Iklim menjadi salah satu karakteristik dari arti cuaca dalam jangka waktu yang panjang untuk penggambaran lokasi di planet bumi atau planet lain. Kondisi iklim di suatu wilayah dan perwilayahan sendiri biasanya dipengaruhi oleh letak geografis dan topografi wilayah tersebut. Posisi relatif matahari terhadap suatu wilayah di bumi juga menimbulkan musim, yang menjadi karakteristik membedakan iklim satu dari yang lain.
Adanya perbedaan iklim tersebut menghasilkan beberapa sistem klasifikasi iklim, salah satunya yaitu klasifikasi iklim menurut Koppen yang didasarkan pada rerata pada curah hujan dan temperatur bulanan maupun tahunan. Klasifikasi iklim ini digunakan untuk iklim pada tumbuhan/vegetasi. Tanaman asli dapat dilihat sebagai kenampakan yang terbaik dari kondisi iklim yang sesungguhnya, sehingga batas iklim ditentukan dengan batas hidup tanaman. Kedua unsur tersebut dijadikan sebagai karena kedua unsur ini sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan di muka bumi.
Iklim Koppen
Diakui ataupun tidak, dalam sejarahnya sendiri seorang ahli iklim dari Jerman, Wladimir Koppen membuat sebuah sistem klasifikasi iklim pada tahun 1884 (dengan beberapa perubahan oleh Koppen, tahun 1918 dan 1936). Pembagian iklim tersebut didasarkan pada konsep bahwa tanaman adalah ekspresi terbaik iklim; dan, lingkaran zona iklim telah dipilih dengan distribusi tanaman. Manfaat iklim bagi manusia sangatlah banyak salah satunya adalah untuk pertumbuhan tanaman selanjutnya.
Pengertian Iklim Koppen
Iklim Koppen adalah salah satu klasifikasi iklim yang banyak digunakan di Indonesia, dimana prihal ini koppen memperkenalkan bahwa daya guna pada proses terjadinya hujan terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman tidak tergantung hanya pada jumlah hujan tapi juga tergantung pada intensitas evaporasi yang menyebabkan hilangnya air yang cukup besar, baik dari tanah maupun dari tanaman.
Keterkaitan antara intensitas evaporasi dan daya guna hujan ditunjukkan melalui hubungan antara hujan dan temperatur. Sebagai contoh dari iklim ini ialah jumlah hujan yang sama yang terjadi di daerah iklim panas atau terpusat pada musim panas yang berarti evaporasi besar, adalah kurang bagi tanaman daripada yang jatuh di daerah beriklim sejuk.
Pembagian iklim menurut w. koppen didasarkan pada rata rata curah hujan yang turun di planet bumi dan berdasarkan suhu yang terdapat di daerah tersebut, mulai dari waktu bulanan maupun tahunan.
Klasifikasi Iklim Koppen
Langkah-langkah penerapan klasifikasi iklim koppen yaitu sebagai berikut:
- Struktur bumi pada iklim ini sejatinya dibagi ke dalam dua belahan, yaitu Belahan Bumi Utara (BBU) dan Belahan Bumi Selatan (BBS)
- Tiap-tiap belahan bumi, ditetapkan ada empat musim yaitu musim dingin (winter), semi (spring), gugur (autum), dan panas (summer). Masing-masing musim berlangsung selama tiga bulan.
Macam Iklim Koppen
Koppen membagi iklim di dunia berdasarkan pada kondisi curah hujan dan temperature di suatu wilayah dengan menggunakan simbol huruf besar dan kecil. Simbol huruf besar digunakan untuk menentukan pembagian daerah iklim berdasarkan temperatur bulan terdingin atau terpanas.
Sedangkan simbol huruf kecil digunakan untuk membedakan tipe atau ciri-ciri hujan di setiap daerah iklim. berikut klasifikasi iklim koppen adalah;
A | Iklim tropis |
B | Iklim kering |
C | Iklim sedang |
D | Iklim dingin |
E | Iklim kutub |
F | Selalu basah (hujan bisa jatuh pada semua musim) |
S | Bulan kering pada musim panas di belahan bumi yang bersangkutan |
W | Bulan kering (winter) |
M | Hujan cukup/medium |
Penggabungan dari masing-masing kondisi temperatur dan curah hujan dapat menghasilkan pembagian iklim sebagai berikut:
-
Iklim Hujan Tropis (A)
Iklim hujan tropis merupakan iklim yang termasuk kategori iklim yang panas sehingga jika terdapat permukaan bumi yang terkena iklim hujan tropis maka tumbuhannya akan subur. Persebarannya di wilayah yang mempunyai temperatir bulanan paling dingin sekitar 180 celcius. Iklim ini dibagi menjadi 3 tipe iklim, yaitu:
- Hutan hujan tropis (Af)
Iklim hutan hujan tropis dikenal juga sebagai iklim khatulistiwa merupakan iklim yang biasanya di wilayah tropis atau di sepanjang khatulistiwa, yang selalu diguyur hujan sepanjang tahun. Hutan ini dikenal sebagai paru-paru dunia karena hampir 40% produksi oksigen dunia dari hutan hujan tropis. Selain itu, sebagai penyimpan cadangan karbon dunia. Persebarannya di Indonesia meliputi wilayah Sumatera, Sulawesi Utara dan Kalimantan.
Karakteristik wilayah yang memiliki iklim ini yaitu;
- Mempunyai curah hujan yang cukup tinggi (lebih dari 1200 mm per tahun)
- Mempunyai musim kering yang pendek, bahkan di beberapa tempat hampir tidak pernah mengalami musim kering, oleh karenanya tipe hutan ini sering disebut hutan everwet (selalu basah) atau evergreen (selalu hijau)
- Mempunyai banyak jenis pohon
- Mempunyai suhu yang stabil berkisar antara 20-34°C
- Pancaran sinar matahari yang cukup, karena hutan hujan tropis terletak di garis lintang 5-10° ke Utara dan Selatan garis Khatulistiwa.
- Monsoon Tropika (Am)
Iklim monsoon atau iklim antara merupakan daerah peralihan yang jumlah hujan pada bulan basahnya dapat mengimbangi kekurangan hujan pada saat bulan kering, karena musim keringnya hanya sebentar. Di wilayah ini masih terdapat hutan-hutan yang cukup lebat. Persebarannya di Indonesia meliputi wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Pantai Selatan Papua dan sebagian Sulawesi Selatan.
- Savana (As dan Aw)
Iklim savana tropika atau Iklim savana dengan musim panas kering (As) merupakan wilayah yang memiliki musim kering yang panjang. Jumlah hujan pada bulan basah tidak akan mampu mengimbangi kekurangan hujan ketika bulan kering. Vegetasi yang bisa tumbuh di wilayah ini tidak banyak. Contoh vegetasinya yaitu rumput dan pepohonan yang jarang. Persebarannya di Indoneisa antara lain di Nusa Tenggara dan Madura.
Selain savana dengan musim panas kering, ada pula savana dengan musim dingin kering atau dikenal dengan iklim A. Suhu rata-rata tahunan di wilayah savana adalah 26.5 °C, dengan curah hujan rata-rata 1391 mm.
-
Iklim Kering (B)
Iklim kering atau sub tropis, merupakan iklim yang memiliki tingkat evaporasi lebih tinggi daripada curah hujan yang diterimanya sepanjang tahun. Temperatur pada bulan yang terdingin mencapai 18,3 °C. wilayah yang memiliki ikli ini memiliki persediaan air yang bahkan tidak mendukung untuk kehidupan tanaman. Persebaran iklim kering
Adapun langkah-langkah untuk menentuka iklim ini yaitu:
- Mengalikan suhu rata-rata tahunan dalam ° C dengan 20.
- Ditambah dengan 280 apabila 70% atau lebih total curah hujan tahunan diterima pada bulan-bulan musim semi dan panas (April sampai September di belahan bumi utara, atau Oktober sampai Maret di belahan bumi selatan).
- Ditambah dengan apabila 140 jika 30% -70% dari total curah hujan yang diterima selama periode yang berlak.
- Ditambah dengan apabila 0 jika kurang dari 30% dari total curah hujan yang diterima.
Iklim kering dibagi menjadi dua tipe yaitu:
- Iklim stepa/semi gersang (Bs)
Akan terjadi, apabila perhitungan yang dihasilkan menunjukkan bahwa curah hujan tahunan berjumlah lebih dari separuh hasil akhir. Iklim semi gersang ini dapat menerima curah hujan yang pada di bawah evapotranspirasi potensial, akan tetapi pada iklim ini suhunya tidak serendah pada iklim pada pasir.
- Iklim padang pasir/gurun (Bw)
Akan terjadi, apabila perhitungan yang dihasilkan menunjukkan bahwa curah hujan berada di bawah separuh dari hasil akhir yang telah ditentukan. Vegetasi yang bisa bertahan di iklim ini diantaranya adalah kaktus. Biasanya daerah yang terkena iklim gurun ini tumbuhan akan sulit tumbuh karena kekurangan air.
-
Iklim Hujan Sedang/ mesotermal (C)
Iklim hujan sedang merupakan ikli yang persebarannya di daerah yang memiliki suhu rata- rata di bulan terpanas lebih dari 10 derajat celcius. Iklim sedang dibagi menjadi 3 tipe iklim, yaitu:
- iklim sedang yang memiliki musim panas yang kering (Cs). Persebaranya antara lain di California, Perth di Australia, MAdrid di Spanyol, Santiago di Chili dan sebagainya.
- iklim sedang basah (humid mesothermal) dengan musim dingin yang kering (Cw). Persebarannya antara lain di Argentina, Islandia, Chili dan Norwegia.
- iklim sedang dengan hujan dalam semua bulan yang lembab (Cf).
-
Iklim Dingin/Iklim benua/mikrotermal (D)
Iklim dingin merupakan ikllim yang mempunyai suhu rata-rata pada bulan terdingin di bawah -3 C. sedangkan suhu rata-rata pada bulan terpanas di atas 10 C. Iklim dingin dibagi menjadi dua tipe yakni:
- Iklim hutan salju dingin dengan musim dingin yang kering (Dw). Persebarannya antara lain di Rusia dan Seoul Korea Selatan.
- Iklim hutan salju dingin dengan semua bulan lembap (Df). Persebarannya antara lain di Norwegia, Canada dan sebagainya.
-
Iklim Kutub (E)
Iklim kutub merupakan iklim yang terdapat di daerah yang mempunyai temperatur rata- rata di bulan terpanas kurang dari 10 derajat Celcius. Wilayah ini tidak mengenal musim panas, terdapat salju abadi dan padang lumut. Iklim kutub ini dibagi menjadi dua tipe iklim yaitu:
- iklim tundra (ET). Persebarannya antara lain di Rusia dan Kanada Utara
- iklim Es Salju Abadi (EF). Persebarannya antara lain di Greenland dan Antartika
Berdasarkan pada klasifikasi bentuk Iklim Koppen yang disebutkan, maka dapat diketahui bahwa sebagian besar wilayah dan perwilayahan Indonesia beriklim A, di daerah pegunungan beriklim C, dan di Puncak Jaya Wijaya beriklim E.
Manfaat Iklim Koppen
Klasifikasi iklim Koppen ini memiliki tujuan yang bermanfaat yaitu;
- Dilakukan guna menjadi perancangan formula yang akan menentukan batas-batas iklim sedemikian rupa sehingga sesuai dengan mereka yang sedang berada di zona vegetasi atau bioma yang sedang dipetakan.
Demikianlah pengulasan serta penjelasan secara lengkap yang dapat dibagikan kepada segenap pembaca tentang pengertian iklim koppen, macam, manfaat, dan contohnya fungsinya. Semoga melalui tulisan ini bisa memberikan wawasan serta edukasi mendalam bagi segenap pembaca sekalian.