Peta bisa dikatakan penggambaran simbolik yang menekankan hubungan antara elemen-elemen ruang, seperti objek, wilayah dan perwilayahan, atau bahkan tema. Ada peta yang bersifat statis, atau datanya tidak mudah berubah dalam waktu yang lama, tapi ada pula yan bersifat dinamis atau interaktif.
Tapi yang pasti kebradaan peta menjadi lebih objektif dengan perkembangan ilmu pengetahuan barat. dimana penerapan metode ilmiah ke dalam kartografi membuat peta lebih teratur dan akurat. Saat ini, seni membuat peta adalah ilmu yang cukup canggih yang menggunakan metode dari kartografi, teknik, ilmu komputer, matematika, dan psikologi.
Peta
Istilah penyebutan peta hakekatnya berasal dari bahasa Latin Mappa mundi yang muncu pada abad pertengahan. Kata Mappa berarti serbet atau kain dan mundi adalah dunia. Jadi, “peta” adalah peristilah singkat yang mengacu pada representasi dua dimensi dari permukaan dunia.
Kartografi atau pembuatan peta adalah studi dan praktik pembuatan representasi Bumi pada permukaan datar, dan orang yang membuat peta disebut kartografer.
Pengertian Peta
Peta adalah gambaran tentang sebagian permukaan bumi yang menunjukkan bentuk dan posisi berbagai negara, perbatasan politik, letak geografis, dan kenampakan alam. Seperti sungai, gunung, jalan, dan bangunan.
Sehingga dalam membuat peta inilah seorang Kartografer harus mempertimbangkan terlebih dahulu, data apa yang diperlukan dan bagaimana ketersediaan data tersebut (tujuan atau sasaran substantif) dan yang kedua perlu mempertimbangkan bagaimana peta akan ditampilkan, siapa yang akan menggunakan peta dan untuk tujuan apa peta tersebut akan digunakan (tujuan afektif).
Pengertian Peta Menurut Para Ahli
Adapun pengertian peta menurut para ahli, diantaranya;
- ICA (International Cartographic Association), Peta adalah suatu representasi atau gambaran unsur-unsur kenampakan abstrak dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa dan umumnya digambarkan pada bidang datar secara diperkecil atau diskalakan.
- Aryono Prihandito (1988), Definisi peta adalah gambaran permukaan bumi dengan skala tertentu dan digambarkan pada bidang datar dengan sistem proyeksi peta tertentu.
- Erwin Raisz (1948), Peta dapat diartikan sebagai gambaran konvensional kenampakan muka bumi yang diperkecil seperti ketampakan aslinya bila dilihat vertikal dari atas, peta dibuat pada bidang datar serta dilengkapi tulisan-tulisan sebagai penjelasan.
- Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional), Peta adalah sebagai wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan yang dapat menjadi sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan.
Syarat Peta
Dalam membuat peta perlu memperhatikan syarat-syarat yang harus dipenuhi, diantaranya yaitu:
- Jelas, Peta harus menggambarkan daerah atatu objek yang dipetakan dengan jelas. Simbol, tata warna, tata tulis atau latering, dan sebagainya harus jelas sehingga para pengguna peta akan lebih mudah dalam memanfaatkan peta tersebut.
- Rapi dan Indah, Peta yang baik harus terlihat rapi dan indah, jangan sampai terlihat acak-acakan dan sulit dibaca.
- Teliti dan sistematik, Peta harus disajikan denagn teliti dan sistemats. Terutama berkaitan dengan letak, nama-nama tempat, dan sebagainya, terlebih lagi adalah peta khusus yang bersifat kuantitatif harus teliti dan sistematis.
- Data Lengkap, Data yang ada tercantum dalam sebuah peta harus lengkap, sesuai dengan isi dan judul petanya sehingga akan lebih bermanfaat bagi penggunanya.
Unsur Peta
Untuk kelengkapan diantaranya;
- Ekuidistan, Jarak yang ada di peta harus menggambarkan jarak yang sebenarnya dipermukaan bumi, sehingga diperlukan skala peta.
- Ekuivalen, Luas yang ada di peta juga harus menggambarkan luas sebenarnya daerah di muka bumi yang dipetakan, sehingga harus menggunakan skala.
- Konform, Bentuk yang tergambar di peta harus sama dengan bentuk sebenarnya daerah yang dipetakan.
Jenis Peta
Terdapat beberapa macam pembagian jenis peta, antara lain:
Pembagian jenis peta berdasarkan sumber datanya dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
-
Peta Induk (Basic Map)
Peta induk merupakan peta yang diperoleh berdasarkan survei lapangan. Peta induk bisa digunakan sebagai dasar untuk pembuatan peta topografi, sehingga dapat disebut pula sebagai peta dasar (basic map). Peta dasar tersebut yang dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan peta-peta lainnya.
-
Peta Turunan (Derived Map)
Peta turunan merupakan peta yang dibuat berdasarkan pada acuan peta yang sudah ada, sehingga tidak membutuhkan survei langsung ke lapangan. Peta turunan tidak data digunakan sebagai peta dasar.
Pembagian jenis peta berdasarkan isinya dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
-
Peta umum
Peta umum merupakan peta yang isianya menggambarkan seluruh kenampakan permukaan bumi, baik yang berupa kenampakan alam maupun kenampakan dalam fenomena sosial atau budaya. Kenampakan alam contohnya yaitu pegunungan, gunung, laut, sungai, dan dataran tinggi.
Sedangkan untuk kenampakan budaya contohnya adalah bendungan, pemukiman penduduk, jalan raya, dan lain-lain.
Adapun contoh peta umum, diantaranya yaitu:
- Peta dunia, yaitu peta yang menggambarkan bentuk, letak, dan wilayah Negara – Negara di dunia.
- Peta negara, yaitu peta yang menggambarkan wilayah suatu negara secara keseluruhan
- Peta topografi, yaitu peta yang menggambarkan permukaan bumi dan bentuk – bentuk reliefnya.
- Peta korografi, yaitu peta yang menggambarkan sebagian atau seluruh permukaan bumi umum dengan skala kecil.
-
Peta khusus (tematik)
Peta khusus ialah peta yang menggambarkan suatu aspek khusus di permukaan bumi saja. Peta khusus disebut pula sebagai peta tematik (memuat tema–tema khusus yang ada muka bumi).
Adapun contoh dati peta tematik (khusus) antara lain:
- Peta persebaran tambang
- Peta persebaran flora dan fauna
- Peta kepadatan penduduk
- Peta curah hujan (isohyet)
Pembagian jenis peta berdasarkan skalanya dapat dibedakan menjadi 5, yaitu:
- Peta kadaster, skalanya antara 1:100 hingga 1:5.000. Penggunaan peta jenis ini yaitu untuk menggambarkan luas lapisan tanah dalam sertifikat tanah.
- Peta skala besar, skalanya antara 1:5.001 hingga 1:250.000. Penggunaan peta jenis ini yaitu untuk menggambarkan daerah yang sempit, misalnya peta kelurahan, peta desa, peta kecamatan, dan peta kota.
- Peta skala sedang, skalanya antara 1:250.001 hingga 1:5.00.000. Penggunaan peta jenis ini yaitu untuk menggambarkan daerah yang agak luas, misalnya Peta Provinsi Timur, Provinsi Bali, dan sebagainya.
- Peta skala kecil, skalanya antara 1:500.001 sampai dengan 1:1.000.000. Penggunaan peta jenis ini yaitu untuk menggambarkan daerah yang cukup luas, misalnya Peta Indonesia dan Peta Malaysia.
- Peta skala geografis, skalanya lebih kecil dari 1:1.000.000. Penggunaan peta jenis ini yaitu untuk menggambarkan kelompok negara, misal Peta Negara-Negara Eropa, Peta Negara-Negara Asia Tenggara, Peta Benua Australia, dan Peta Dunia.
Pembagian jenis peta berdasarkan bentuknya dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
-
Peta timbul
Peta timbul ialah peta yang dibuat secara tiga dimensi sehingga sesuai dengan bentuk permukaan bumi yang sebenarnya. Peta relief memiliki kontur dan bentuk permukaan bumi yang jelas, misalnya perbedaan dataran – dataran tinggi dan rendah, dan pegunungan yang nampak menjulang.
-
Peta datar
Peta datar ialah jenis peta yang dibuat di atas bidang datar, misalnya kertas, kanvas, dan triplek. Peta datar mempunyai bermacam-macam simbol seperti peta lainnya yang digambarkan dengan bentuk, dan warna yang berbeda-beda.
-
Peta digital
Peta digital ialah jenis peta yang proses pembuatannya menggunakan komputer. Data tentang kenampakan muka bumi pada peta biasanya disimpan di dalam komputer. Pada masa kini, contoh peta digital yang bisa kita lihat adalah google earth dan google map.
Pembagian jenis peta berdasarkan keadaan obyeknya dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
- Peta dinamik, Peta dinamik ialah peta yang menggambarkan keadaan yang labil (meningkat atau menurun). Adapun contoh peta dinamik misalnya peta urbanisasi, peta perluasan tambang, dan peta aliran sungai.
- Peta stasioner, Peta stationer ialah peta yang menggambarkan keadaan tetap atau stabil. Adapun contoh peta stasioner adalah peta tanah, peta geologi, peta wilayah, dan sebagainya.
Pembagian jenis peta statistik dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
- Peta statistik distribusi kuantitatif yaitu jenis peta yang menggambarkan jumlah data, yang biasanya berdasarkan perhitungan persentase dan frekuensi. Adapun contoh peta ini adalah peta penduduk, peta pendidikan, dan peta curah hujan.
- Peta statistik distribusi kualitatif yaitu jenis peta yang menggambarkan kevariasian jenis data, tanpa memperhitungkan jumlahnya. Adapun contohnya yaitu peta budaya, peta agama, dan peta tanah.
Fungsi Peta
Secara umum peta berfungsi untuk mengkomunikasikan informasi ke pembaca peta. Peta adalah alat yang penting dan sangat diperlukan oleh para ahli geografi. Peta membantu geografer memahami secara visual hal-hal penting tentang permukaan Bumi. Misalnya di mana gunung berapi aktif yang akan meletus dan beragam fenomena geosfer lainnya yang dapat dipetakan.
Peta telah digunakan oleh manusia selama ratusan tahun. Karena teknologi telah meningkat, begitu juga kualitas dan akurasi peta. Peta kuno biasanya digambar oleh penjelajah. Di dunia modern, kemampuan kita untuk melihat dan memetakan Bumi jauh lebih baik.
Namun, bahkan hari ini tidak mungkin untuk menggambar peta datar yang 100% akurat. Hal ini disebabkan ketidakmungkinan menciptakan permukaan planet bulat pada peta datar. Semakin kecil area yang diwakili oleh peta, semakin akurat peta itu.
Adapun secara terperinci manfaat peta antara lain;
- Menunjukkan lokasi pada permukaan bumi;
- Menggambarkan luas, pola, dan bentuk berbagai gejala alami dan manusia;
- Menentukan arah serta jarak suatu tempat;
- Menunjukkan ketinggian atau kemiringan suatu tempat;
- Menyajikan persebaran sifat-sifat alami dan nonalami;
- Memungkinkan pengambilan kesimpulan dari data atau informasi yang tersaji, serta;
- Melihat adanya gerak perubahan serta prediksi dari hasil pertukaran barang-barang persebaran aktivitas industri, arus produksi, mobilitas manusia, dan sebagainya. Selengkapnya, baca; Manfaat Peta di Indonesia dalam Berbagai Bidang
Dari penjelasan yang dikemukakan dapatlah dikatakan bahwa peta adalah abstraksi tentang dunia tempat kita hidup dan fenomena di dalam atau di atas permukaannya. Sebagai abstraksi, peta memungkinkan kenampakan di dunia nyata untuk diwakili dalam kertas, media digital, dan basis data, memungkinkan kita untuk menghitung, menyajikan, dan lebih memahami hubungan yang dimiliki antara objek-objek di dunia nyata satu sama lain.
Oleh karena itulah pencampuran antara ilmu dan seni tentang konstruksi atau pembuatan peta ini disebut kartografi. Orang-orang yang bekerja di bidang pengetahuan ini disebut kartografer. Konstruksi dan penggunaan peta memiliki sejarah panjang. Beberapa akademisi percaya bahwa peta paling awal berasal dari abad kelima atau keenam SM. Bahkan dalam peta awal ini, tujuan utama alat ini adalah untuk mengkomunikasikan informasi. Peta awal cukup subyektif dalam penyajian informasi spasial.
Demikianlah makalah tentang materi pengertian peta menurut para ahli, syarat, unsur, jenis, fungsi, dan contohnya. Semoga melalui artikel ini bisa memberikan wawasan serta mampu menambah edukasi yang mendalam bagi segenap pembaca sekalian.