengendapan fosil.
Partikel-partikel yang membentuk batuan sedimen disebut sedimen, dan dapat terdiri dari detritus geologi (mineral) atau detritus biologis (bahan organik). Detritus geologis berasal dari pelapukan dan erosi batuan yang ada, atau dari pemadatan gumpalan lava cair yang berasal dari letusan gunung api. Detritus geologi diangkut ke tempat pengendapan oleh air, angin, es atau mass movement, yang disebut agen denudasi. Proses pembentukan dari jenis batuan sedimen ini biasanya memerlukan waktu yang sangat panjang karena prosesnya terbentuk dari adanya sisa-sia fosil ribuan tahun yang lalu.
Definisi batuan sedimen adalah batuan yang berasal dari pengendapan hasil partikel atau pelapukan organisme. Detritus biologis dibentuk oleh tubuh atau bagian tubuh (terutama cangkang) organisme air yang mati, serta massa tinja mereka, yang kemudian tersuspensi di dalam air dan perlahan-lahan menumpuk di dasar badan air. Sedimentasi juga dapat terjadi sebagai endapan mineral terlarut dari larutan air.
Ciri Batuan Sedimen
Ciri-ciri yang menjadi karakteristik dari batuan sedimen, antara lain:
-
Sebagian besar batuan sedimen mengandung kuarsa atau kalsit
Kebanyakan batuan sedimen mengandung kuarsa (batuan silisiklastik) atau kalsit (batuan karbonat). Biasanya, batuan sedimen mengandung sangat sedikit kandungan mineral utama yang berbeda, tapi juga sering asal mula mineral dalam batuan sedimen itu lebih kompleks dibandingkan pada batuan beku atau jenis batuan yang lainnya.
Mineral dalam batuan sedimen mungkin telah ada di dalam sedimen asli atau mungkin terbentuk karena adanya pengendapan selama diagenesis. Dalam kasus kedua, endapan yang berasal dari mineral mungkin telah tumbuh dari generasi semen yang lebih tua. Sejarah diagenesis yang kompleks dapat ditentukan pada bidang mineralogi optik, menggunakan mikroskop petrografi.
-
Tekstur batuan sedimen berkaitan dengan ukuran, bentuk, dan orientasi klas
Tekstur batuan sedimen merupakan semua kenampakan yang berkaitan dengan butir sedimen, mulai dari ukuran, bentuk, hingga orientasi. Dari tekstur tersebut kita juga bisa mengintepretasikan lingkungan sedimentasi suatu batuan sedimen. Ciri yang paling mencolok dairi batuan sedimen ini adalah teksturnya yang sangat keras karena telah tertimbu dari ratusan tahun yang lalu.
Batuan sedimen klastik memiliki tekstur yang mencakup unsur-unsur berikut:
- Fragmen, yaitu butiran yang memiliki ukuran lebih besar daripada pasir
- Matrik, yaitu butiran yang memiliki ukuran lebih kecil daripada fragmen, dan mengisi sela- sela diantara fragmen
- Semen, yaitu material halus yang berperan sebagai pengikat. Semen mengalami pengendapan setelah fragmen dan matrik. Pada umumnya semen berupa silika, kalsit, sulfat, atau oksida besi.
Ukuran butir pada batuan sedimen klastik, antara lain:
- >256 : Bongkah
- 64-256 : Brangkal
- 4-64 : Kerakal
- 2-4 : Kerikil
- 1-2 : Pasir Sangat Kasar
- ½-1 : Pasir Kasar
- ¼-½ : Pasir Sedang1/8-1/4 : Pasir Halus
- 1/16-1/8 : Pasir Sangat Halus
- 1/16-1/256 : Lanau Lempung
Batuan sedimen non-klastik pada umumnya terdiri atas satu jenis mineral atau yang dinamakan monomineralic. Biasanya, jenis tekstur pada batuan sedimen non-klastik dapat diketahui dengan memperhatikan kenampakan kristal yang menyusunnya. Jenis terkstur batuan sedimen non-klastik tersebut yaitu amorf dan berkoloni atau berkumpul.
Ukuran butir kristal pada batuan sedimen nonklastik, antara lain:
- >5 mm : Berbutir kasar
- 1-5 mm : Berbutir sedang
- <1 mm : Berbutir halus
-
Kandungan fosil pada batuan sedimen
Di antara tiga jenis batuan utama, fosil paling banyak ditemukan pada batuan sedimen. Batuan sedimen terbentuk pada suhu dan tekanan yang tidak menyebabkan hancurnya sisa-sisa fosil. Fosil yang berasal dari flora dan fauna tersebut biasanya hanya bisa dilihat melalui magnifikasi (pembesaran).
Fosil dapat berupa sisa-sisa langsung atau jejak organisme dan kerangka organisme tersebut. Yang paling sering diawetkan adalah bagian organisme yang lebih keras seperti tulang, cangkang, dan jaringan kayu tanaman. Jaringan lunak memiliki peluang yang jauh lebih kecil untuk menjadi fosil, dan jaringan lunak hewan yang berusia lebih dari 40 juta tahun sangat jarang terawetkan.
-
Struktur batuan sedimen
Secara umum, struktur batuan sedimen bisa dibedakan menjadi dua, yaitu:
- Struktur sygenetik, yaitu struktur yang terbentuk bersamaan dengan terbentuknya batuan sedimen. Struktur sygenetik biasanya disebut struktur primer batuan.
- Struktur Sygenetik batuan sedimen diklasifikasikan mnejadi dua bagian, yaitu yang terbentuk karena proses fisik dan karena proses biologi.
- Struktur epiginetik, yaitu struktur yang terbentuk setelah terbentuknya kekar, sesar, dan lipatan.
-
Warna batuan sedimen
Warna batuan sedimen sering ditentukan oleh besi (iron), unsur dengan dua oksida utama: besi (II) oksida dan besi (III) oksida. Besi (II) oksida (FeO) hanya terbentuk dalam keadaan oksigen rendah (anoksik) dan memberi warna abu-abu atau kehijauan pada batuan. Besi (III) oksida (Fe2O3) di lingkungan yang kaya oksigen sering ditemukan dalam bentuk mineral hematit dan memberi warna kemerahan hingga kecoklatan pada batuan.
Adanya material organik yang terbentuk dari organisme mati yang sebagian besar adalah tumbuhan, akhirnya membusuk dengan oksidasi atau aktivitas bakteri dapat mewarnai batuan menjadi hitam atau abu-abu.
Dalam keadaan anoxic, bahan organik tidak dapat membusuk dan meninggalkan sedimen yang gelap. Ini bisa terjadi, misalnya di dasar laut dalam dan danau. Ada sedikit pencampuran air di lingkungan seperti itu; Akibatnya, oksigen dari air permukaan tidak terbawa ke bawah, dan deposit sedimen biasanya berupa lempung gelap yang halus. Oleh karena itu, batuan gelap, kaya bahan organik, seringkali berupa serpih
Nah demikianlah, materi yang dapat dibagikan kepada seluruh segenap pembaca mengenai ciri batuan sedimen beserta penjelasannya. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagai segenap pembaca dan juga dapat menjadikan salah satu sumber referensi yang dapat diandalkan.