Pada hakekatnya setiap distribusi penduduk mengacu pada pola atau pun persebaran tempat tinggal seseorang di wilayah dan perwilayahan tertentu. Distribusi populasi berdasarkan sensus penduduk di dunia bisa dikatakan tidak merata di suatu negara.
Hal ini diperenguruhi oleh lokasi dengan kondisi yang menguntungkan umumnya lebih padat penduduknya dibandingkan dengan lokasi di lingkungan yang lebih menantang. Tidak meratanya persebaran penduduk tersebut tentu memiliki dampak baik bagi daerah yang kekurangan penduduk maupun daerah yang padat penduduk.
Persebaran Penduduk Tidak Merata
Adanya persebaran penduduk yang tidak merata dapat dipengeruhi oleh daya tarik perkotaan dengan segala fasilitas sosial, bisnis maupun budaya telah berpeluang ekonomi mendorong terjadinya urbanisasi. Hal tersebut umum terjadi di berbagai negara khususnya di negara berkembang, tak terkecuali di Indonesia.
Maka, tak khayal akibatnya banyak masyarakat perkotaan yang padat menimbulkan berbagai dampak negatif dalam pengelolaan sistem negara.
Dampak Persebaran Penduduk Tidak Merata
Berbagai dampak yang menjadi akibat adanya persebaran penduduk tidak merata. Antara lain;
-
Terjadinya kesenjangan sosisl, ekonomi dan budaya
Berkurangnya arti penduduk desa apabila terjadi migrasi berarti daerah pedesaan sering ditinggalkan oleh kaum muda. Hal tersebut menyebabkan hilangnya bagian penting dari budaya. Di sisi lain terjadi tekanan di area sekitarnya di kawasan dengan kepadatan tinggi. Kota membutuhkan banyak ruang untuk menampung jumlah penduduk yang besar.
Ada beberapa daerah yang sangat urban sehingga hanya ada sedikit ruang hijau yang tersisa, misalnya Amerika Serikat bagian timur laut, Eropa Barat, Cina bagian timur dan Jepang tengah). Sedikitnya ruang hijau akan mengganggu kualitas lingkungan.
-
Menipisnya sumber daya dan meningkatkan polusi udara
Populasi besar membutuhkan sumber daya alam dalam jumlah yang sama besar, misalnya sumber daya air, energi, dan makanan. Hal tersebut akan menghabiskan berbagai jenis sumber daya alam. Selain itu akan meningkatkan polusi dan merusak lingkungan pada daerah-daerah yang padat penduduk sebagai akibat dari tingginya asap kendaraan bermotor dan industri.
-
Kurangnya kontak dengan alam
Kehidupan dalam berbagai jenis kota telah menciptakan lingkungan di mana orang kehilangan kontak dengan alam dan manfaatnya, karena banyaknya lahan terbangun di perkotaan, sehingga ruang terbuka hijau yang menampilkan keindahan alam berkurang luasannya.
-
Eksploitasi sumberdaya alam
Persebaran penduduk yang tidak merta sanga rawan terhadap ekksploitasi sumberdaya secara berlebihan. Hal tersebut karena di daerah padat penduduk membutuhkan sandang, pangan, dan papan yang lebih besar, sehigga akan memanfatkan hutan-hutam untuk dijadikan lahan permukiman ataupun untuk tanah pertanian.
Selain itu penebangan hutan secara liar juga untuk tujuan komersil pribadi sehingga akan mengaggu keseimbangan alam. Hutan yang seharusnya dapat memberikan manfaat bagi manusia akan berubah menjadi bencana ketika alam yang ada di dalamnya dirusak biasanya akan menimbulkan banjir, tanah longsor, dan kebakaran hutan
Ketika hutan sudah mulai berkurang maka akan menimblkan berbagai masalah lingkungan diantaranya adalah rentan terjadi banjir, hal ini karena resapan air hujan oleh hutan menjadi berkurang, selain itu juga akan terjadi kekeringan ketika kemarau panjang, serta lapisan tanah di sekitar hutan akan menjadi tandus akibat dari adanya erosi.
-
Munculnya pemukiman liar (slum area) di daerah padat penduduk
Tingginya jumlah penduduk akan medorong terjadinya kemiskinan apabila jumlah penduduk yang tinggi tersebut tidak dibarengi dengan kemampuan dan ketrampilan yang memadai. Dampak dari kemiskinan tersebut salah satunya adalah timbunya pemukiman kumuh atau lebih sering dikenal dengan istlah slum area.
Hal tersebut sering dipandah sebagai masalah di perkotaan. Hal tersebut karena tingginya persaingan untuk bertahan hidup dan mencari temapt tinggal akhirnya karena tidak memiliki tmpat tinggal mereka lebih memilih untuk tinggal di temapt seadanya.
Adanya area slum tersebut juga akan menyebabkan Ruang Terbuka Hijau semakin berkurang dan lingkungan hidup rawan mengalami pencemaran. Di Indonesia banyak kawasan pemukiman-pemukiman kumuh yang tidak memilki sistem sanitasi yang baik, karena pembuangan akhirnya langsung menuju ke sungai.
-
Timbulnya masalah sosial seperti pencurian, permapokan, bahkan pelacuran
Pada daerah yang padat penduduk memiliki tingkat persaingan yang tinggi termasuk dalam hal mendapatkan pekerjaan. Apabila mereka kalah bersaing maka mereka tidak eemiliki pekerjaan yang akan berpeluang bagi mereka untuk meghalalkan segala cara demi dapat bertahan hidup.
Hal tersebut tidak menutup kemungkinan bagi mereka untuk mencuri, merampok, bahkan menjual diri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Maka dari itu tiap tiap individu harus menjaga diri dari adanya masalah-masalah sosial.
-
Rawan pencemaran sungai
Definisi pencemaran air, termasuk sungai terjadi akibat peningkatan kepadatan penduduk. Hal tersebut terjadi karena tingginya kepadatan penduduk akan meningkatkan produksi sampah atau limbah domestic yang menjadi beban pencemaran lingkungan.
Masyarakat cenderung membunag sampah di sungai, tumpukan sampah tersebut menyebabkan air subgai menjadi kotor dan tercemar akibat bahan-bahan kimia yang terkandung dalam sampah tersbeut. Selain karena sampah pencemaran sungai juga disebabkan oleh sebaran pemukiman penduduk.
Pada zaman dahulu masyarakat hanya tinggal di dekat tanggul sungai tau pentai untuk dapat mengakses air bersi namun seiring kepadatan penduduk pemukiman penduduk juga dibangun di wilayah rendah dan rawa yang notabennya lebih rawan penyakit dan pencemaran. Perubahan sebaran perkampungan itulah yang memuncuklan masalah pencemaran suangai.
-
Kurangnya tenaga kerja di daerah jarang penduduk
Pada daerah yang jarang penduduk cenderng meiliki pembangunan yang relative lambat. Penduduk angkatan kerja yang produktif dan terdidik akan cenderung melakukan urbanisasi dengan haarapan akan mendapatkan pekerjaan dengan gaji lebih tinggi dan keaman yang lebih terjamin, sehingga daerah asalnya akan kehilangan tenaga kerja yang produktif.
Akibat dari hal tersbeut adalah menurunnya produktifitas dan laju pertumbuhan produksi yang relatif rendah sehingga juga akan memperlambat pembangunan ekonomi di desa tersebut. Sebuah pabrik yang ada dipemukiman pasti akan memerlukan tenaga kerja yang banyak maka dari itu perlu adanya pemerataan penduduk di seluruh wilayah.
-
Pendidikan kurang memadai di daerah-daerah yang terpencil
Pada daerah-daerah yang penduduknya rendah realtif perkembangannya tertinggal termasuk dalam hal pendidikan. Sehingga sulit untuk mendapatkan pendidkan yang layak seperti anak-anak pada umumnya. Pendidikan merupakan salah satu aset yang sangat penting tidak jarang pula para masyarakat rela berkorban untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi.
Mereka kesulitan mengenyam pendidikan sesuai batas kelayakan pendidikan Indonesia dan sulit mengikuti perkembangan zaman. Selain disebabkan karena kurang memadinya fasilitas sarana dan parasaran juga disebabkan oleh kurangnya tenaga pendidik, atau kualitas tenaga pendidik yang belum memadai.
-
Kemcaetan pada daerah padat penduduk
Kemacetan telah menjadi masalah karena telah menghabiskan banyak waktu keseharian masyarakat. Salah satu alasan yang menjelaskan tingakt kemacetan yang tinggi di kota-kota besar seperti misalnya di Jakarta adalah adanya urbanisasi.
Kemacetan terjadi karena semakin tingginya jumlah pendduduk diikuti dengan tingginya volume kendaraan namun kapasitas jalan kurang memadai sehingga kemacetan tidak bisa dihindari. Selain itu perilkau individu ang lebih menyukai menggunakan kendaraan pribadi dan kurangnya layanan taransportasi publik juga menjadi penyebab tingginya volum kendaraan.
Nah, itulah saja artikel yang bisa kami bagikan pada segenap pembaca berkenaan dengan berbagai dampak persebaran penduduk yang tidak merata dalam berbagai bidang kehidupan. Semoga memberikan edukasi bagi kalian semuanya.