10 Unsur Cuaca dan Iklim Beserta Perbedaannya

Diposting pada

Cuaca dan Iklim

Tentu saja kita pernah mendengar tentang unsur-unsur cuaca dan iklim. Dimana sebagian besar dari kita memeriksa ramalan cuaca lokal untuk merencanakan kegiatan yang akan dilakukan. Semua ramalah tersebut tidak terlepas daripada perubahan iklim.

Meski demikianlah adanyanya, kadangkala dalam salah satu contoh fenomena alam ini masih terdapat banyak kebingungan atas perbedaan antara keduanya.

Cuaca dan Iklim

Cuaca setidaknya memberi tahu terkait dengan kondisi pada lapisan atmosfer di sekitar kita untuk waktu yang singkat, dan itu bisa berubah dengan cepat. Sehingga cuaca bisa berkabut di pagi hari, cerah di siang hari, dan hujan di malam hari. Ini bukan berarti bahwa iklim juga berubah dari berkabut menjadi cerah dan kemudian turun hujan selama satu hari.

Kondisi cuaca adalah cuaca regional terjadi selama periode waktu tertentu dari satu hingga beberapa minggu. Kondisi cuaca menggambarkan fenomena cuaca yang khas, seperti serangkaian badai di musim panas, bulan berkabut di musim gugur atau kondisi cuaca lainnya yang khas untuk wilayah dan perwilayahan/atau musim tertentu.

Sedangkan iklim adalah cuaca rata-rata yang berlangsung lama di suatu daerah. Iklim tidak menggambarkan perubahan cuaca yang terjadi selama beberapa hari, minggu, atau bahkan bulan. Ini mencirikan pola cuaca umum wilayah yang terjadi selama bertahun-tahun.

Sehingga secara khusus, tiga puluh tahun adalah waktu klasik yang digunakan untuk menentukan iklim suatu daerah. Misalnya kita bisa dengan mudah mengetahui bahwa kita tinggal di tempat yang dianggap memiliki iklim kering, tetapi masih memiliki hujan lebat selama seminggu.

Unsur Cuaca dan Iklim

Unsur Cuaca dan Iklim
Unsur Cuaca dan Iklim

Kondisi cuaca sangat memungkinkan untuk dapat melihat, merasakan, dan mendeteksi setiap kali perubahan terjadi, terutama di lingkungan alam terdekat yang bisa terlihat, oleh karena itulah cuaca hanyalah suhu sehari-hari dan kondisi hujan yang terjadi di sekitar kita sejatinya ini tidak sama dengan iklim yang berlangsung selama periode waktu yang panjang. Sedangkan khusus iklim adalah cuaca rata-rata di suatu tempat selama bertahun-tahun. Meskipun cuaca dapat berubah hanya dalam beberapa jam, iklim membutuhkan ratusan, ribuan, bahkan jutaan tahun untuk berubah.

Adapun unsur yang mempengaruhi cuaca dan iklim di suatu wilayah, yaitu:

  1. Suhu

Suhu adalah jumlah energi panas yang ada di udara. Suhu dapat diartikan pula sebagai kuantitas fisik yang mengekspresikan panas dan dingin. Panas adalah energi yang terpancar dari Matahari ke Bumi dalam bentuk cahaya. Awan, uap air, dan debu atmosfer membelokkan sekitar setengah dari energi matahari kembali ke ruang angkasa, sementara sisanya diserap oleh tanah dan air dan menjadi panas.

Suhu dicirikan oleh variasinya selama sehari karena rotasi bumi dan selama musim tahunan karena gerakan translasi Bumi mengelilingi matahari. Suhu diukur dengan termometer yang dikalibrasi dalam satu atau beberapa skala suhu.

Skala yang paling umum digunakan adalah skala Celcius(dilambangkan ° C), skala Fahrenheit (dilambangkan ° F), dan skala Kelvin (dilambangkan sebagai K). Kelvin (dieja dengan huruf kecil k) adalah satuan temperatur dalam Sistem Satuan Internasional (SI). Skala Kelvin secara luas digunakan dalam sains dan teknologi.

  1. Tekanan Atmosfer

Tekanan atmosfer (tekanan barometrik) adalah tekanan di dalam atmosfer planet bumi (atau planet lain). Tekanan atmosfer disebabkan oleh daya tarik gravitasi planet pada gas atmosfer di atas permukaan, dan merupakan fungsi dari massa planet, radius permukaan, jumlah dan komposisi gas serta distribusi vertikalnya di atmosfer.

Ahli meteorologi menyatakan tekanan atmosfir dalam satuan ukuran yang disebut atmosfer. Atmosfer diukur dalam milibar atau inci. Tekanan atmosfer rata-rata di permukaan laut adalah sekitar satu atmosfer (sekitar 1.013 milibar, atau 29,9 inci). Tekanan atmosfer berubah seiring berubahnya ketinggian (altitude). Tekanan atmosfer akan semakin rendah jika ketinggian semakin bertambah.

  1. Angin

Angin adalah udara yang bergerak. Angin terjadi karena adanya perbedaan suhu dan tekanan atmosfer antara daerah terdekat. Angin cenderung bertiup dari area bertekanan tinggi (yang lebih dingin) ke area bertekanan rendah (yang lebih hangat).

Angin dapat dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Misalnya di Chicago, Illinois, dijuluki sebagai “The Windy City (Kota Angin)”. Setelah kebakaran besar di Chicago pada tahun 1871 menghancurkan kota, para perencana kota membangunnya kembali dengan menggunakan sistem grid.

Jenis kota ini menciptakan terowongan angin. Angin dipaksa masuk ke saluran sempit, untuk menambah kecepatan dan kekuatan. Jadi dapat dikatakan bahwa “The Windy City” adalah hasil dari angin yang terjadi secara alami dan buatan manusia.

  1. Kelembaban

Kelembaban mengacu pada jumlah uap air di udara. Uap air adalah gas di atmosfer yang membantu membuat awan, hujan, atau salju. Kelembaban biasanya dinyatakan sebagai kelembaban relatif, atau persentase jumlah maksimum uap air yang dapat bertahan pada suhu tertentu.

Udara yang sejuk menahan lebih sedikit air daripada udara hangat. Pada kelembaban relatif 100 persen, udara dikatakan jenuh, yang berarti udara tidak dapat menahan lebih banyak uap air. Kelebihan uap air akan jatuh sebagai hujan. Jenis awan dan hujan terjadi ketika udara mendingin di bawah titik jenuhnya.

Tempat paling lembab di Bumi adalah pulau-pulau di dekat Khatulistiwa. Misalnya di Singapura yang lembab sepanjang tahun. Udara hangat akan jenuh dengan air yang berasal dari Samudera Hindia.

  1. Awan

Awan memiliki berbagai bentuk. Tidak semuanya menghasilkan hujan. Misalnya awan Cirrus yang biasanya menandakan cuaca sedang. Sedangkan awan Nimbostratus yang seperti selimut dapat menghasilkan curah hujan yang stabil dan panjang. Awan cumulonimbus yang sangat besar dapat menghasilkan petir dan hujan deras. Bahkan awan cumulonimbus juga dapat menghasilkan badai dan tornado.

Definisi awan dapat mempengaruhi jumlah sinar matahari yang mencapai permukaan Bumi. Hari-hari berawan lebih dingin daripada yang cerah karena awan mencegah lebih banyak radiasi matahari mencapai permukaan Bumi. Kebalikannya adalah pada malam hari, awan bertindak sebagai selimut yang menjaga agar Bumi tetap hangat.

  1. Radiasi Matahari

Radiasi matahari dapat diartikan sebagai radiasi atau energi yang kita dapatkan dari matahari. Hal itu dikenal juga sebagai radiasi gelombang pendek. Radiasi matahari mungkin merupakan unsur paling penting dari iklim.

Radiasi mataharilah yang pertama dan utama dalam memanaskan permukaan bumi yang pada gilirannya menentukan suhu udara di atas permukaan bumi. Pemanasan yang tidak merata dari permukaan bumi menciptakan gradien tekanan yang menghasilkan angin.

Jumlah radiasi yang mencapai satu tempat di Bumi bervariasi berdasarkan pada lokasi geografis, waktu, musim, lanskap lokal, dan cuaca lokal. Radiasi matahari terpancar dalam berbagai bentuk, seperti cahaya tampak, gelombang radio, panas (inframerah), sinar-x, dan sinar ultraviolet.

  1. Curah Hujan

Curah hujan adalah tingkat hujan yang turun di suatu daerah. Proses terjadinya hujan ditandai dengan turunnya rintik- rintik air dari awan yang terbentuk karena adanya penyinaran matahari kepada sumber-sumber air di Bumi seperti laut atau samudera, danau, sungai, waduk dan lain sebagainya.

Air yang berasal dari sumber-sumber air tersebut akan menguap dan menjadi uap air. Ketika uap air semakin meninggi karena terbawa angin, pada ketinggian tertentu uap air tersebut akan berubah menjadi awan.

Ketika awan semakin naik, maka awan tersebut akan jenuh, dan akan melepaskan kandungan airnya sebagai hujan. Alat yang digunakan untuk mengukur arah hujan di suatu daerah dinamakan obrometer.

  1. Kabut

Secara sederhana kabut ialah awan rendah yang berada di permukaan bumi. Hal ini berbeda dengan awan yang terbentuk jauh dari permukaan bumi.  Kabut merupakan kumpulan butir-butir air yang sangat kecil, diamternya  lebih kecil dari 10 mikrometer, yang melayang-layang di udara dekat permukaan bumi.

Sebagaimana halnya awan, kabut juga terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu: kabut tanah (ground fog) atau kabut sinaran (radiation fog), kabut sungsangan tinggi (high inversion fog), kabut laut (sea fog), kabut lataan (advection fog), kabut perenggan (frontal fog), kabut asap (steam fog).

  1. Arus laut

Arti arus laut sangat mempengaruhi suhu dan curah hujan suatu iklim. Iklim yang berbatasan dengan arus dingin cenderung lebih kering karena air laut yang dingin membantu menstabilkan udara dan menghambat pembentukan awan dan pengendapan. Udara yang melintas di atas arus lautan dingin kehilangan energi ke air dan dengan demikian memoderasi suhu dari pantai yang berlokasi di dekatnya.

Massa udara yang bergerak di atas arus lautan yang hangat mendorong ketidakstabilan dan presipitasi. Selain itu, air lautan yang hangat membuat suhu udara lebih hangat.

  1. Topografi

Pada hakekatnya arti topografi mempengaruhi iklim dalam berbagai cara. Orientasi gunung ke arah datangnya angin mempengaruhi curah hujan. Lereng gunung yang menghadap ke arah datangnya angin, mengalami lebih banyak hujan karena pengangkatan udara orografis. Sedangkan sisi gunung yang berada di daerah bayangan hujan akan menerima hujan lebih sedikit.

Suhu udara dipengaruhi oleh kemiringan dan orientasi ketika lereng menghadap ke matahari akan lebih hangat daripada lereng yang berada di baliknya. Temperatur juga akan menurun ketika bergerak menuju ketinggian yang lebih tinggi.

Perbedaan Cuaca dan Iklim

Adapun untuk perbedaan cuaca dan iklim dapat dilihat berdasarkan ukuran waktu, wilayah, ataupun tingkat perubahannya. Penjelasan terkait dengan perbedaan tersebut.

Berdasarkan waktu terjadinya

Perbedannya;

Cuaca Iklim
Cuaca adalah kondisi atmosfer selama periode waktu yang singkat Iklim adalah bagaimana atmosfer “berperilaku” selama periode waktu yang relatif lama

Contoh atas perbedaan tersebut, misalnya saja;

Jika musim panas tampak lebih panas akhir-akhir ini, maka iklim baru-baru ini mungkin telah berubah. Di berbagai belahan dunia, beberapa orang bahkan menyadari bahwa musim semi datang lebih awal daripada 30 tahun yang lalu. Musim semi sebelumnya adalah indikasi kemungkinan perubahan iklim.

Selain perubahan iklim jangka panjang, ada variasi iklim jangka pendek. Variabilitas iklim tersebut dapat diwakili oleh adanya perubahan periodik atau intermiten yang berkiatan dengan El Nino, La Nina, letusan gunung berapi, atau perubahan lain dalam sistem Bumi.

Di sebagian besar tempat, cuaca dapat berubah dari menit ke menit, jam ke jam, hari ke hari, dan musim ke musim. Iklim, bagaimanapun, adalah rata-rata cuaca dari waktu ke waktu dan ruang. Singkatnya, iklim adalah deskripsi dari pola cuaca jangka panjang di daerah tertentu.

Berdasarkan Tingkat Perubahaan

Yaitu;

Cuaca Iklim
Cuaca mengacu pada kondisi atmosfer di suatu tempat tertentu selama periode waktu yang singkat. Dengan kata lain, Istilah cuaca berarti keadaan kondisi atmosfer di suatu tempat dan waktu tertentu dalam waktu singkat atau setiap hari. Misalnya, ‘Suhu pagi ini antara 27 ° C dan 32 ° C’,  kalimat tersebut menggambarkan cuaca. Iklim mengacu pada kondisi rata-rata atmosfer di suatu tempat tertentu selama periode waktu yang panjang. Misalnya, ‘Suhu tahunan rata-rata untuk Singapura adalah 27 ° C’, kalimat tersebut menggambarkan iklim di Singapura.

Dari penjelasan yang dikemukakan, setidaknya dapat dikatakan bahwa cuaca adalah perilaku atmosfer, terutama yang berpengaruh pada kehidupan dan aktivitas manusia. Perbedaan utama antara cuaca dan iklim perlu ditekankan karena cuaca terdiri dari perubahan jangka pendek di atmosfer.

Contoh Cuaca dan Iklim

Adapun contoh kondisi cuaca dan iklim, yaitu:

  1. Cuaca

Di Afrika Selatan sebagian besar daerah di negara ini memiliki cuaca yang panas dengan hari yang cerah dan malam yang sejuk.

  1. Iklim

Afrika Selatan memiliki beberapa iklim yang berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ketinggian dan arus laut. Di bagian barat-daya iklimnya yaitu Mediterranean, dan di bagian timur-laut iklimnya yaitu subtropical. Sebahagian kecil kawasan di barat-laut bergurun dan beriklim kering.

Kesimpulan

Dari penjelasan yang dikemukakan, dapatlah dikatakan bahwa ketika kita berbicara tentang perubahan iklim, kita berbicara tentang perubahan rata-rata jangka panjang dari cuaca sehari-hari. Di sebagian besar tempat, cuaca dapat berubah dari menit ke menit, jam ke jam, hari ke hari, dan musim ke musim.

Cuaca didefinisikan sebagai kondisi atmosfer pada waktu tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit (tidak luas) dan pada jangka waktu yang singkat ; cuaca hanya dilihat sebagai tingkat di mana suatu tempat panas atau dingin, basah atau kering, jernih atau berawan dan tenang atau berbadai.

Maka pikirkanlah seperti ini iklim adalah apa yang kita harapkan, cuaca adalah apa yang kita dapatkan. Sehingga cuaca adalah apa yang bisa kita lihat di luar pada hari tertentu. Jadi, misalnya, mungkin 75° derajat dan cerah atau bisa juga 20° derajat dengan salju tebal. Itu cuaca.

Sedangkan iklim adalah rata-rata dari cuaca itu. Sebagai contoh, kita dapat mengharapkan salju di Timur Laut pada bulan Januari atau untuk itu menjadi panas dan lembab di Tenggara pada bulan Juli. Ini iklim.

Nah, demikianlah rangkaian penjelasan atas materi unusr cuaca dan iklim, perbedaan, dan contohnya. Semoga melalui tulisan ini bisa memberikan wawasan serta menambah pengetahuan bagi segenap pembaca sekalian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *