Kegiatan dalam proses mengamati kaitannya adalah dengan melihat objek yang berada dalam jangkauan visual. Pengamatan dilakukan dalam perkembangan ilmu geografi sebagai pendekatan spasial guna meraih data yang diinginkan. Saat melakukan kegiatan pengamatan, yang perlu diperhatikan adalah tujuan dari apa yang hendak dicari. Untuk selanjutnya menganalisis objek yang perlu dikaji secara mendalam pada pembelajaran geografi.
Mengamati suatu objek disebut dengan interpretasi citra. Membahas interpretasi citra kaitannya adalah dengan materi penginderaan jauh. Pada artikel kali ini kajian penginderaan jauh akan lebih ditekankan pada tahap-tahap interpretasi citra. Tidak perlu pokok bahasan mengenai spasial temporal untuk melakukan pengamatan atau interpretasi citra. Karena tahapan interpretasi citra dapat kita pelajari sebagai berikut.
Interpretasi Citra
Interpretasi citra adalah langkah untuk mendapatkan gambaran suatu objek melalui citra foto dan citra non foto yang tidak hanya dilakukan hanya dengan mengambil gambar secara langsung. Diperlukan beberapa tahapan interpretasi citra agar bisa mendapatkan gambaran secara lugas mengenai objek yang perlu dikaji. Hal ini sesuai dengan jenis-jenis citra secara umum dalam objek studi geografi.
Bentuk Tahapan Interpretasi Citra
Tahapan ini berfungsi untuk menyempurnakan proses pengambilan gambaran objek citra. Dalam tahapan-tahapan interpretasi citra terdapat 4 jenis dalam pengerjaannya. Yaitu deteksi, identifikasi, analisis, dan deduksi.
Penjelasan lengkapnya adalah sebagai berikut;
-
Deteksi
Deteksi adalah kegiatan pengamatan awal dari objek yang hendak dilakukan interpretasi citra. Objek yang dapat dideteksi dapat berupa objek tampak dan objek tidak tampak. Objek tampak adalah seperti lahan, permukiman, lereng, topografi, dan lain sebagainya. Objek tidak tampak antara lain lempeng tektonik, lempeng vulkanik, dan lain sebagainya.
Banyak ahli yang mengartikan bahwa tahapan deteksi dalam interpretasi citra merupakan kegiatan menentukan keberadaan suatu objek tersebut telah masuk dalam standar layak untuk diamati atau tidak.
Tahap deteksi ini bersifat global, artinya deteksi bersifat menyeluruh agar semua persiapan dalam kegiatan pengamatan bisa memperoleh data yang dinginkan dan tidak perlu merubah data induk pada saat masuk ke dalam tahapan interpretasi citra yang selanjutnya.
-
Identifikasi
Kegiatan identifikasi adalah tahapan interpretasi yang nomor 2 setelah melakukan tahapan deteksi. Identifikasi adalah menggali objek yang diamati melalui pengambilan gambar menggunakan citra foto atau citra non foto. Pada tahap identifikasi pengambilan gambarnya bisa memakai kamera dan alat stereoskop.
Pada tahap identifikasi ini pengenalan objek belum terperinci. Hal ini dikarenakan identifikasi hanya mengambil gambar dan belum bisa untuk dipresentasikan secara deskripsi, hanya dapat dijelaskan menggunakan gambaran visual saja. Pengenalan objek tersebut harus didasarkan pada ciri-ciri sebagai berikut.
- Ciri Spektral
Ciri spektral adalah hasil dari interaksi objek dengan tenaga elektro magnetik yang berasal dari dari pengambilan gambar. Maksudnya adalah tenaga elektro magnetik yang ditampilkan gambar tersebut apakah dapat menyajikan rona dan warna dari suatu objek atau tidak. Secara sederhana rona adalah bentuk sedangkan warna adalah tampilan yang mendominasi.
- Ciri Spasial
Ciri spasial adalah lanjutan dari ciri spektral. Jadi isi dari ciri spasial tersebut berisi rona, warna, pola, ukuran, bayangan, tekstur, dan asosiasi. Karena pada ciri spasial ini persebaran akan dapat dilihat secara nyata sehingga pengenalan akan lebih mudah untuk tersampaikan.
- Ciri Temporal
Ciri temporal adalah objek pengambilan gambar yang jelas pada waktu perekaman. Ciri temporal merupakan bentuk yang nyata. Jadi apabila hendak menganalisis interpretasi citra dari lahan akan terlihat lahan yang subur akan memiliki warna yang hijau sedangkan lahan yang kering akan nampak kecoklatan.
-
Analisis
Tahap analisis adalah proses dimana menggabungkan serangkaian tahapan deteksi dan identifikasi. Dimana khusus pada tahap analisis lebih menakankan pada uraian deskripsi interpretasi citra. Agar lebih mudah dipresentasikan maka pada tahap analisis ini biasanya dibuat dalam bentuk peta, tabel, grafik, diagram, dan lain sebagainya.
-
Deduksi
Deduksi adalah pengambilan kesimpulan. Pembahasan hasil yang terdapat pada tahapan deduksi ini terdapat kecenderungan hubungan antara deteksi, identifikasi, dan analisis. Penarikan kesimpulan tidak dapat dilakukan sekali.
Perlu pengamatan objek berulang-ulang, identifikasi yang terperinci, dan deskripsi analisis yang baik supaya setelah menyelesaikan tahap deduksi nantinya pada saat mempresentasikan interpretasi citra mendapatkan hasil yang dianggap baik.
Jenis Interpretasi Citra
Adapun untuk berbagai macam interpretasi citra yang dipergunakan dalam manfaat penginderaan jauh. Antara lain;
-
Citra
Citra adalah bagian dari output atau hasil data yang akan kita dapatkan pada saat melakukan proses penginderaan jauh. Dengan kata lain citra merupakan suatu gambaran dimana memperlihatkan pengamatan objek di lapangan dan rekam jejak menggunakan alat pemantau citra yang dinamakan wahana.
Wahana yang digunakan dalam alat pemantau citra mengutamakan sebuah benda yang bisa terbang seperti pesawat, helikopter, drone, kamera terbang, dan lain-lain. Dengan menggunakan alat pemantau dari udara maka kita akan bisa mengamati objek secara langsung yang nantinya dapat diinterpretasikan.
Secara garis besar dapat kita simpulkan bahwa citra adalah rekaman kamera atau alat pengambil gambar lainnya yang dipresentasikan secara visual untuk memperoleh data optik, elektro mekanik, elektro optik, dan optik mekanik.
Pembagian citra dibedakan menjadi 2, yaitu citra foto dan citra non foto. Pembagian tersebut dikarenakan tidak semua objek dapat tertangkap kamera. Objek yang tidak dapat tertangkap kamera seperti objek yang berada di bawah tanah yaitu lempeng tektonik diperlukan interpretasi citra non foto. Berikut adalah penjelasan citra foto dan citra non foto.
- Citra Foto
Citra foto adalah gambaran pengamatan objek lapangan dari hasil rekaman wahana (kamera). Objek yang dapat diinterpretasikan menggunakan citra foto adalah objek yang dapat dijepret dengan kamera. Contoh interpretasi citra sederhana dari citra foto adalah apabila kita mengambil gambar suatu lengkungan kemiringan lereng menggunakan drone. Hasil foto lengkungan kemiringan lereng tersebut dinamakan sebagai citra.
Pengambilan citra menggunakan kamera dapat dilakukan secara vertikal dan dapat pula dilakukan secara horizontal. Vertikal adalah pengambilan gambar dari atas, sedangkan horizontal adalah pengambilan gambar dari samping. Karena dalam hal ini adalah melakukan pengamatan citra, maka yang perlu diperhatikan adalah pengambilan objek tetap sama-sama dilakukan melalui udara.
Nantinya hasil pengambilan gambar atau citra secara vertikal dan horizontal akan tampak jelas perbedaannya. Perbedaan ini dapat dikaji perbandingannya sebagai materi dalam pembelajaran geografi.
- Citra Non Foto
Citra non foto adalah proses rekaman gambar atau pengambilan objek dengan menggunakan alat pemantau (wahana) yang bukan merupakan jenis kamera. Namun tetap memiliki fungsi yang sama yaitu penangkapan objek secara visual. Biasanya, seseorang melakukan pengambilan gambar citra non foto menggunakan proses pemindaian atau yang sering kita dengar dengan istilah scanning.
Proses scanning dalam interpretasi citra non foto tidak dapat dilakukan hanya dengan satu kali pemindaian. Diperlukan beberapa kali pengambilan gambar dan mereduksi ulang hingga mendapatkan kesimpulan objek yang matang. Kegiatan pengambilan citra non foto ini dapat dibantu dengan alat yang dinamakan dengan pita serapan.
Nah, pembahasan diatas merupakan artikel yang sedikit menjelaskan tentang pengenalan citra dan kajian tentang jenis tahapan interpretasi citra. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan pembaca dalam mencari ilmu pengetahuan.