Pengertian Hiposentrum, Jenis, dan Rumus Penghitungannya

Diposting pada

Pengertian Hiposentrum, Jenis, dan Rumus Penghitungannya

Bumi adalah plenet yang terdiri dai beberpa lapisan yang melindungi bumi, lapisan bumi terdiri dari inti bumi yang terdiri di dalam perut bumi sedangkan kerak bumi adalah bagian yang paling atas. Kerak bumi mempunyai permukaan yang tidak merata dikarenakana adanya tenaga yang berasal dari dalam bumi yang teriri dari tenaga endogen berasal dari perut bumi dan tenaga eksogen yang muncuk dari luar bumi.

Definisi gempa bumi atau dikenal dengan seismik merupakan suatu fenomena yang terjadi di kulit bumi. Gelombang seismik dapat terjadi disebabkan adanya gangguan di dalam kerak dalam planet bumi seperti misalnya patahan atau ledakan yang kemudian merambat ke seluruh bagian permukaan bumi. Dalam peristiwa tersebut terdapat pusat gempa yang dikeal dengan hiposentrum dan episentrum. Tetapi yang pasti, peristiwa dalam hiposentrum merupakan tempat utama terjadinya gempa bumi yang hanya dapat dilihat menggunakan gelombang seismik.

Hiposentrum

Penjelasan tentang hiposentrum dan episentrum memiliki kesamaan, yaitu baik episentrum dan hiposentrum mewakili asal mula gempa bumi. Keduanya juga terkait dengan lokasi di mana gempa bumi biasanya memiliki efek paling dramatis. Gelombang seismik akan menyebar secara radial baik dari episentrum maupun hiposentrum.

Meski demikian, setidaknya ada perbedaan diantara keduanya istilah ini. Dimana untuk hiposentrum atau fokusnya adalah titik di dalam bumi tempat gempa pecah. Hal tersebut seringkali disalahartikan sebagai episentrum, yaitu titik yang berada tepat di di permukaan bumi, tempat gempa biasanya terasa paling kuat.

Pengertian Hiposentrum

Hiposentrum adalah pusat gempa yang berada di dalam arti litosfer yang merupkan tempat terjadinya gempa, dimana untuk hiposentrum diukur dengan menggunakan gelombang seismik. Gelombang seismik merupakan gelombang yang memancarkan getaran di dalam dan permukaan bumi. Gempa bumi yang terjadi akibat adanya aktivitas vulkanisme ataupun tektonisme pasti memiliki hiposentrum. Hiposentrum dan espisentrum mempunyai perbedanaan yang tidak banyak salah satunya adalah terjadinya suatu gempa.

Gempa bumi yang terjadi pada sesar berbeda dengan gempa yang terjadi karena tumbukan asteroid dan fenomena non-tektonik lainnya karena pecahnya asperitas di sepanjang permukaan sesar, yang dimaksud dengan hiposentrum adalah pusat gempa bumi yang berada di pusat dibawah permukaan bumi. Hiopentrum pada gempa bumi akan menyebabkan banyak terjadi kerusakan-kerusakan pada daerah sekitar.

Asperitas (asperity) adalah tingkat kekasaran permukaan lempeng di zona subduksi dengan sistem seismograf. Apabila tingkat kekasaran permukaan diketahui, maka bisa diketahui pula terjadinya perlambatan gerak penunjaman hingga akhirnya ‘terkunci’ dan kemudian lepas atau menggelosor. Daerah di permukaan bumi atau di dasar laut yang merupakan pusat getaran gempa merambat.

Lokasi hiposentrum

Hiposentrum merupakan pusat gempa, sehingga lokasi hiposentrum adalah lokasi awal terjadinya gempa bumi. Hiposentrum bisa berada puluhan hingga ratusan kilometer di bawah permukaan bumi. Saat kedalaman hiposentrum gempa meningkat, batuan di sekitarnya akan menjadi lebih elastis.

Oleh karena itu, pada titik tertentu batuan akan menjadi terlalu lemah untuk terjadi gempa bumi. Kekuatan gempa bumi tergantung pada seberapa banyak tekanan pada asperitas sebelum pecah. Akibatnya, jika asperitas pecah atau berubah bentuk sebelum tekanan dalam jumlah besar terakumulasi, gempa bumi tidak akan signifikan.

Tekanan yang terdapat di dalam bumi akan mengakibatkan bergetarnya lapisan bumi yang kemudian menghasilkan hiposentrum. Semakin dekat dengan hiposentrum maka getaran gempa akna semakin terasa, sehingga kerusakan yang ditimbulkan juga akan semakin besar. Apabila hiposentrum terletak di dasar laut dan dekat dengan permukaan dasar air laut akan berpotensi menyebabkan tsunami.

Berdasarkan hiposetrumnya gempa bumi bisa dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:

  1. Gempa dalam, yaitu gempa bumi yang memiliki hiposentrum pada kedalaman 300-700 km di bawah permukaan bumi. Hingga saat ini tercatat gempa terdalam terjadi pada kedalaman 700 km.
  2. Gempa intermediet (pertengahan), yaitu gempa bumi yang memiliki kedalaman hiposentrum antara 100-300 km.
  3. Gempa dangkal, yaitu gempa bumi yang memiliki kedalaman hiposentrum kurang dari 100 km

Demikianlah materi yang dapat dibgaikan kepada segenap pembaca mengenai materi pengertian hiposentrum, jenis dan rumus perhitungannya. Semoga artikel yang di tulius ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kepada segenap pembaca serta dapat menjadi sumber referensi.

Gambar Gravatar
Diah Ainurrohmah Adalah Alumni Jurusan Geografi dan Saat Ini Sedang Proses Penyelesaian Program Pascasarjana Geografi di Kampus Negeri Jawa Tengah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *