Pada hakikatnya untuk proses peerkembangan wilayah dan perwilayahan kota sangat dipengaruhi oleh transformasi struktural di dalam kehidupan masyarakat. Bahkan selama tahun 1990 sampai Tahun 2000 masyarakat telah menyaksikan perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah baru-baru dari perkembangan kota ini, misalnya saja runtuhnya sistem politik dan ekonomi, kebijakan integrasi baru, globalisasi ekonomi, dan penurunan negara bangsa, migrasi massal, penghematan pemerintah, dan sosial restrukturisasi.
Akan tetapi yang pasti, proses dalam tahapan perkembangan kota selain dikemukakan oleh Mumford juga dikemukakan oleh Griffith Taylor yang menjelaskan pendapatnya tentang 4 stadium perkembangan dari arti kota.
Perkembangan Kota
Perkembangan kota yang juga dikenal dengan urban development adalah serangkaian perubahan menyeluruh yang menyangkut semua perubahan di dalam masyarakat kota secara universal, baik perubahan sosial ekonomi, sosial budaya, maupun perubahan fisik.
Atas dasar inipula geografi perkotaan menurut Griffith Taylor seorang ahli dari Inggris senantiasa berkaitan menhubungkan tahapan perkotaan melalui analisis dimensi kompleks dari proses, pola, dan struktur sosial, ekonomi, budaya, dan politik perkotaan, serta proses perencanaan kota untuk membangun atau mempertahankan keunggulan komparatif lokal.
Tahap Perkembangan Kota Menurut Griffith Taylor
Adapun untuk jenis tahapan perkotaan yang dikemukakan oleh Griffith Taylor. Antara lain;
-
Stadium Infantile
Pada tahapan stadium infantile adalah pemukiman perkotaan yang ditandai dengan keberadaan kawasan campuran tanpa batas pemisah antara wilayah domestik dan komersial atau pemisah antara wilayah yang lebih kaya dan lebih miskin. Bangunan-bangunan mengalami persebaran yang cenderung tidak merata ke semua penjuru wilayah.
-
Stadium Juvenile
Pada tahapan ini, sudah mulai ada pemisahan antara areal yang digunakan untuk perdagangan dan permukiman. Kawasan pertokoan mulai berkumpul di pusat wilayah. Permukiman mulai dibangun di wilayah pinggiran kota, sedangkan pabrik-pabrik mulai dibangun dimana-mana.
-
Stadium Mature
Pada tahapan ini, mulai bermunculan daerah-daerah baru. Misalnya daerah industri, perdagangan, perumahan. Daerah-daerah tersebut muncul sesuai dengan rencana tertentu. Terdapat zonasi perumahan yang pasti dan pemisahan antara kawasan komersil dan kawasan industri.
Kawasan dalam pemukiman kelas atas terletak di pinggiran kota, sedangkan kawasan pemukiman penduduk kelas bawah terletak di dekat pusat komersial yang baru dikembangkan, dan pabrik-pabrik dibangun dekat jalur kereta api.
-
Stadium Senile
Pada tahapan ini, kota mulai mengalami kemunduran karena faktor ekonomi dan politik. Hal tersebut terlihat dari beberapa wilayah kota yang mengalami kerusakan berat. Contonya yaitu kota Detroit yang ditinggalkan penduduk karengna bangkrut.
Setidaknya untuk faktor utama yang berpengaruh terhadap perkembangan kota, antara lain:
- Faktor penduduk, yaitu adanya pertambahan penduduk baik disebabkan oleh pertambahan secara alami yang meliputi kelahiran dan kematian maupun karena migrasi.
- Faktor sosial-ekonomi, yaitu adanya perkembangan kegiatan usaha masyarakat
- Faktor sosial-budaya, yaitu adanya perubahan pola kehidupan dan tata cara masyarakat karena pengaruh luar, komunikasi dan sistem informasi.
Meski dari tahap perkembangan kota-kota tersebut sebgaian jenis kota besar di negara berkembang, masalah muncul dari populasi mereka yang terus bertambah. Perubahan struktural dalam masyarakat menampakkan diri dengan jelas di daerah perkotaan.
Nah, demikinalah saja artikel yang bisa kami kemukakan pada segenap pembaca berkenaan dengan jenis tahapan dalam perkembangan kota yang dikemukakan oleh Griffith Taylor. Semoga memberikan wawasan bagi kalian yang membutuhkannya.