Pengertian Ekosistem Sawah, Ciri, dan 3 Contohnya

Diposting pada

Ekosistem Sawah Adalah

Lahan sawah adalah sebidang lapisan tanah subur berair yang dipergunakan untuk menanam padi. Dimana lahan persawahan ini menjadi ciri khas dari pertanian padi di Asia timur, selatan, dan tenggara. Perladangannya dapat dilakukan pada lereng bukit yang curam dengan berbentuk seperti teras dan dapat pula dilakukan pada wilayah yang berdekatan dengan kenampakan seperti sungai atau rawa-rawa.

Namun yang pasti, segenap ekosistem sawah dan perannya sangatlah penting bagi kehidupan manusia. Salah satunya bisa memenuhi kebutuhan pokok atas pangan.

Ekosistem Sawah

Ekosistem sawah bisa dikatakan sebagai salah satu bentuk ekosistem buatan yang ada wilayah dan perwilayahan daratan. Ekosistem sawah ini sendiri terdiri atas komponen biotik dan abiotik. yang kesemuanya saling melengkapi satu sama lainnya.

Pengertian Ekosistem Sawah

Ekosistem sawah adalah sejumlah lahan yang secara fisik berpermukaan rata, dibatasi oleh pematang, serta dapat ditanami padi, palawij,  atau tanaman budidaya lainnya. Dimana prihal inilah kebanyakan sawah digunakan untuk bercocok tanam padi.

Pengertian Ekosistem Sawah Menurut Para Ahli

Adapun definisi sawah menurut para ahli, diantaranya;

  1. Watanabe dalam Litbang Deptan (2010), Arti ekosistem sawah adalah suatu jenis ekosistem buatan dan suatu jenis habitat khusus yang mengalami kondisi kering dan basah tergantung pada ketersediaan air.
  2. Macmillan Dictionary, Pengertian ekosistem sawah adalah sebuah ladang tertutup air yang digunakan untuk menanam padi.
  3. Wikipedia, Ekosistem sawah adalah tanah yang digarap dan diairi untuk tempat menanam padi. Untuk keperluan pertumbuhan padi tersebut, sawah harus mampu menyangga genangan air, karena padi memerlukan penggenangan pada periode tertentu dalam pertumbuhannya. Pengairan sawah dilakukan melalui sistem irigasi dari mata air, sungai atau air hujan.

Ciri Ekosistem Sawah

Adapun ciri khas yang ada dalam ekosistem sawah antara lain:

  1. Terdapat di darat dan biasanya terletak di dataran tinggi.
  2. Terdapat biota hidup yang beradaptasi dengan kondisi pegunungan.
  3. Berada di tanah dan biasanya didiami oleh ulat.
  4. Terjadi proses rantai makanan
  5. Proses memanen tergantung pada musim.
  6. Dapat terjadi kerusakan oleh senyawa kimia maupun biota makhluk hidup.

Jenis Komponen Ekosistem Sawah

Jenis Komponen Ekosistem Sawah
Jenis Komponen Ekosistem Sawah

Bentuk ekosistem sawah terdiri dari beberapa komponen. Yaitu;

  1. Komponen biotik

Komponen biotik di ekosistem sawah terdiri atas 3 komponen utama yaitu:

  1. Tumbuhan primer

Tumbuhan primer adalah tumbuhan yang sengaja ditanam dan dirawat oleh petani agar dapat dipanen di kemudian hari. Tumbuhan primer tersebut dapat berbeda- beda sesuai dengan jenis sawah dan juga musim tanam. Contoh tumbuhan primaer yaitu padi, kacang hijau, kacang kedelai, dan lain-lain.

  1. Tumbuhan sekunder

Tumbuhan sekunder merupakan tumbuhan liar yang ikut tumbuh di sekitar tumbuhan primer. Pada dasarnya tumbuhan liar ini adalah gulma atau hama tanaman yang harus dihilangkan karena dapat mengganggu pertumbuhan tumbuhan primer.

Jika tumbuhan ini dibiarkan maka dapat merebut unsur hara di tanah yang sebenarnya dipersiapkan untuk tumbuhan primer. Contoh tumbuhan sekunder yaitu rumput dan tumbuhan semak.

  1. Hewan

Pada ekosistem sawah terdapat beberapa jenis hewan, baik hewan yang tidak mengganggu perkembangan tumbuhan primer, maupun hewan yang merugikan. Hewan yang tidak mengganggu misalnya cacing, ular, ikan, burung hantu dan elang.

Sedangkan untuk beberapa hewan yang merugikan misalnya tikus, burung pemakan biji- bijian, ulat, serangga dan keong mas.

  1. Komponen abiotik

Komponen abiotik di ekosistem sawah terdiri atas beberapa unsur, antara lain:

  1. Tanah

Tanah adalah komponen abiotik yang paling penting karena sebagai media tumbuhnya tanaman. Sebelum tanah dimanfaatkan untuk bercocok tanam harus diolah terlebih dahulu. Misalnya dengan cara dibajak menggunakan mesin traktor atau dengan tenaga hewan.

Membajak tanah mempunyai tujuan agar jumlah oksigen yang terkandung di dalam tanah menjadi lebih banyak. Kadar oksigen yang cukup sangat baik untuk organisme yang membantu menyuburkan tanah, bukan malah menjadi faktor penyebab pencemaran tanah.

  1. Air

Air juga merupakan komponen abiotik yang tak kalah penting karena air sangat dibutuhkan oleh tanaman agar bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Apabila ketersedian air tidak mencukupi maka sawah akan mengalami kekeringan dan gagal panen.

Akan tetapi, jika jumlah air yang mengairi sawah terlalu berlebihan maka dapat menyebabkan banjir dan juga gagal panen, sehingga sistem irigasi atau pengairan harus dibuat sebaik mungkin agar sawah menjadi produktif.

  1. Cahaya matahari

Cahaya matahari dibutuhkan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Fotosintesis akan menghasilkan glukosa yang digunakan untuk tumbuh dan sebagian besarnya disimpan dalam salah satu bagian tubuhnya. Bagian tumbuhan yang mengandung glukosa itulah yang nantinya dapat dipanen oleh manusia.

Contoh Ekosistem sawah

Untuk contoh ekosistem sawah biotik dan abiotik, diantaranya yaitu:

  1. Ekosistem sawah tadah hujan

Sawah tadah hujan merupakan ekosistem sawah yang mengandalkan air hujan untuk mengairi lahan pertanian. Sawah tadah hujan hanya dapat ditanami ketika musim penghujan. Sedangkan ketika musim kemarau, sawah dibiarkan begitu saja.

Hal tersebut menyebabkan tingkat produktivitas sawah tadah hujan tergolong rendah. Tidak seperti halnya sawah lain yang bisa panen 3 kali dalam setahun, sawah tadah hujan hanya bisa dipanen sekali saja tiap tahunnya.

  1. Ekosistem sawah pasang surut

Sawah pasang surut terdapat di dekat sungai, rawa-rawa, atau di dekat pantai. Sawah pasang surut menggunakan debit air untuk pengelolaan sistem irigasinya. Saat dibuat di dekat pantai, tanaman yang ditanam di sawah pasang surut harus tahan terhadap kontaminasi air garam.

Jika tidak terhadap kontaminasi tersebut tanaman akan cepat mati dan tidak dapat dipanen. Ekosistem ini dapat ditemukan di daerah pantai utara Jawa, pantai timur Sumatera dan Kalimantan bagian barat.

  1. Ekosistem sawah lebak

Ekosistem sawah lebak adalah ekosistem sawah yang dibuat diantara dua sungai yang besar. Sistem irigasinya dilakukan dengan memanfaatkan aliran air kedua sungai besar di kanan kirinya tersebut. Saat musim kemarau para petani tidak perlu menunggu air hujan karena debit air di sungai besar masih cukup untuk mengairi sawah.

Akan tetapi yang perlu dikhawatirkan adalah saat musim penghujan. Saat debit sungai begitu banyak, maka sawah lebak rawan terhadap banjir atau tergenang air. Oleh karena itu perlu dibangun sistem irigasi yang baik untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Apabila sistem irigasi yang dilakukan sudah tepat, maka sawah lebak sangat menguntungkan bagi petani karena tidak memerlukan banyak biaya selama bercocok tanam. Ekosistem sawah lebak dapat dijumpai di sekitar Sungai Musi dan Sungai Ogan di Sumatera.

Kesimpulan

Dari penjelasan yang dikemukakan, dapatlah dikatakan bahwa ekosistem sawah sebagai salah satu ekosistem buatan manusia yang dibuat pada lahan permukaan tanah. Ekosistem sawah dapat menjadi sumber utama terjadinya rantai makanan dari biota makhluk hidup. Sawah menjadi tempat bercocok tanam yang sesuai dengan kondisi iklim tropis karena menunjang dua musim.

Musim hujan dan musim kemarau yang cocok di masa yang tepat untuk menanam dan masa yang tepat untuk memanen. Struktur tanah yang tepat juga diperlukan dalam keberlangsungan hidup tanaman.

Oleh karena itulah, selama abad ke-20, pertanian sawah menjadi bentuk dominan dalam menanam padi. Budidaya perladang sawah dipraktekkan di Asia, yaitu di Kamboja, Bangladesh, China, Taiwan, India, Indonesia, Iran, Jepang, Korea Utara, Korea Selatan, Malaysia, Myanmar, Nepal, Pakistan, Filipina, Sri Lanka, Thailand, Vietnam, dan Laos. Selain itu dikembangkan pula di Eropa, yaitu Italia Utara, Prancis, dan Spanyol, khususnya di lahan basah Albufera de València di Komunitas Valencian, Ebro Delta di Catalonia dan lahan basah Guadalquivir di Andalusia, serta sepanjang pantai timur Brasil, Lembah Artibonite di Haiti, dan Lembah Sacramento di California.

Meski demikian, sawah mempunyai kondisi tanah yang sedikit berair sebab tanaman padi memang menyukai kondisi yang demikian. Ekosistem sawah identik dengan ekosistem pertanian yang tak lain merupakan sistem ekosistem sederhana juga monokultur.

Secara teoritik ekosistem persawahan adalah jenis ekosistem yang tidak stabil, karena kestabilan dari ekosistem sawah dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain interaksi antara komponen ekosistem di dalam sawah itu sendiri.

Hama dalam ekosistem sawah dapat dibagi menjadi dua yaitu parasitoid dan juga predator. Berdasarkan hasil penelitian telah ditemukan fakta bahwa sedikitnya terdapat 700 jenis hama yang ada di dalam ekosistem sawah. Salah satunya yaitu wereng batang coklat atau WBC. Pada ekosistem sawah, musuh alami bagi hama-hama tersebut sangat diperlukan sebab keseimbangan biologis bisa tercapai secara alami tentunya.

Demikianlah serangkaian penjelasan secara lengkap mengenai materi pengertian ekosistem sawah menurut para ahli, ciri, dan contohnya. Semoga melalui tulisan ini bisa memberikan wawasan serta menambah pengetahuan bagi segenap pembaca sekalian

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *