Pengertian Terasering, Jenis, Tujuan, Manfaat, dan Contohnya

Diposting pada

Pengertian Terasering, Jenis, Tujuan, Manfaat, dan Contohnya

Terasiring atau sengkedan ialah cara atau netode pemanfaatan lahan miring agar bisa digunakan untuk kegiatan bercocok tanam, sehingga lahan yang miring dan subur bisa menjadi lahan pertanian yang lebih produktif. Pada dasarnya, pembuatan terasiring juga merupakan upaya untuk menahan erosi air dan angin,

Selain dengan membuat mulsa tanah yang disusun dari campuran dedaunan dan ranting pohon yang berjatuhan di atas tanah. Terdapat beragam jenis terasiring, diantaranya yaitu teras kredit, teras bangku, teras kebun, teras datar, teras tunggal, dan lain-lain. Dari beragam jenis teras tersebut, yang banyak dikembangkan pada lahan pertanian di Indonesia adalah teras bangku atau teras tangga dan teras gulud.

Terasering

Dalam pertanian, teras adalah bagian bidang miring yang telah dipotong menjadi serangkaian permukaan datar yang menyerupai undakan, untuk tujuan pertanian yang lebih efektif. Jenis lansekap ini disebut terasering. Terasering berfungsi untuk selamtkan lahan yang ada di lingkungan sekitar.

Tangga teras bertingkat biasanya digunakan untuk bertani di daerah perbukitan atau pegunungan. Lansekap tersebut dibuat bertingkat mengurangi erosi dan aliran permukaan, dan dapat digunakan untuk mendukung penanaman tanaman yang membutuhkan irigasi, seperti padi.

Pengertian Terasering

Terasering atau sengkedan ialah metode konservasi yang dilakukan cara dengan membuat teras-teras untuk mengurangi panjang lereng, menahan atau memperkecil aliran permukaan agar air bisa meresap ke dalam tanah, serta memperbesar peluang penyerapan air oleh tanah. Terasering biasa di lakukan pada daerah-daerah yang rawan akan terjadi bencaan tanah longsor sehingga metod ini cocok untuk diterapkan, sehingga tujuan terasering ini menjadi metode yang dapat di terapkan di permukaan bumi.

Pengertian Terasering Menurut Para Ahli

Adapun definisi terasiring menurut para ahli, antara lain:

  1. Sukartaatmadja (2004)

Terasering dapat didefinisikan sebagai bangunan konservasi tanah dan air yang secara mekanis dibuat dengan tujuan untuk memperkecil kemiringan lereng atau mengurangi panjang lereng dengan cara menggali dan mengurug tanah melintang lereng. Arti terasering ini adalah konsep lahan untuk membendung adany air yang begitu deras.

  1. Purdue University

Pembuatan terasering adalah praktik konservasi tanah yang diterapkan untuk mencegah limpasan curah hujan di lahan miring agar tidak terakumulasi dan menyebabkan erosi yang serius. Terasering terdiri dari punggung bukit dan saluran yang dibuat melintasi lereng. Terasering ini pada prisnipnya dapat menjadi terobosan bagi masyarakat untuk menyelamatkan lahan.

Jenis-Jenis Terasering

Terdapat bermacam-macam jenis terasiring, diantaranya yaitu sebagai berikut:

  1. Teras kredit

Teras kredit adalah terasering berbentuk guludan tanah atau batu yang dibuat sejajar dengan kontur. Teras kredit merupakan gabungan dari guludan tanah dan saluran air yang menjadi satu.

Syarat pembuatan teras kredit yaitu:

  1. kemiringan lereng antara 3% sampai 10%
  2. kedalaman tanah harus lebih dari 30 cm
  3. tanah yang memiliki daya resap air yang tinggi
  4. tidak boleh ada posisi tanah yang rawan longsor
  5. sebaiknya dibuat di daerah-daerah yang jarang terjadi hujan lebat
  1. Teras kebun

Teras kebun adalah terasering yang dibuat sejajar dengan kontur, tapi ada bagian lain yang dibiarkan dalam kondisi aslinya, cara penanaman terasering ini dilajukan manusi dengan penanaman lahan yang miring. Maksudanya ialah lahan yang letaknya berada di antara dua teras yang bersebelahan dibiarkan dan tidak diolah. Syarat pembuatan teras kebun yaitu:

  1. lereng memiliki kemiringan 30% sampai 50%
  2. tanaman yang biasanya ditanam sebagai penutuh tanah di teras kebun adalah tanaman perkebunan.

 

  1. Teras datar

Teras datar atau teras sawah (level terrace) adalah terasering dengan bentuk tanggul yang sejajar dengan kontur, yang bagian atas dan bawah tanggulnya dilengkapi saluran air. Pembuatan teras data bertujuan untuk membuat lapisan tanah tetap lembab dan memperbaiki aliran air.

Syarat pembuatan teras datar yaitu:

  1. kelerengan lahan harus kurang dari atau sama dengan 3%
  2. kedalaman tanah kurang dari 30 cm
  3. tanaman yang ditanam ialah tanaman musiman
  4. teras sebaiknya berada di daerah dengan curah hujan rendah
  5. jangan memilih kondisi permukaan tanah yang berbatu dan daya resap tanah harus baik

 

  1. Teras guludan 

Teras guludan adalah terasering yang dibuat dengan cara membentuk guludan yang melintang terhadap lereng, lahan yang guludan pada wilayah yang menggunakan terasering ini dapat menjadi salahs satu terobosan untuk menjadikan wilayah perwilayahan tersebuta akan bagus. Syarat pembuatan teras guludan yaitu:

  1. lereng memiliki kemiringan 10% hingga 15%
  2. kedalaman tanah yang lebih dari 30 cm
  3. pembuatan teras guludan harus berada pada daerah yang mempunyai daya resap air tinggi
  4. dibutuhkan saluran drainase yang aman (saluran air atau drainase tersebut dibuat landai dengan kemiringan 0,1 persen agar bisa menampung endapan tanah hasil dari erosi)

 

  1. Teras bangku

Teras bangku adalah terasering yang dibuat dengan cara memotong lereng, dengan tujuan agar bidang menjadi miring ke belakang (reverse back slope) dan menjadi deretan mirip bangku. Pada jenis teras yang satu ini, biasanya dilengkapi pula dengan saluran drainase untuk pembuangan air dan ditanami rumput untuk memperkuat teras.

Syarat pembuatan teras bangku pada dasarnya hampir sama dengan syarat pembuatan teras guludan, hanya saja, teras bisa dibuat di daerah yang daya serap airnya rendah. Perlu kita ketahui pula bahwa teras bangku tidak mudah diterapkan pada pertanian yang menggunakan mesin pembajak yang besar, selain itu, pengerjaannya membutuhkan biaya yang lebih banyak.

  1. Teras individu

Teras individu adalah terasiring yang dibuat secara mandiri untuk setiap tanaman, sehingga setiap teras dapat memiliki ukuran yang berbeda tergantung pada jenis tanamannya. Jenis tanaman yang biasanya ditanam pada teras individu adalah tanaman kayu (pohon) dan tanaman penutup tanah lainnya.

Syarat pembuatan teras individu, yaitu:

  1. dapat dibuat pada lereng dengan kemiringan antara 10% hingga 50%
  2. kedalaman tanah lebih dari 30 cm.

Cara pembuatan teras individu sangat sederhana yaitu:

  1. menggali tanah pada area yang akan ditanami tanaman
  2. menimbun tanah hasil galian ke lereng bagian bawah sampai permukaannya menjadi landai, sehingga menjadi teras bangku yang terpisah.
  3. lahan di sekitar teras individu dibiarkan alami, tetap berupa padang rumput, atau bisa juga ditanami tanaman penutup tanah

 

  1. Teras saluran

Teras saluran atau rorak (parit buntu) adalah terasering dengan bentuk lubang-lubang buntu yang dibuat dengan tujuan untuk menampung endapan- endapan tanah hasil proses sedimentasi, saluran yang terjadi dalam penenaman terasering ini mempunyai aliran air yang teratur. Syarat pembuatan teras saluran, yaitu:

  1. kemiringan lereng antara 3% sampai 10%
  2. kedalaman tanah lebih dari 30 cm
  3. tanah bertekstur kasar dan mempunyai daya resap yang cepat
  4. tanaman yang biasanya ditanam pada teras saluran adalah tanaman kayu

 

  1. Teras batu

Teras batu adalah terasering yang dibuat dengan cara memanfaatkan batu sebagai dinding dengan jarak yang disesuaikan sepanjang garis kontur pada lereng. Teras batu sanagt sesuai pada lahan yang mempunyai banyak batu dan kerikil, karena pembuatannya memanfaatkan bebatuan yang ada dipermukaan tanah. Teras batu difungsikan sebagai area persiapan untuk pembuatan teras bangku.

Tujuan Terasering

Sukartaatmadja (2004) mengemukakan bahwa tujuan pembuatan terasiring ialah untuk mengurangi kecepatan aliran permukaan atau limpasan (run off) dan memperbesar peresapan air, sehingga kehilangan tanah berkurang sehingga tujuan dari diadakannya terasering ini perlu diwujudkan. Berikut penjelasannya:

  1. Mengurangai kecepatan aliran permukaan

Ketika musim penghujan, tingginya kecepatan aliran air di lereng pegunungan dapat mengakibatkan terjadinya erosi, sehingga sering sekali terjadi longsor, tapi dengan dibuatnya terasering atau sengkedan, kecepatan aliran air di permukaan lereng pegunungan tersebut bisa diperlambat atau dikurangi.

  1. Memperbesar peresapan air

Pembuatan terasiring bukan hanya bertujuan untuk mengurangi kecepatan aliran permukaan, tapi ketika aliran permukaan dapat diperlambat maka potensi untuk menambah jumlah resapan air di dalam tanah pun semakin besar, sebab lereng gunung yang curam kemudian diubah menjadi datar dapat membantu memaksimalkan penyerapan air karena air yang mengalir tidak langsung jatuh menuruni lereng.

Manfaat Terasering

Terasiring memiliki banyak manfaat diantaranya yaitu sebagai berikut:

  1. Sebagai lahan konservasi

Terasering bermanfaat untuk digunakan sebagai lahan konservasi. Hal itu bisa dilakukan dengan cara menanam pepohonan yang bisa menjaga lereng-lereng gunung sekaligus menghijaukan dan meremajakan kembali lahan pegunungan sehingga oksigen yang ada di wilayah tersebut seperti hutan sebagai paru-paru dunia.

  1. Sebagai lahan pertanian

Seperti yang kita ketahui bahwa daerah pegunungan merupakan daerah yang subur, sehingga sesuai untuk ditanami tanaman pertanian. Tapi kondisinya yang berlereng-lereng menyebabkannya mudah terkena erosi. Lahan yang sudah melakukan terasering ini bisa dijadikan sebagai lahan pertanian karena bisa menjaga debit air tetap maksimal.

Oleh sebab itu, dibuatlak terasiring di lereng-lereng pegunungan dengan tujuan menjadikan lereng gunung lebih produktif dengan digunakan sebagai lahan untuk bertani budidaya padi maupun palawija.

  1. Berkurangnya tingkat kecuraman lereng

Dengan dibuatnya terasiring yang bertingkat-tingkat tangga di lereng pegunungan, maka hal itu bisa bermanfaat dalam  mengurangi tingkat kecuraman pada lereng pegunungan tersebut. Tingkau kecuraman lereng bisa berakibat pada longsor sehingga terasering ini menjadi salah satu terobosan.

  1. Berkurangnya potensi tanah longsor

Pembuatan terasiring bukan hanya bermanfaat dalam mengurangi kecuraman lereng pegunungan, tapi juga bisa mencehag atau mengurangi potensi terjadinya tanah longsor sehingga lereng di pegunungan menjadi lebih stabil sehingga metode ini perlu digalakkan oleh semua orang.

Contoh Terasering

Berikut ini contoh-contoh lokasi persawahan yang menerapkan sistem terasiring yang ada di dunia (brilio.net, 2017), antara lain:

  1. Tegalalang, Bali

Lokasi persawahan yang ada di Tegalalang, Bali ini bisa juga dijadikan sebagai tempat untuk berwisata karena pemandangannya yang menakjubkan. Meskipun kondisi erupsi Gunung Agung membuat tempat wisata ini menjadi agak sepi, tapi lokasi ini tidak termasuk ke dalam zona bahaya.

Lokasi persawahan yang satu ini dilengkapi dengan keindahan terasering yang ada di perbukitan yang lokasinya tidak jauh dari Ubud, Gianyar. Perlu kita ketahui pula bahwa Bali terkenal dengan sistem pengairan sawahnya yang dinamakan Subak.

  1. Danau Maninjau, Sumatera Barat

Lokasi persawahan berterasering juga ada yang terletak di tepi Danau Maninjau, Sumatera Barat. Selain bisa menikmati pemandangan areal persawahan, kita juga bisa melihat indahnya Danau Maninjau, karena dalam pemdangan di danau maninjau tersebut terdapat terasering nan indah.

  1. Chiang Mai, Thailand

Chiang Mai mempunyai pemandangan terasering persawahan yang indah, sehingga lokasi persawahan yang satu ini juga bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif tempat untuk berwisata. Pembuatan wilayah persawahan di Thailand menggunakan khas keindahan sehingga bisa dinikmatin keindahannya.

  1. Sa Pa, Vietnam

Tentunya kita sering mendengar bahwa Vietnam merupakan salah satu negara pengeskpor beras. Ternyata di Vietnam juga memiliki terasiring yang indah, sehingga selain potensi hasil sawahnya, tapi keindahan persawahan berterasiring di daerah Sa Pa, Vietnam juga bisa menjadi tempat wisata.

  1. Yuanyang di Yunnan China

Di Cina terdapat terasiring yang terasiring yang telah berusia ratusan tahun, sehingga menjadikannya sebagai salah satu situs Warisan Dunia. Penggunaan metode terasering yag diterapkan pada negara tirai bambu ini menggabungkan kesenaina sehingga dapat menjadi salah satu objek unsur terasering ini diimplementasikan.

Demikianlah materi yang dapat dibagikan kepada segenap pembaca mengenai materi pengertian terasering, jenis, tujuan, manfaat, dan contohnya. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kepada segenap pembaca serta atikel ini dapat menjadi salah satu sumber rujukan.

Gambar Gravatar
Diah Ainurrohmah Adalah Alumni Jurusan Geografi dan Saat Ini Sedang Proses Penyelesaian Program Pascasarjana Geografi di Kampus Negeri Jawa Tengah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *