Asap bisa dikatakan sebagai salah satu penyebab global warming yang mengurangi visibilitas. Istilah “asap” ini pertama kali dipergunakan pada awal 1900-an untuk menggambarkan campuran asap dan kabut. Asap biasanya berasal dari pembakaran batubara. Kabut asap biasa terjadi di kawasan dalam makna industri, dan tetap menjadi pemandangan yang akrab di kota-kota saat ini.
Asap tidak sehat bagi manusia dan hewan, dan dapat membunuh tanaman. Asap banyak terapat di kota-kota besar dengan tingkat kegiatan industri dan lalu lintas yang tinggi. Saat ini, sebagian besar kabut asap yang kita lihat adalah kabut fotokimia. Asap fotokimia dihasilkan ketika sinar matahari bereaksi dengan nitrogen oksida dan setidaknya satu senyawa organik volatil (VOC) di atmosfer.
Kabut Asap
Kabut asap hekakatnya kumpulan asap dan kabut yang bercampur menjadi satu kesatuan. Nilai kandungan halimun airnya lebih besar dari 0,1 milimeter. Kabut dapat terbentuk saat kelembaban relatif udara sudah mencapai 100% Dalam istilah inilah kabut asap dapat dikatakan sebagai bentuk lain dari polusi udara. Kabut asap yang tebal dapat mengganggu jarak pandang, karena dapat menghalangi sinar matahari.
Disisi lainnya,kabut umumnya digunakan untuk menunjukkan aerosol penurun visibilitas dari tipe basah. Aerosol seperti itu biasanya muncul dari reaksi kimia kompleks yang terjadi ketika gas sulfur dioksida yang dipancarkan selama pembakaran diubah menjadi tetesan kecil asam sulfat.
Dimana reaksi ditingkatkan dengan adanya sinar matahari, kelembaban relatif tinggi, dan aliran udara stagnan. Komponen kecil aerosol kabut-basah tampaknya berasal dari senyawa yang dilepaskan oleh pohon, seperti terpen. Karena semua alasan ini, kabut asap cenderung menjadi fenomena musim panas. Area besar kabut yang mencakup ribuan kilometer dapat dihasilkan dalam kondisi yang menguntungkan setiap musim panas.
Pengertian Kabut Asap
Kabut Asap adalah kasus pencemaran udara berat yang bisa terjadi berhari-hari hingga hitungan bulan. Kabut asap juga sering dikaitkan dengan pengertian pencemaran udara. Kabut asap itu sendiri adalah koloid jenis aerosol padat dan aerosol cair.
Kabut terbentuk tatkala udara yang jenuh dengan uap air mengalami pendinginan di bawah titik bekunya. Apabila udara tersebut berada di atas daerah perindustrian, maka udara itu mungkin juga mengandung asap yang bercampur kabut membentuk kabut berasap.
Campuran ini menyebabkan menyebabkan orang terbatuk-batuk. Di kota-kota besar, asap pembuangan mobil dan polutan lainnya yang mengandung hidrokarbon dan oksida-oksida nitrogen dirubah menjadi kabut berasap fotokimia oleh sinar matahari.
Pengertian Kabut Asap menurut Para Ahli
Terdapat pengertian kabut asap menurut para ahli, diantaranya yaitu:
- KBBI, Kabut asap merupakan campuran antara kabut dan asap (banyak terdapat di daerah industri).
- Cambridge Dictionary, Kabut Asap merupakan campuran asap, gas, dan bahan kimia, terutama di kota-kota, yang menyebabkan kesulitan untuk bernafas dan berbahaya bagi kesehatan.
- Science Daily, Kabut asap merupakan jenis polusi udara, yang pada awalnya dinamai campuran antara asap dan kabut di udara.
- Encyclopedia Britannica, Kabut asap adalah suspensi di lapisan atmosfer partikel debu kering, garam, aerosol, atau kabut fotokimia yang sangat kecil (dengan diameter sekitar 0,00001 cm) sehingga tidak dapat dirasakan atau dilihat secara individual dengan mata telanjang, tetapi agregat mengurangi visibilitas horizontal dan memberikan penampilan opalescent pada atmosfer. Sehingga kabut asap muncul sebagai tudung kebiruan atau kekuningan tergantung pada apakah latar belakangnya gelap atau terang. Sehubungan dengan warna-warna ini, kabut dapat dibedakan dari kabut, yang memberikan gumpalan keabu-abuan ke langit.
Faktor Penyebab Kabut Asap
Faktor terjadinya kabut asap dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
-
Alam
Faktor alam yang berpengaruh terhadap terjadinya kabut asap yaitu adanya pembakaran hutan oleh manusia, yang bertujuan untuk kepentingan tertentu. Padahal sejatinya manfaat hutan bagi manusia di kehidupannya sangatlah banyak, salah satunya contohnya mencegah bencana alam.
-
Non Alam
Fakor non alam yang berpengaruh terhadap terjadiya kabut asap yaitu berasal peralatan yang dibuat dan digunakan oleh manusia. Misalnya kendaraan bermotor, mobil dan pabrik-pabrik yang menghasilkan limbah asap. Asap yang berasal dari knalpot dan cerobong alat itulah yang dapat menimbulkan kabut asap.
Secara lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan beberapa penyebab terjadinya kabut asap, diantaranya yaitu:
- Pembakaran Batu Bara
Sisa pembakaran batu bara dapat menyebabkan terjadinya kabut asap. Kasus terjadinya kabut asap yang disebabkan karena pembakaran batu bara sudah terjadi pada era awal kemajuan industri, yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakar mesin industri.
Salah satu kejadian kabut asap yang paling parah yang pernah tercatat adalah The Great Smog Of London yang terjadi pada tahun 1952 yang berlangsung selama 4 hari karena asap hasil pembakaran batu bara industri, yang diperburuk oleh kondisi cuaca saat itu (hanya sedikit angin atau nyaris tanpa angin) menyebabkan kota London diselimuti kabut asap yang berbahaya. Dampaknya 4 ribu orang yang meninggal, serta 6 ribu orang lainnya yang meninggal beberapa bulan setelahnya.
- Asap Kendaraan Bermotor
Asap kendaraan bermotor juga menjadi terjadinya kabut asap, karena mengandung bahan kimia seperti hidrokarbon, karbon monoksida, nitrogen oksida, dan berbagai bahan mudah menguap lainnya. Ketika bahan-bahan tersebut bersentuhan dengan sinar matahari, maka akan timbul reaksi kimiawi yang mengubahnya menjadi kabut asap.
- Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan dapat terjadi secara alami karena suhu yang tinggi dari gelombang panas atau terjadi karena ulah manusia seperti yang sering terjadi di Indonesia dan beberapa wilayah dunia. Asap dari pohon-pohon yang terbakar dapat membentuk kabut asap tebal, seperti yang sempat dialami Indonesia hampir setiap tahun.
- Gunung Meletus
Asap dalam arti gunung meletus yang sedang mengalami erupsi dapat menyebabkan terjadinya kabut asap. Komposisi asap serta beberapa partikel dalam asap yang berasal dari gunung meletus dapat bereaksi dengan sinar matahari dan oksigen, dan menjadi kabut asap.
Dampak Kabut Asap
Adapun untuk zat-zat yang terkandung dalam kabut asap beserta dampak negatif yang ditimbulkan. Antara lain;
-
Sulfur Dioksida
Pencemaran oleh zat ini disebabkan oleh 2 komponen sulfur berbentuk gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur Trioksida (SO3), dan keduanya disebut Sulfur Oksida (SOx). Sulfur Dioksida dapat berasal dari pembakaran arang, minyak bakar gas, kayu dan sebagainya. Selain itu dapat juga bersumber dari proses-proses industri seperti pemurnian petroleum,industri asam sulfat, industri peleburan baja, dan sebagainya.
Dampak polutan sulfur dioksida terhadap kesehatan manusia misalnya menyebabkan iritasi sistem pernafasan terutama pada tenggorokan yang terjadi pada beberapa individu yang sensitif iritasi. SO2 merupakan pencemar yang berbahaya bagi kesehatan khusunya bagi orang tua dan penderita yang mengalami penyakit kronis pada sistem pernafasan kadiovaskular.
-
Karbon Monoksida
Karbon monoksida merupakan senyawa hasil penggabungan karbon dan oksigen yang berasal dari sisa pembakaran yang tidak sempurna dan karbondioksida (CO2). Karbon monoksida dapat terbentuk secara alami, misalnya dari larutan, oksida metal dari atmosfer, pegunungan, kebakaran hutan, dan badai listrik alam tetapi dapat juga bersumber dari dari kegiatan manusia.
Dampak buruk karbon monoksida untuk kesehatan manusia adalah penguraian HbCO yang relatif lambat menyebabkan terhambatnya kerja molekul sel pigmen tersebut dalam fungsinya membawa oksigen ke seluruh tubuh. Kondisi dapat menyebabkan keracunan, khususnya akan sangat berbahaya bagi penderitan gangguan otot jantung.
-
Nitrogen Dioksida
Oksigen Nitrogen (NOx) merupakan kelompok gas di atmosfer yang terdiri atas Nitrogen monoksida (NO) dan Nitrogen Dioksida (NO2). Sumber utamanya bersala dari pembakaran yang disebabkan oleh kendaraan bermotor, produksi energi dan pembuangan sampah. Eemisi NOx sebagian besar beerasal dari produk buatan manusia misalnya dari pembakaran arang, minyak, gas dan bensin.
Dampak buruk Nitrogen Dioksida terhadap kesehatan manusia adalah bersifat racun terutama terhadap paru-paru. Kadarnya yang lebih tinggi dari 100 ppm dapat mematikan sebagian besar binatang dan 90% dari kematian tersebut disebabkan oleh gejala pembengkakan paru-paru (edema pulmonari).
-
Oksidan
Oksidan (O3) ialah senyawa di udara selain oksigen yang memiliki sifat sebagai pengoksidasi. Dampak buruk O3 bagi kesehatan dapat dilihat pada manusia yang diberi perlakuan kontak dengan ozon, sampai dengan kadar 0,2 ppm tidak ditemukan pengaruh apapun, pada kadar 0,3 ppm mulai terjadi iritasi pada hidung dan tenggorokan.
Kontak dengan Ozon pada kadar 1,0 sampai dengan 3,0 ppm selama 2 jam pada orang-orang yang sensitif dapat mengakibatkan pusing berat dan kehilangan koordinasi. Pada sebagian besar orang, adanya kontak dengan ozon dengan kadar 9,0 ppm selama beberapa waktu akan mengakibatkan edema pulmonari.
-
Hidrokarbon
Pencemaran udara yang berasal dari hidrokarbon (HC) dapat berupa gas, cair, dan padat. Apabila HC dalam bentuk gas, akan tercampur bersama bahan pencemar lainnya. Apabila berbentuk cairan maka akan membentuk kabut minyak (droplet) yang keberadaannya di udara akan sangat mengganggu lingkungan. Sedangkan dalam bentuk padatan akan tampak seperti asap hitam.
Hidrokarbon yang ada di udara akan berekasi dengan bahan-bahan lain dan akan membentuk ikatan baru yang dinamakan plycyclic aromatichidrocarbon (PAH) yang banyak dijumpai di daerah industri dan padat lalu lintas. Jika PAH masuk dalam paru-paru dapat menimbulkan luka dan merangsang terbentuknya sel-sel kanker.
-
Khlorin
Klorin merupakan bahan kimia yang berguna untuk pemurnian air, dalam desinfektan, dalam pemutih, dan gas mustard. Klorin damanfaatkan pula dalam produksi kertas, antiseptik, zat warna, makanan, insektisida, cat, produk minyak bumi, plastik, obat-obatan, tekstil, pelarut, dan banyak produk konsumen lainnya.
Klorin merupakan gas yang sangat reaktif ketika gas ini memasuki tubuh ketika terhirup bersama udara yang terkontaminasi atau ketika tertelan bersama dengan makanan atau air yang terkontaminasi, dapat merusak sistem pernapasan, mulai dari batuk, nyeri dada, serta retensi air dalam paru-paru.
-
Partikel Debu
Partikulat debu melayang (Suspended Particulate Matter/SPM) ialah campuran yang sangat rumit, yang terdiri atas berbagai senyawaorganik dan anorganik yang terbesar di udara dengan diameter yang sangat kecil, mulai dari < 1 mikron sampai denganmaksimal 500 mikron.
Dampak buruknya terhadap kesehatan adalah dapat mengganggu saluran pernafasan bagian atas dan menyebabkan iritasi. Selain itu dapat mengganggu daya tembus pandang mata dan juga mengadakan berbagai reaksi kimia di udara.
-
Timah Hitam
Timah hitam ( Pb ) adalah logam lunak berwarna kebiru-biruan atau abu-abu keperakan dengan titik leleh pada 327,5°C dan titik didih 1.740°C pada tekanan lapisan atmosfer. Sumber emisi timah hitam berasal dari pabrik plastik, percetakan, peleburan timah, pabrik karet, pabrik baterai, kendaraan bermotor, pabrik cat, tambang timah dsb (termasuk logam berat).
Dampak negatif timah hitam teradap kesehatan manusia yaitu dapat menimbulkan gangguan pada saraf perifer dan sentral, sel darah, gangguan metabolisme vitamin D dan kalsium sebagai unsur pembentuk tulang, gangguan kronis pada ginjal, bisa menembus plasenta yang berpengaruh pada pertumbuhan janin.
Contoh Kabut Asap
Sedangkan untuk beberapa contoh terjadinya bencana kabut asap yang pernah terjadi di Indonesia. Antara lain;
-
Kalimantan
Pulau Kalimantan merupakan pulau terbesar di Indonesia dan menjadi yang terbesar di ke-2 di dunia. Arti pulau ini menjadi wilayah Indonesia yang terdiri dari 4 Provinsi dengan masing-masing luas hutan yang sangat lebar, akan tetapi di daerah ini juga kerapkali sering terjadi peristiwa kabut asap.
-
Provinsi Riau
Provinsi Riau merupakan salah satu wilayah dan perwilayahan yang ada di Pulau Sumatra. Di Riau juga seringkali terjadi peristiwa kabut asap yang disebabkan karena adanya pembakaran hutan secara liar, bahkan beberapa waktu lalu di kebkaran di Riau pernah di protes secara tegas oleh Negara Singapura dan juga Malaysia akibat kabut asap yang ditimbulkan.
Dari penjelasna yang dikemukakan, dapatlah dikatakan bahw kabut asap adalah kumpulan asap dan kabut yang berkumpul menjadi satu kesatuan yang mempunyai nilai kandung halimun airnya lebih besar dari 0.1 milimeter. Dimana kabut asap menjadi masalah bagi banyak arti kota di dunia dan terus menjadi ancaman bagi lingkungan.
Dimana hal ini akibat dari udara dalam status bahaya karena permasalahan kabut jika telah melewati batas 80 bagian persejuta (parts per billion) (ppb) atau 0.5 ppm ozone (komponen utama kabut asap), melebihi 53 ppb nitrogen dioksida atau 80 ppb partikel. Kabut asap dalam kondisi yang berat dapat merusak dan bahkan menyebabkan masalah pernapasan bagi manusia, termasuk penyakit emphysema, bronchitis, dan asma.
Demikianlah serangkaian penjelasan tentang pengertian kabut asap menurut para ahli, penyebab, dampaknya, dan contohnya. Semoga tulisan ini bisa memberikan wawasan dan menambah pengetahuan bagi segenap pembaca sekalian.