Pengertian Banjir, 6 Jenis, Penyebab, Dampak, dan Contohnya

Diposting pada

Pengertian Banjir

Banjir menjadi salah satu contoh fenomena alam yang sering terjadi di dalam kawasan yang banyak dialiri oleh aliran sungai.

Oleh karena itulah banjir merupakan salah satu bencana alam dan termasuk peristiwa anthropogenic (kegiatan manusia ikut berperan) yang kerap kali terjadi di Indonesia sehingga memakan korban dan harta benda, khususnya di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, dan lain sebaginya.

Banjir

Secara sederhana banjir merupakan peristiwa terendamnya daratan karena adanya aliran air yang berlebihan sehingga tidak mampu lagi diserap oleh tanah. Banjir secara umum diakibatkan karena volume air di sungai atau danau berlebih sehingga meluap dan keluar dari bendungan atau batasan yang semestinya sehingga sering mengakibatkan kerusakan pada bangunan-bangunan bahkan menelan korban jiwa.

Dalam pengertian luas, banjir merupakan bagian dari siklus hidrosfer dimana air pada permukaan bumi bergerak ke laut.

Pengertian Banjir

Pengertian banjir adalah bentuk daratan yang terendam oleh air yang melimpah dan berlebih yang nantinya kana kembali surut, sehingga air yang melimpah tersebut hanya bersifat sementara waktu.

Selain itu banjir merupakan peristiwa alam yang disebabkan oleh buruknya serapan tanah suatu wilayah dan perwilayahan karena daerah tersebut gersang atau jumlah curah hujan yang berlebih sehingga wilayah tersebut tidak memiliki daya serap yang cukup.

Peristiwa banjir tidak hanya terjadi di daerah yang rendah namun juga di daerah yang tinggi apabila daya serap tidak mendukung.

Pengertian Banjir Menurut Para Ahli

Adapun definisi banjir menurut para ahli, antara lain:

  1. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah (2002), Banjir dapat didefinisikan sebagai aliran yang relatif tinggi dan tidak tertampung lagi oleh alur sungai atau saluran.
  2. Suripin (2003), Definisi banjir adalah suatu kondisi di mana air tidak tertampung dalam saluran pembuang (palung sungai) atau terhambatnya aliran air di dalam saluran pembuang, sehingga meluap menggenangi daerah (dataran banjir) sekitarnya.

Jenis Banjir

Terdapat beberapa jenis banjir, diantaranya yaitu:

  1. Banjir air

Banjir air adalah banjir yang paling umum terjadi, penyebabnya adalah meluapnya air sungai, selokan atau danau sehingga meluap atau meluber ke daratan. Banjir air secara umum disebabkan karena tingkat curah hujan yang tinggi sehingga sungai atau danau tidak mampu untuk menyerap air.

  1. Banjir “Cileunang”

Banjir cileunang merupakan banjir yang kurang lebih sama dengan banjir air, namun banjir ini lebih disebabkan karena hujan yang sangat deras sehingga debit air sangat tinggi, sedangkan airnya tidak bisa langsung mengalir ke selokan sehingga apabila hujan deras terjadi pada waktu yang relatif lama maka akan menyebabkan banjir Cileunang atau secara sederhana banjir dadakan/langsung saat hujan tiba.

  1. Banjir bandang

Banjir bandang merupakan banjir yang tidak hanya berupa material air namun juga mengangkut lumpur sehingga lebih berbahaya dibanding dengan kedua jenis banjir diatas. Banjir ini memiliki daya rusak yang lebih tinggi karena mampu menghanyutkan apapun seperti pohon-pohon, batu berukuran besar.

Biasanya banjir ini terjadi di daerah dekat pegunungan, dimana tanah longsor karena hujan yang kemudian terbawa air.

  1. Banjir rob (laut pasang)

Banjir rob merupakan banjir yang disebabkan karena pasangnya air laut, air laut yang pasang secara umum akan menahan air sungai yang menumpuk, karena tidak kuat menahan akhirnya tanggul jebol dan menggenangi daratan. Banjir ini sering terjadi di kota Muara Baru Jakarta.

  1. Banjir lahar dingin

Banjir lahar dingin umumnya terjadi ketika ada erupsi gunung berapi. Lahar dingin dikeluarkan oleh erupsi dari puncak gunung kemudian mengalir ke daratan yang berada dibawahnya. Lahar dingin menyebabkan terjadinya pendangkalan sungai sehingga air sungai akan meluap dan luber ke pemukiman warga.

  1. Banjir lumpur

Banjir lumpur sering dikaitkan dengan banjir yang terjadi di daerah Sidoarjo, Jawa Timur atau dikenal dengan lumpur lapindo. Sama halnya dengan banjir bandang, banjir lumpur membawa material berupa lumpur, namun pada banjir ini lumpur yang dikeluarkan bukan lumpur biasa seperti halnya banjir bandang namun lumpur tersebut mengandung bahan gas dan kimia.

Hingga saat ini belum ditemukan solusi untuk mengangani peristiwa banjir lumpur lapindo di Sidoarjo tersebut, justru banyak bermunculan titik-titik semburan baru.

Faktor Penyebab Terjadinya Banjir

Banjir secara umum disebabkan oleh hal-hal sebgai berikut:

  1. Buruknya saluran air

Di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung hampir setiap tahun mengalami banjir karena tidak terawatnya saluran air. Kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah pada saluran air sangat rendah, sehingga saluran air dipenuhi sampah dan akhirnya jalan untuk lalu lintas air menjadi kecil.

Selain sampah juga banyaknya bangunan-bangunan yang menyebabkan saluran air tertutup beton bangunan sehingga saluran dalam arti air tidak mampu berjalan sebagaimana mestinya, air menggenang dijalanan dan lama-lama menyebabkan banjir.

  1. Daerah resapan air yang kurang

Daerah resapan air merupakan suatu daerah yang ditanami pohon atau mempunyai danau yang berfungsi sebagai tampungan atau menyerap air ke dalam lapisan tanah kemudian disimpan sebagai cadangan air tanah.

Masalah yang terjadi pada dewasa ini adalah semakin banyaknya bangunan yang didiirikan terutama di kota-kota besar  sehingga fungsi lahan hijau sebagai tempat resapan air mulai tergeser oleh adanya beton-beton bangunan yang berakibat terhambatnya air meresap ke dalam tanah, sehingga membentuk genangan dan akhirnya terjadi banjir.

  1. Penebangan pohon secara liar

Selain memiliki fungsi untuk mencegah longsor dengan mempertahankan kontur tanah tetap pada posisinya pohon juga berfungsi untuk menyerap air di dalam tanah melalui akar-akarnya.

Dewasa ini penebangan pohon secara liar kerapkali dilakukan sehingga ketika terjadi hujan deras air tidak mampu terserap ke tanah namun mengalir ke daerah-daerah yang lebih rendah seperti daerah pada hilir, perkotaan atau pedesaan yang menyebabkan banjir.

  1. Sungai yang tidak terawat

Sungai memiliki peranan yang sangat besar ketika berbicara tentang banjir, karena semestinya menjadi tempat untuk mengalirnya air dari air hujan menuju ke laut. Ketika sungai tidak terawat, rusak atau menjadi tercemar maka keberlangsungan fungsi sungai juga kan terganggu.

Dewasa ini kerusakan sungai pada umumnya disebabkan karena pembunagan sampah sembarangan, atau tercemar karena adanya limbah pabrik yang menyebabnkan terjadinya pendangkalan, bahkan ekosistem sungai itu sendiri menjadi rusak. Selain itu warga sering menyalahagunakan sempadan atau bantaran sungai untuk dijadikan pemukiman.

  1. Kesadaran masyarakat yang kurang baik

Kesadaran masyarakat akan menjaga lingkungan semakin hari kian menurun, mereka tidak peduli dari dampak membuang sampah tidak pada tempatnya, menjaga lingkungan agar tetap lestari. Mereka tidak melakukan penanaman pohon justru melakukan penebangan secara lia, meskipun sebenarnya mereka sadar manfaat akan pohon untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Dampak yang ditimbulkan banjir

Banjir memiliki dampak yang dapat merugikan masyarakat, dampak tersebut dibagi menjadi 3, yaitu:

  1. Primer

Dampak primer terjadinya banjir adalah menimbulkan kerusakan fisik atau berbagai struktur seperti perumahan, gedung, jembatan, kendaraan dan lain-lain.

  1. Sekunder

Dampak sekunder dari terjadinya banjir adalah:

  1. Air terkontaminasi, sehingga persediaan air bersih menjadi langka.
  2. Penyakit, air yang kotor dan tidak higenis menyebabkan banyak penyakit yang dapat tertular melalui air.
  3. Kelangkaan pada hasil pertanian dan makanan, hal itu terjadi karena air yang berlebih menyebabkan sawah-sawah dan tanaman menjadi rusak selain itu pada tanaman yang spesiesnya tidak kuat makan akan mati sehingga mengalami gagal panen, karena itu hasil panen dan makanan menjadi langka dan berimbas pada naiknaya harga makanan yang cukup signifikan.
  4. Transportasi, jalur transportasi menjadi susah. Akses untuk menuju ke tempat lain mengalami kendala
  1. Tersier

Dampak tersier disebut juga dampak jangka panjang. Dampak tersier dari peristiwa banjir adalah:

  1. Kesulitan ekonomi. Kesulitan ekonomi disebabkan karena pemukiman telah mengalami kerusakan sehingga berdampak pada menurunnya minat wiraswatawan pada sektor pariwisata, selain itu kelangkaan bahan makanan menyebabkan naiknya harga-harga makanan.

Meskipun banjir memiliki dampak yang sebagian besar merugikan namun ada dampak positif yang ditimbulkan seperti apabila banjir hanya terjadi pada skala yang relatif kecil makan akan dapat menyebabkan kembali terisinya air tanah, menyuburkan serta menutrisi tabah, selain itu dapat menyediakan air yang cukup di daerah-daerah yang relatif kering yang curah hujannya tidak menentu sepanjang tahun.

Banjir juga dapat berperan dalam menyeimbangkan ekosistem sungai dan merupakan faktor yang utama dalam penyeimbangan keragaman mahluk hidup di daratan, serta memajukan berbagai jenis industri perikanan.

Contoh Bencana Alam Banjir

Adapun untuk adanya contoh banjir di masyarakat, antara lain;

  1. Indonesia

Sebelum tahun 1965 tidak pernah terjadi banjir di Indonesia karena pada masa itu kepedulian masyarakat terhadap lingkungan masih cukup tinggi, penebangan hutan selalu diikuti dengan penanaman pohon kembali (reboisasi) secara seimbang. Selain itu penggunaan lahan dilakukan secara terarah.

Namun setelah tahun 1965 banjir kerapkali terjadi pada musim hujan di daerah-daerah seperti Sumatra, Kalimantan, Jawa. Dari hal tersebut disimpulkan bahwa penebangan hutan yang tidak terkendali di Daerah Aliran Sungai (DAS) bagian hulu sangat erat kaitannya ketika berbicara tentang bencana banjir. Akibat dari banjir sangat merugikan terutama dalam segi ekonomi, namun hingga detik ini pemerintah belum menemukan titik temu yang berarti  untuk mengatasi banjir.

Demikianlah penjelasan dan pengulasan secara singkat mengenai pengertian banjir, jenis, penyebab, dampak, dan contohnya. Semoga tulisan ini mampu memberikan wawasan dan juga pemahaman kepada segenap pembaca yang sedang mendalami materi bencana alam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *