Hamparan ekosistem sawah yang berwarna hijau dipercaya memanjakan mata dan memberi efek relaksasi setelah merasakan penatnya bekerja. Berbagai macam pemandangan alam ini biasa ditemui di daerah pedesaan. Di desa kita dengan mudahnya menemukan sawah pertanian dan lahan perkebunan. Disana, penggunaan lahan belum terlalu padat sehingga apabila hendak memanfaatkan tanah menjadi pertanian tidak mengalami hambatan.
Berbeda dengan daerah perkotaan, di kota harga tanah mahal karena diperebutkan investor guna menanam saham. Warga kota lebih suka menanam saham, sedangkan masyarakat dalam beragam jenis desa gemar memelihara tanaman. Hadirnya sawah di pedesaan berguna bagi masyarakat kota untuk menyuplai kebutuhan makanan pokok.
Desa
Desa adalah kawasan atau wilayah di Indonesia yang masih menjunjung tinggi kebudayaan dan adat istiadat. Pengertian tentang desa diuraikan menurut UU No. 6 tahun 2014 yang berbunyi “Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang berwewenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul yang dihormati sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
Klasifikasi desa merupakan pembagian jenis-jenis desa yang dibedakan atas dasar fungsi dan tujuan namun tetap pada satu pengertian yang sama yaitu sistem pemerintahan dengan menjunjung tinggi adat istiadat. Dengan adanya klasifikasi yang dijadikan sebagai unsur desa maka untuk mengetahui pengelompokannya tidak perlu mencari data statistik, hanya cukup mengkaji faktor-faktornya saja. Pembagian jenis desa dan fungsinya sebagai berikut.
Jenis Desa
Jenis memiliki pengertian pengelompokan objek menjadi beberapa bagian sesuai dengan tujuan dan fungsinya. Jenis yang digunakan untuk mengelompokkan desa ditinjau dari berbagai aspek yang menunjang. Hal ini berkaitan dengan persepsi masyarakat akan pengetahuan yang tersirat apabila mendengar kata “desa”. Untuk itu perlu diketahui jenis-jenis desa dan fungsinya yang hendak dijelaskan pada ulasan materi berikut ini.
Desa swadaya adalah wilayah pedesaan yang melakukan pengadaan kebutuhannya secara mandiri. Desa ini dapat dikatakan sebagai “terbelakang”. Maksut dari desa ini memenuhi kebutuhannya sendiri adalah masyarakat yang tinggal di desa swadaya makan dari nasi atau makanan pokok lainnya yang diambil dengan cara menanam sendiri lalu dikonsumsi bersama. Jarang ditemukan warung kelontong yang menjual beras/nasi di desa swadaya.
Warung kelontong yang hadir di desa swadaya menjual berbagai kebutuhan masyarakat yang tidak dapat dipersiapkan sendiri. Kebutuhan tersebut misalnya alat mandi (pasta gigi, sabun, shampoo, dan lain-lain), alat tulis, peralatan listrik, perlengkapan perabotan rumah tangga, dan lain sebagainya. Desa swadaya biasanya bersifat terisolir, yaitu tidak menerima/tertutup dengan perubahan yang dibawa oleh pengaruh luar.
Karakteristik desa swadaya biasanya masih minim teknologi. Maksut pernyataan tersebut bukan tidak adanya listrik, handphone, sepeda motor, dan lain sebagainya. Namun teknologi terbarukan yang sudah ada di daerah lain dapat dipastikan belum tersedia di desa swadaya. Contohnya daerah lain sudah banyak masyarakat yang menggunakan televisi LED, warga desa swadaya masih banyak yang menggunakan televisi tabung.
Ciri-ciri lain yang melekat pada desa swadaya adalah sarana dan prasarana yang sangat kurang. Sebagai contoh, biasanya pada wilayah desa swadaya hanya terdapat satu pusat layanan kesehatan yaitu puskesmas dan disana hanya memiliki 1 buah mobil ambulance. Hubungan antar manusia di kawasan desa swadaya sangat kuat. Hal ini dapat dilihat pada saat ada salah satu masyarakat yang sedang mengadakan hajatan.
Warga tidak akan memakai jasa chatering. Yang berlaku di desa swadaya saat terdapat salah satu warga yang kedapatan mengadakan hajatan adalah melakukan gotong royong bersama. Istilah suku jawa pada kegiatan tersebut disebut sebagai “rewang” yang artinya membantu. Pengawasan sosial antar masyarakat di wilayah desa swadaya dilakukan oleh keluarga. Artinya, sistem kekeluargaan dipegang teguh saat terjadi gesekan antar warga.
Karakteristik dapat melekat pada suatu objek karena adanya sebab yang mendukung. Desa swadaya memiliki beberapa ciri-ciri seperti di atas karena diakibatkan daerahnya terisolir dengan daerah lain. Sehingga perubahan lambat untuk terjadi. Jumlah penduduk di desa swadaya terbatas, karena penduduknya banyak yang memilih untuk merantau ke tempat lain. Masyarakatnya masih tertutup dan menjunjung tinggi adat istiadat.
Penduduk yang tinggal di wilayah desa swadaya memiliki mata pencaharian di bidang agraris. Bertani dan berkebun menjadi mayoritas mata pencaharian yang dimiliki masyarakat. Hanya terdapat beberapa warga yang memilih melakukan pekerjaan sebagai aparatur sipil negara.
Sehingga petugas pemerintahan yang berjaga di kantor sangat sedikit. Hal tersebut didasarkan dengan kepercayaan masyarakat yang menganut bekerja atas dasar rasa suka.
Desa swakarya adalah wilayah pedesaan sudah mampu untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Ciri-ciri yang melekat pada desa swakarya adalah memiliki beberapa pusat produksi dan telah memasarkan hasil produksinya ke berbagai daerah. Desa swakarya memiliki produk unggulan yang dapat bersaing dengan dunia luar. Karakteristik desa swakarya bisa dilihat dari meningkatnya produktivitas hasil dari beragam jenis industri.
Hal ini dapat diketahui dari jumlah pabrik industri yang telah beredar banyak di wilayah desa. Daerah desa swakarya sudah terdapat sarana dan prasana yang memadahi.
Sehingga masyarakat tidak perlu bingung dengan fasilitas umum. Masyarakat di desa swakarya cara berpikirnya sudah maju sehingga mudah untuk diajak diskusi. Namun karena masyarakat yang bersifat maju membawa dampak negatif yaitu lepasnya pengaruh adat istiadat.
Desa swasembada adalah wilayah pedesaan yang masyarakat telah memanfaatkan hasil bumi untuk keperluan pembangunan daerah. Desa swasembada dapat disebut dengan desa maju. Produktivitas desa ini baik dari segi agraris maupun industri sudah sangat maju. Sarana dan prasarana yang tersedia sebagai fasilitas umum sudah memadahi. Pemikiran rasional sudah melekat pada jiwa masyarakat.
-
Desa Wisata
Desa wisata adalah wilayah pedesaan yang dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi karena memiliki keindahan. Keindahan alam dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Sehingga berpotensi menjadi devisa daerah bagi wilayah yang terdapat keindahan alam tersebut.
Desa wisata biasanya telah dipersiapkan sedemikian rupa sehingga sangat layak jika menjadi tempat rekreasi keluarga.
-
Desa Kampung Inggris
Desa kampung inggris adalah wilayah pedesaan yang dipersiapkan untuk melatih orang yang sedang belajar melancarkan conversation. Desa kampung inggris yang terkenal berada di Pare, Kediri. Disana, percakapan sehari-hari diharuskan menggunakan English.
Bahkan penduduk asli juga lancar berbahasa inggris untuk menunjang pembelajaran. Dengan belajar di desa kampung inggris dipercaya dapat melancarkan conversation.
-
Desa Perkebunan
Desa perkebunan adalah wilayah pedesaan dengan komoditas utama berupa hasil kebun. Biasanya, desa perkebunan berada di wilayah dataran tinggi yang mengandung iklim sejuk. Iklim pegunungan dapat memaksimalkan hasil perkebunan.
-
Desa Hasil Industri
Desa hasil indsutri merupakan wilayah pedesaan yang terdapat banyak sekali pabrik perindustrian. Biasanya, letak desa hasil industri yaitu berada di pinggiran kota. Pemilihan letak kawasan desa hasil industri dasarnya adalah jarak dengan bahan baku dan lokasi distribusi.
-
Desa Nelayan
Desa nelayan adalah wilayah pedesaan yang dekat dengan pantai. Mata pecaharian utama penduduk di pesisir pantai adalah nelayan. Sehingga desa nelayan merupakan wilayah dan perwilayahannya terkenal sebagai penyuplai kebutuhan ikan tertinggi.
Nah, pengertian di atas merupakan ulasan materi yang menjelaskan tentang macam desa serta fungsinya. Semoga artikel tersebut dapat membantu pembaca dalam tujuan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. Sekian dan terima kasih!