Menuju ke sebuah acara pernikahan teman ataupun saudara hendaklah menggunakan pakaian yang rapi dan formal. Pakaian yang rapi dan formal menunjukkan kasta kelas sosial di masyarakat. Dikatakan seperti itu karena kerapian dan formalnya penampilan menggambarkan material manusia yang dimiliki oleh individu. Gambaran tersebut sebagai contoh dari kolaborasi antara objek formal dengan objek material.
Seperti pada sudut pandang keilmuan yang menerapkan objek formal dan objek material dalam kajian pembelajaran. Namun objek formal dan objek material yang sesuai digunakan pada ilmu eksakta yang memiliki kaitan dengan ilmu sosial. Geografi adalah ilmu yang di dalamnya terdapat pelajaran eksak dan sosial. Pada artikel kali ini kita akan membahas mengenai objek formal geografi, dapat disimak pada ulasan sebagai berikut.
Objek Formal Geografi
Objek formal geografi adalah cara memandang keilmuan geografi pada kajian material yang berada di permukaan bumi baik fisik maupun sosial. Kajian material yang berisi pembelajaran studi kasus diterapkan pada bahasan formal. Objek formal biasa digunakan untuk menganalisis objek-objek studi geografi secara menyeluruh agar pokok bahasan tidak menyimpang pada inti suatu konsep.
Oleh karena itulah adanya sudut pandang objek formal geografi menggunakan aspek alamiah dasar yang menggunakan spasial approach (pendekatan spasial). Pendekatan ini meliputi pola persebaran, fenomena, dan perkembangan objek yang berada di permukaan bumi.
Contoh Objek Formal Geografi
Uraian diatas telah disinggung pengertian dari objek formal geografi sebagaimana diketahui dalam mengkaji fenomena yang terjadi di permukaan bumi. Untuk lebih mendetail maka secara garis besar objek formal geografi dibagi menjadi 4 aspek.
Aspek-aspek tersebut yaitu aspek keruangan, aspek kelingkungan, aspek kewilayahan, dan aspek waktu. Penjabaran dari keempat contoh objek formal geografi adalah sebagai berikut.
-
Aspek Keruangan
Geografi tidak terlepas dari ruang. Ruang yang dimaksud dalam keilmuan geografi berarti spasial. Yang artinya segala kajian geografi dimulai dari permukaan bumi dan seluruh isinya hingga ke dalam inti bumi dalam ruang lingkupnya. Dari kajian ruang maka akan timbul letak, jarak, dan keterjangkauan.
Aspek keruangan contohnya dapat untuk mempelajari letak suatu negara berdasarkan pada letak geografis maupun astronomis. Yang nantinya timbul kajian jarak antara daerah A dengan daerah B. Keterjangkauan mengacu pada jalur transportasi yang digunakan untuk bermobilisasi dari satu lokasi menuju lokasi lainnya yang terdapat di permukaan bumi.
-
Aspek Kelingkungan
Aspek dalam pengertian lingkungan dalam objek formal geografi digunakan untuk mencapai suatu hubungan atau interaksi dari berbagai komponen-komponen yang terdapat pada keruangan. Artinya kelingkungan masih terkait dengan pendekatan spasial. Aspek kelingkungan lebih mengacu pada komponen biotik (manusia, hewan, tumbuhan, alam, perairan, batuan, tanah, dan lain sebagainya).
Komponen abiotik seperti angin, proses terjadinya hujan, dan lain sebagainya masih termasuk dalam komponen kelingkungan. Hal ini dikarenakan pada aspek kelingkungan fokus mengkaji pada lingkungan-lingkungan yang masih terdapat habitat di dalamnya. Aspek kelingkungan berdampak pada timbulnya keunikan yang mendasari terjadinya suatu pengertian bioma di permukaan bumi.
-
Aspek Kewilayahan
Aspek kewilayahan dalam objek formal geografi digunakan sebagai kajian untuk menentukan berbagai syarat persamaan dan perbedaan antara daerah satu dengan daerah yang lainnya namun masih terdapat pada permukaan bumi.
Berdasarkan keunikan tersebut maka nantinya digunakan untuk membedakan wilayah dan perwilayahan yang memiliki ciri khas tersendiri. Seperti hutan hujan tropis, padang rumput, dan lain sebagainya.
-
Aspek Waktu
Aspek waktu dalam objek formal geografi digunakan untuk mengkaji perbedaan spasial temporal dalam kurun waktu yang berbeda. Contohnya adalah pada peta persebaran penggunaan lahan di kawasan X dalam kurun waktu 10 tahun antara tahun 2008 hingga 2018 memiliki perbedaan fungsi lahan antara pertanian dan permukiman dalam persebaran penduduk. Dari satu waktu ke waktu lainnya dapat membedakan untuk tujuan penelitian selanjutnya.
-
Urbanisasi
Adanya pola urbanisasi merujuk pada bagaimana manusia bermigrasi dari pedesaan ke perkotaan dalam suatu wilayah atau negara.
Contohnya saja dalam beberapa negara, terjadi peningkatan urbanisasi di mana penduduk lebih memilih tinggal di kota-kota besar dibandingkan di pedesaan. Hal ini dapat tercermin dalam pola pertumbuhan kota dan perubahan demografi di suatu wilayah.
-
Pola Distribusi Penduduk
Pola distribusi penduduk mengacu pada bagaimana manusia tersebar di suatu daerah. Ada pola distribusi penduduk yang merata, seperti di wilayah agraris yang memiliki lahan yang luas. Namun, ada juga pola distribusi penduduk yang berpusat di sekitar kota-kota besar atau sumber daya alam tertentu, seperti tambang atau perairan yang kaya.
-
Pola Perubahan Iklim
Perubahan iklim adalah contoh objek formal yang sangat penting. Ini melibatkan analisis pola perubahan suhu, curah hujan, dan pola cuaca dalam jangka panjang. Para ilmuwan mempelajari pola perubahan iklim global dan dampaknya terhadap lingkungan, ekosistem, dan manusia.
-
Pola Migrasi
Pola migrasi mengacu pada perpindahan manusia dari satu tempat ke tempat lain dalam skala yang lebih besar. Misalnya, pola migrasi musiman di daerah agraris, seperti migrasi pekerja pertanian yang pindah sementara untuk panen atau pergerakan penduduk akibat konflik politik atau ekonomi.
-
Pola Penggunaan Lahan
Pola penggunaan lahan melibatkan pengamatan dan analisis tentang bagaimana lahan di suatu wilayah digunakan untuk berbagai tujuan, seperti pertanian, perumahan, industri, dan area lindung. Pola ini dapat mencerminkan kebijakan pemerintah, perkembangan ekonomi, serta pertumbuhan populasi.
-
Pola Penyebaran Penyakit
Dalam geografi medis, pola penyebaran penyakit menjadi objek formal yang penting. Penelitian tentang bagaimana penyakit menyebar dari satu wilayah ke wilayah lain membantu memahami faktor-faktor yang mempengaruhi penyebarannya, seperti lingkungan, mobilitas manusia, dan kondisi sosial ekonomi.
-
Pola Penyebaran Bahasa dan Budaya
Pola penyebaran bahasa, agama, dan budaya di seluruh dunia juga merupakan objek formal. Studi ini melibatkan analisis bagaimana bahasa, agama, dan budaya tersebar melalui perdagangan, migrasi, kolonialisme, dan interaksi sosial.
-
Pola Perdagangan Internasional
Pola perdagangan internasional melibatkan analisis bagaimana barang dan jasa diperdagangkan di seluruh dunia. Pola ini mencerminkan hubungan ekonomi antara negara-negara dan bagaimana faktor seperti keunggulan komparatif dan permintaan pasar mempengaruhi perdagangan.
Cara Pandang Objek Formal Geografi
Cara pandang geografi melalui objek formal dapat dikategorikan sebagai pernyataan seperti layaknya ilmu bahasa Indonesia, yaitu menggunakan sistem 5W+1H. What (apa), Where (dimana), When (kapan), Why (mengapa), Who (siapa), dan How (bagaimana) adalah cara pengaplikasian objek formal geografi.
What dapat digunakan untuk suatu cara pandang dari jenis fenomena yang sedang terjadi. Contohnya apa yang sedang terjadi pada Gunung Merapi? Jawabnya adalah erupsi gunungapi atau meluapnya magma menjadi lava yang menimpa lereng gunung. Pertanyaan tersebut dapat berkembang menjadi Where.
Sudut pandang where pada objek formal geografi digunakan berdasarkan tempat kejadian fenomena yang sedang terjadi di permukaan bumi. contoh dari where sebagai tolak ukur objek formal geografi adalah seperti Dimana letak Gunung Merapi yang sedang terjadi erupsi tersebut? Jawabnya adalah di Provinsi Jawa Tengah. Jawaban dari pertanyaan where dapat timbul dari berbagai sudut pandang. Bisa menggunakan lokasi astronomis, administrasi, dan lain-lain.
Berdasarkan sudut pandang what, where, bisa berkembang menjadi pernyataan when. Sudut pandang when digunakan untuk menanyakan waktu terjadinya suatu fenomena yang terjadi di permukaan bumi. Contoh dari fenomena tersebut adalah kapan erupsi Gunung Merapi terjadi? Jawabnya adalah pukul 02:00 dini hari pada tanggal 26 Mei 2006. Jawaban dari sudut pandang when harus lengkap dengan menggunakan tanggal beserta jam terjadinya peristiwa.
Sudah mendapatkan aspek what, where, when, selanjutnya menuju pada sudut pandang why. Sudut pandang ini digunakan untuk menyatakan proses terjadinya suatu fenomena yang terjadi di permukaan bumi. Contoh dari fenomena why adalah mengapa erupsi Gunung Merapi dapat terjadi? Jawabnya adalah karena magma vulkanik mengalami luapan yang menimbulkan asap tebal hingga mengakibatkan gunung meletus. Jawaban sudut pandang why harus lengkap.
Selanjutnya aspek yang melengkapi beberapa sudut pandang diatas dibumbui dengan sudut pandang who. Karena who memiliki arti siapa maka untuk pertanyaan sudut pandang ini ditujukan kepada subjek, yang berarti manusia. Pertanyaan sudut pandang ini dapat berupa siapa sajakah yang menjadi korban dalam peristiwa erupsi Gunung Merapi? Karena jawaban dari pertanyaan jenis ini beragam maka harus mendapatkan data yang valid agar teruji reabilitasnya.
Hipotesis dari berbagai macam aspek sudut pandang objek formal geografi diatas dapat ditambahkan dengan sudut pandang pertanyaan how. Karena how berarti bagaimana maka harus dijelaskan secara lengkap. Contohnya pertanyaan bagaimana erupsi Gunung Merapi dapat terjadi? Jawabannya sama seperti sudut pandang sebelumnya yaitu who, yang mana memerlukan pengumpulan data yang valid agar reabilitasnya dapat dibenarkan dan tidak menimbulkan hoax.
Konsep geografi mendasarkan pada suatu region dimana wilayah sangat menentukan objek kajian baik formal maupun material. Peristiwa yang terjadi di permukaan bumi apabila tidak ditentukan lokasinya maka kita tidak dapat mengkajinya dari pendekatan spasial, yang mana menjadi syarat objek formal.
Nah, penjelasan diatas merupakan pengertian objek formal dan contohnya dalam kajian ilmu geografi. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang bertujuan menambah ilmu pengetahuan seputar geografi. Terima kasih!