Gunung berapi yang juga dikenal dengan gunung api secara umum merupakan suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus. Gunung berapi di bumi terbentuk karena kerak bumi pecah menjadi 17 lempeng tektonik besar dan kaku yang mengapung di lapisan mantel yang lebih panas dan lebih lembut. Oleh karena itu, di struktur bumi, gunung berapi umumnya ditemukan di mana lempeng tektonik menyimpang atau menyatu, dan sebagian besar ditemukan di bawah air. Misalnya, punggungan pertengahan samudera, seperti Mid-Atlantic Ridge, memiliki gunung berapi yang disebabkan oleh lempeng tektonik yang berbeda sedangkan Cincin Api Pasifik memiliki gunung berapi yang disebabkan oleh lempeng tektonik konvergen.
Gunung berapi juga dapat terbentuk di mana ada peregangan dan penipisan lempeng kerak, misalnya, di Rift Afrika Timur dan ladang vulkanik Wells Gray-Clearwater dan Rio Grande Rift di Amerika Utara. Untuk memperjelas pemahaman kita tentang gunung berapi, artikel ini akan mengulas tentang pengertian, tipe, penyebab, dan contoh gunung berapi.
Gunung Berapi
Kata gunung berapi berasal dari nama vulcano, sebuah pulau vulkanik di Kepulauan Aeolian di Italia yang pada gilirannya berasal dari Vulcan, Dewa Api dalam mitologi Romawi.
Oleh karena itulah gunung berapi sejatinya menjadi lubang di kerak planet bumi atau planet atau satelit lain yang dapat mengeluarkan letusan batuan cair, pecahan batu panas, dan gas panas. Letusan gunung berapi adalah tampilan luar biasa dari kekuatan Bumi. Meskipun letusan itu spektakuler untuk ditonton, letusan itu dapat menyebabkan hilangnya nyawa dan harta benda, terutama di daerah padat penduduk di dunia.
Leusan kadang-kadang dimulai dengan akumulasi magma yang kaya gas (batuan bawah tanah cair) di reservoir dekat permukaan bumi, mereka dapat didahului oleh emisi uap dan gas dari ventilasi kecil di tanah. Segerombolan gempa kecil, yang mungkin disebabkan oleh meningkatnya pasang magma padat dan kental yang berosilasi terhadap selubung magma yang lebih permeabel, juga dapat menandakan letusan gunung berapi, terutama yang eksplosif.
Pengertian Gunung Berapi
Gunung berapi adalah lubang di permukaan dalam definisi planet atau bulan yang memungkinkan material yang lebih hangat dari sekitarnya untuk lepas dari interiornya. Ketika bahan ini lolos, itu akan menyebabkan erupsi. Sebuah letusan bisa meledak, yang seakan-akan memuntahkan material ke langit atau bisa letusan yang lebih tenang, dengan aliran material yang lembut.
Daerah-daerah dalam pengertian vulkanisme biasanya membentuk pegunungan yang dibangun dari banyak lapisan batu, abu atau bahan lain yang terkumpul di sekitarnya. Gunung berapi bisa aktif, tidak aktif, atau punah. Gunung berapi aktif adalah gunung berapi yang telah memiliki erupsi baru-baru ini atau diperkirakan akan terjadi dalam waktu dekat. Gunung berapi yang tidak aktif tidak lagi menghasilkan letusan, tetapi mungkin letusan bisa terjadi lagi di masa depan. Gunung berapi yang sudah punah kemungkinan tidak akan pernah dikategorikan dalam pengertian gunung meletus lagi.
Pengertian Gunung Berapi Menurut Para Ahli
Adapun definsi gunung api menurut para ahli, antara lain:
- Alzwar (1988)
Gunung api merupakan timbulan di permukaan bumi, yang tersusun atas timbunan rempah gunungapi; tempat dengan jenis dan kegiatan magma yang sedang berlangsung; tempat keluarnya batuan leleran dan rempah lepas gunungapi dari dalam bumi
- Mac Donald (1972)
Gunung api merupakan tempat/bukaan berasalnya batuan pijar (gas) dan umumnya keduanya, keluar ke permukaan bumi, sehingga bahan batuan tersebut berakumulasi membentuk bukit atau dalam pengertian peggunungan.
- Bronto (2006)
Gunung api merupakan setiap proses alam yang berhubungan dengan kegiatan gunungapi, meliputi asal-usul pembentukan magma di dalam bumi hingga kemunculannya di permukaan bumi dalam berbagai bentuk dan kegiatannya; setiap magma yang muncul ke permukaan bumi.
Macam Gunung Berapi
Adapun untuk tipe dalam jenis-jenis gunung berapi, antara lain;
-
Berdasarkan bentuknya
Jika dilihat dari bentuknya, gunung berapi dapat dibedakan menjadi 4, antara lain:
- Komposit atau Stratovolcano
Gunung api ini tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan yang berubah-ubah sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan. Akibatnya terbentuk suatu kerucut besar (raksasa), terkadang bentuknya tidak beraturan sebab letusan terjadi sudah beberapa ratus kali. Contoh gunung berapi jenis ini adalah Gunung Merapi, Gunung Rainier, Gunung Fuji, dan Gunung Cotopaxi, misalnya.
- Perisai
Gunung berapi ini terlihat besar dan luas yang terlihat seperti perisai jika dilihat dari atas, yang tersusun daritersusun dari batuan aliran lava yang ketika diendapkan masih cair, sehingga tidak sempat membentuk suatu kerucut yang tinggi (curam), bentuknya akan memiliki lereng landai, dan susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik. Contoh gunung berapi jenis ini terdapat di kepulauan Hawai, terutama Mauna Loa dan Mauna Kea.
- Kerucut bara (Cinder cone)
Gunung berapi ini merupakan gunung berapi yang berasal abu dan pecahan kecil batuan vulkaniknya menyebar di sekeliling gunung. Gunung berapi ini adalah jenis gunung berapi yang paling sederhana, terjadi ketika partikel dan gumpalan lava dikeluarkan dari lubang vulkanik. Lava ditiup dengan keras ke udara, dan potongan-potongan hujan turun di sekitar lubang angin.
Seiring waktu, ini membangun kerucut berbentuk lingkaran atau oval, dengan kawah berbentuk mangkuk di bagian atas. Gunung berapi kerucut jarang tumbuh lebih besar dari sekitar 1.000 kaki di atas lingkungan sekitarnya.
- Kaldera atau Kubah Lava
Kubah vulkanik atau lava dibentuk oleh massa lava yang terlalu kental (tebal) untuk mengalir sangat jauh. Tidak seperti gunung berapi perisai, dengan lava viskositas rendah, magma dari kubah vulkanik hanya menumpuk di sekitar ventilasi.
Kubah tumbuh dengan perluasan lava di dalam, dan gunung terbentuk dari material yang tumpah dari sisi kubah yang tumbuh. Kubah lava dapat meledak dengan hebat, melepaskan sejumlah besar batu dan abu panas. Contoh gunung berapi jenis ini adalah Gunung Bromo.
-
Berdasarkan tipe letusannya
Adapun jika dilihat dari tipe letusannya, gunung berapi dapat dibedakan menjadi 7, antara lain:
- Letusan Tipe Stromboli
Letusan tipe stromboli adalah jenis letusan yang memiliki interval waktu yang hampir sama pada setiap letusannya. Dengan kata lain, tipe letusan ini terjadi setiap beberapa waktu sekali. Contohnya adalah gunung api Tromboli di Kepulauan Lipan yang mempunyai jarak waktu letusan sekitar 12 menit.
Artinya, setiap 12 menit sekali lava akan mendidih dan kemudian akan terjadi sebuah letusan. Material- material dikeluarkan akibat letusan tersebut berupa bom, lipari maupun abu vulkanik.
Contoh gunung api Stromboli yang ada di Indonesia yaitu Gunung Raung. Selain itu ada pula Gunung Vesisvius di Italia.
- Letusan Tipe Hawaii
Letusan tipe hawaii adalah letusan yang terjadi pada gunung yang mempunyai lava sangat cair dan mempunyai bentuk seperti perisai atau tameng yang dapat mengalir ke segala arah. Letusan tipe Hawaii memiliki skala yang relatif kecil tapi mempunyai intensitas yang tinggi. Nama “Hawaii” dikarenakan kebanyakan letusan tipe ini terdapat di Hawaii, seperti Maona Loa, Maona Kea dan juga Kilauea.
- Letusan Tipe Merapi
Tipe letusan merapi merupakan letusan untuk gunung yang mempunyai lava yang kental yang dapat menyumbat mulut kawah. Hal tersebut akan mengakibatkan tekanan gas menjadi semakin kuat dan bertambah kuat dan mengakibatkan sumbatan di mulut kawah menjadi pecah dan terangkat ke atas.
Sumbatan yang ada di mulut kawah terangkat ke atas dan pecah pada akhirnya terlempar keluar. Material- material tersebut akan menuruni lereng gunung menjadi sebuah ladu atau gloedlawine. Selain material- material tersebut yang dihasilkan, tipe letusan ini juga mengeluarkan awan panas (gloedwolk).
Tipe letusan ini adalah tipe yang berbahaya bagi penduduk yang tinggal di sekitar gunung tersebut. Contoh tipe ini adalah Gunung Merapi (Jawa Tengah) yang pernah menimbulkan banyak korban jiwa.
- Letusan Tipe Volkano
Letusan tipe volkano adalah letusan yang mengeluarkan material- material padat seperti bom, abu vulkanik, lapili dan juga bahan- bahan padat atau cair seperti lava. Akibat letusan tipe ini adalah dampak kerusakan yang ditimbulkan cukup besar. Contoh gunung yang memiliki tipe letusan ini yaitu gunung Semeru yang berada di Jawa Timur.
- Letusan Tipe Perret atau Plinian
Letusan tipe ini merupakan letusan yang sangat berbahaya karena disertai ledakan yang sangat dasyat dan dapat merusak lingkungan. Ledakannya yang dasyat, menyebabkan material yang dikeluarkan pun bisa terlepar sejauh hingga 80 km.
Ciri khusus tipe letusan ini adalah disertai gas yang sangat tinggi dan juga awan yang menyembur menyerupai kembang kol. Letusan tipe Perret ini bisa mengakibatkan puncak vulkan terbobol, sehingga dinding kawah melorot melemparkan kepundan. Contoh tipe letusan ini pernah terjadi di Indonesia yaitu di Gunung Krakatau tahun 1883 yang menjadi sebuah sejarah dunia.
- Letusan Tipe Pelee
Letusan tipe Pelee merupakan letusan yang terjadi jika terdapat sumbatan kawah di puncak gunung api yang berbentuk jarum, sehingga akan mengakibatkan tekanan gas menjadi bertambah besar. Jika sumbatan pada kawah gunung tersebut tidak terlalu kuat maka gunung ini akan meletus.
- Letusan Tipe Sint Vincent
Letusan tipe Sint Vincent merupakan letusan yang terjadi pada gunung api yang mempunyai danau kawah. Tatkala gunung ini meletus maka air di danau kawah tersebut akan tumpah bersama lava. Hal tersebut sangat berbahaya bagi daerah yang ada di sekitarnya karena dapat diterjang banjir lahar panas. Contoh letusan ini pernah terjadi di Indoensia yaitu pada Gunung Kelud pada tahun 1919.
Faktor Penyebab Terjadinya Gunung Berapi
Gunung berapi terjadi ketika material yang secara signifikan lebih hangat daripada lingkungannya meletus ke permukaan planet atau satelit dari bagian dalamnya. Di Bumi, material yang meletus bisa berupa batuan cair (“lava” saat berada di permukaan, “magma” saat berada di bawah tanah), abu, abu, dan/atau gas. Ada tiga alasan mengapa magma mungkin naik dan menyebabkan letusan ke permukaan bumi.
Magma dapat naik ketika potongan kerak bumi yang disebut lempeng tektonik perlahan-lahan menjauh satu sama lain. Magma naik untuk mengisi ruang. Ketika ini terjadi, gunung berapi bawah laut dapat terbentuk.
Magma juga naik ketika lempeng tektonik ini bergerak saling berdekatan satu sama lain. Ketika ini terjadi, bagian dari kerak bumi bergerak lebih dalam ke bagian dalamnya. Panas dan tekanan tinggi menyebabkan kerak mencair dan naik sebagai magma.
Cara terakhir naiknya magma adalah melalui titik panas. Titik panas persis seperti apa nmanya, merupakan daerah panas di dalam pengertian Bumi. Daerah-daerah ini memanaskan magma. Magma menjadi kurang padat. Ketika kurang padat, ia naik. Masing-masing alasan kenaikan magma sedikit berbeda, tetapi masing-masing dapat membentuk gunung berapi.
Contoh Gunung Berapi
Berikut beberapa contoh gunung berapi yang ada di Indoensia dan dunia, antara lain:
- Gunung Merapi di Yogjakarta
- Gunung Kelud di Jawa Timur
- Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat
- Gunung Sinabung di Sumatera Utara
- Gunung Agung di Bali
- Gunung Vesuvius di Italia
- Gunung Sakurajima di Jepang
- Gunung Ulawun di Papua Nugini
- Gunung Taal di Filipina
- Gunung Santa María di Guatemala
Nah, demikianlah pembahasan secara lengkapnya mengenai pengertian gunung berapi menurut para ahli, tipe, penyebab, dan contohnya. Semoga melaui tulisan ini bisa memberikan wawasan serta menambah pengetahuan pembaca.