14 Contoh Kajian Geografi dalam Kehidupan Sehari-Hari

Diposting pada

Contoh Objek Kajian Geografi

Geografi adalah bidang ilmiah yang dikhususkan untuk mempelajari bentang alam di planet bumi, lautan, lingkungan, dan ekosistem, serta interaksi antara masyarakat manusia dan lingkungannya. Kata geografi secara harfiah berarti “tulisan tentang bumi”.

Oleh karena itulah geografi secara umum dapat dikatakan sebagai studi tentang kenampakan dan lingkungan bumi termasuk dampak aktivitas manusia terhadap faktor-faktor tersebut dan sebaliknya. Bidang ini juga mencakup studi tentang pola distribusi populasi manusia, penggunaan lahan, ketersediaan sumber daya, dan industri. Sebagai salah satu bidang studi, geografi memiliki objek kajian yang dapat dibedakan menjadi objek formal dan objek material geografi.

Geografi

Geografi adalah studi yang mengkaji tentang tempat dan hubungan antara manusia dan lingkungannya. Geografer mengeksplorasi sifat fisik permukaan bumi dan manusia yang tersebar di sekitarnya. Mereka juga memeriksa bagaimana budaya manusia berinteraksi dengan lingkungan alam dan bagaimana lokasi dan tempat dapat berdampak pada manusia.

Disinilah, maka geografi berusaha untuk memahami di mana hal-hal itu ditemukan, mengapa ada di sana, dan bagaimana perkembangannya dan perubahannya seiring waktu.

Pengertian Kajian Geografi

Kajian materi suatu bidang studi terkadang dipelajari juga oleh bidang studi yang lain (objek material). Contohnya yaitu antara pengertian geografi sosial dengan sosiologi yang sama-sama mempelajari tentang sekelompok manusia pada suatu tempat; antara geomorfologi dengan geografi fisik yang sama-sama mempelajari bentuk lahan; antara geografi ekonomi dengan ekonomi yang sama-sama membahas tentang kebutuhan manusia pada suatu lokasi tertentu.

Objek studi goegrafi tersebut sangat luas, yang mencakup aspek fisik, aspek manusia serta aspek hubungan manusia dengan lingkungan. Akan tetapi, untuk membedakan adalah sudut pandang yang digunakan dalam mengkaji objek material tersebut. Sudut pandang inilah yang kita kenal dengan objek formal geografi.

Contoh Geografi

Berdasarkan pada objek geografi material dan objek formal yang digunakan, adapun contoh kajiannya. Yaitu;

  1. Terjadinya Longsor di Ponorogo

Terjadinya longsor di Ponorogo disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu kemiringan tebing, struktur batuan, perubahan tata guna lahan, dan curah hujan tinggi. Kemiringan tebing mencapai 60 derajat menimbulkan risiko pergeseran tanah tinggi. Struktur tanah dan batuan yang longsor merupakan hasil pelapukan dari gunung berapi, jenis batuannya yaitu memiliki sifat lepas-lepas, sehingga sangat rawan sekali terjadi longsor.

Tata guna lahan yang ada di lereng perbukitan juga tidak sesuai, karena seharusnya tanaman jahe yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat, kemudian ada juga bambu, tanaman bambu merupakan jenis-jenis tanaman yang tidak cocok di tebing, harusnya di bawah tebing.

Selain itu, tingginya curah hujan yang mengguyur selama tiga hari sebelum kejadian secara terus-menerus dengan intensitas tinggi juga menjadi pemicu terjadinya longsor.

  1. Terjadinya banjir tahunan di Jakarta

Setiap tahun, kota Jakarta dan sekitarnya pasti dilanda banjir ketika puncak musim penghujan tiba. Banjir di Jakarta itu bukan hanya disebabkan oleh faktor keruangan Jakarta saja yang bermasalah, tapi ada peran daerah lain yang menyumbang limpasan air menuju Jakarta, yaitu Bogor, Bekasi dan Tangerang.

Bogor adalah daerah dataran tinggi yang sekaligus menjadi pusat pembentukan hujan. Jadi secara alami, jika daerah hulu hujan maka air akan turun ke daerah yang lebih rendah, dan menuju ke muara (dalam hal ini Jakarta). Jadi jangan heran kalau di berita sering dibahas tentang istilah “banjir kiriman dari Bogor”.

  1. Perbedaan mata pencaharian penduduk di wilayah pantai, dataran rendah, dan dataran tinggi

Penduduk yang bertempat tinggal di daerah pantai umumnya bermatapencaharian sebagai nelayan karena selain lautnya tenang juga pantai yang landai merupakan tempat yang kaya akan ikan. Sedangkan penduduk yang bertempat tinggal di daerah dataran rendah umumnya memanfaatkan wilayahnya untuk pembudidayaan pertanian, perkebunan, palawija, dan lain-lain.

Selain pemanfaatannya untuk pertanian, perkebunan, atau palawija, dataran rendah yang landai juga menyimpan potensi yang lain, misalnya terdapat sungai-sungai dan danau yang airnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam kehidupan.

Sedangkan untuk wilayah dataran tinggi dengan ketinggian antara 700 meter cocok untuk perkebunan karet, lebih dari 700 meter lebih cocok untuk ditanami perkebunan teh, dan di atas 1.000 meter cocok untuk ditanami hutan pinus.

  1. Terjadinya gempa di Yogjakarta

Gempa yang terjadi di wilayah Gunung Kidul, Yogyakarta pada pukul 01.36.36 WIB, dengan ukuran 5,2 Skala Richter itu berpusat 114 kilometer selatan Wonosari dengan kedalaman 62 kilometer. Pusat gempa berada pada koordinat 8.93 Lintang Selatan dan 110,2 Bujur Timur.

Gempa tersebut diakibatkan oleh aktivitas lempeng Indo-Australia. Lempeng aktif ini mengalami penyusupan ke bawah lempeng Eurasia. Gempa terjadi akibat adanya deformasi batuan yang bergerak naik atau thrust fault. Akibat pergerakan lempeng dan deformasi batuan ini, guncangan gempa terjadi dan dirasakan di berbagai wilayah di Yogyakarta dan sekitranya.

  1. Terjadinya hujan asam di Jakarta dan Bandung

Hujan asam di Indonesia sangat berpotensi terjadi pada wilayah urban dan industri yang berpolusi tinggi. Hujan tersebut diperkirakan terjadi di awal musim hujan, karena partikel atau polutan yang melayang di udara turun bersama hujan. Dua kota yang berpotensi yaitu Jakarta dan Bandung.

Wilayah Jakarta dan Bandung mempunyai tingkat kepadatan tinggi dan banyak aktivitas transportasi pembakaran bahan bakar minyak, sehingga potensi hujan asam di awal musim hujan sangat mungkin terjadi.

  1. Perbedaan pola permukiman penduduk

Permukiman dalam pengertian penduduk pada wilayah dengan topografi yang berbeda akan berbeda pula polanya. Selain topografi perbedaan tersebut juga disebabkan oleh keadaan tanah, keadaan iklim, keadaan ekonomi, dan kultur penduduk.

Berdasarkan kondisi tersebut, terdapat beberapa pola permukiman penduduk diantaranya yaitu:

  1. Pola permukiman memanjang/linear dapat dijumpai di sepanjang jalan, sepanjang sungai, dan sepanjang garis pantai;
  2. Pola permukiman memusat biasanya berbentuk unit-unit kecil, dan biasanya terdapat di daerah pegunungan (bisa juga dataran tinggi yang berelief kasar) dan daerah-daerah yang terisolir;
  3. Pola permukiman menyebar biasanya pada daerah-daerah yang kandungan sumber daya alamnya terbatas.
  1. Pengaruh kondisi geologi terhadap pola aliran sungai

Pola aliran sungai antara saluran utama dengan cabang-cabangnya tertentu dibentuk oleh ssitem jaringan sungai yang sangat ditentukan oleh faktor geologinya. Pola pengaliran tersebut dapat diklasifikasikan atas dasar bentuk dan teksturnya.

Bentuk atau pola aliran berkembang dalam merespon topografi dan struktur geologi bawah permukaannya. Saluran sungai akan berkembang ketika air permukaan (surface runoff) mengalami peningkatan dan batuan dasarnya kurang resisten terhadap erosi. Adanya perbedaan pola aliran sungai antara satu wilayah dengan wilayah lainnya sangat ditentukan oleh perbedaan kemiringan topografi, struktur dan litologi batuan dasarnya.

Contohnya Pola aliran radial juga dijumpai pada puncak gunungapi atau bukir intrusi dan juga bentangalam kubah (domes) serta laccolith, sedangkan Pola aliran sentripetal adalah pola aliran yang umum dijumpai di bagian barat dan barat laut Amerika, mengingat sungai-sungai yang ada mengalir ke suatu cekungan.

  1. Dampak ilegal loging terhadap kerusakan lingkungan

Penebangan hutan secara liar dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan, khususnya pada ekosistem hutan, yang akan berdampak pada masyarakat di sekitar hutan, bahkan masyarakat secara luas. Kerugian yang ditimbulkan oleh kerusakan hutan tidak hanya kerusakan secara nilai ekonomi, akan tetapi juga mengakibatkan hilangnya nyawa yang tidak ternilai harganya.

Adapun dampak yang disebabkan oleh tindakan tersebut yaitu:

  1. Terjadinya banjir dan tanah longsor
  2. Berkurangnya sumber mata air di daerah perhutanan
  3. Semakin berkurangnya lapisan tanah yang subur
  4. Musnahnya berbagai fauna dan flora, erosi, konflik di kalangan masyarakat, devaluasi harga kayu, hilangnya mata pencaharian, dan rendahnya pendapatan negara dan daerah dari sektor kehutanan
  5. Menjadi pendorong dalam penyebab global warming
  1. Pembagian wilayah persebaran fauna di Indonesia

Keanekaragaman dan perbedaan fauna di Indonesia dipengaruhi oleh keadaan alam, gerakan hewan dan rintangan alam. Pengelompokan fauna di Indonesia dibatasi berdasarkan adanya garis khayal yang disebut garis Wallace dan Weber.  Secara garis besar pembagian tersebut yaitu:

  1. Fauna Indonesia bagian barat yang memiliki kesamaan karakteristik dengan fauna di Asia, persebarannya meliputi Indonesia bagian barat Indonesia sampai Selat Makasar dan Selat Lombok, contoh faunanya yaitu gajah, harimau, badak, dan lain-lain.
  2. Fauna Indonesia bagian tengah yang merupakan fauna peralihan (fauna endemik), persebarannya di bagian tengah Indonesia, meliputi Sulawesi dan daerah Nusa Tenggara, contoh faunanya yaitu komodo, anoa, babi rusa, dan lain-lain
  3. Fauna Indonesia bagian timur yang memiliki kesamaan karakteristik dengan fauna di Australia, persebarannya meliputi Papua dan pulau-pulau sekitarnya, contoh faunanya yaitu kanguru, burung kasuari, burung cendrawasih, dan lain-lain
  1. Penyebab terjadinya interaksi antara desa dan kota

Pada dasarnya desa dan kota melakukan interaksi. Adanya interaksi desa kota tersebut secara langsung dan tidak langsung berpengaruh terhadap perkembangan kota dan desa tersebut. Interaksi tersebut disebut dengan interaksi wilayah (Spacial Interaction).

Edward Ullman berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang memengaruhi munculnya interaksi desa dan kota, yaitu:

  1. Adanya wilayah yang saling melengkapi
  2. Adanya kesempatan untuk saling mengintervensi
  3. Adanya kemudahan trsanfer atau pemindahan dalam ruang.
  1. Penolakan pembangunan pabrik semen oleh warga Kendeng

Pabrik semen milik PT Semen Indonesia Tbk akan dibuka di daerah Rembang (wilayah yang termasuk dalam pegunungan karst Kendeng), tapi warga pegunungan Kendeng menolak pembangunan pabrik semen di tempat tersebut, karena mereka tahu nantinya ini akan merusak lingkungan disekitarnya.

Dampak yang akan terjadi pada lingkungan yaitu hilangnya mata air yang ada pada sungai bawah tanah yang ada di pegunungan ini. Semakin lama, jika hal ini terus terjadi maka mata air menjadi kering  dan sumur-sumur warga pun juga menjadi kering.

Sehingga warga tidak dapat melakukan aktifitas sehari-hari seperti mencuci piring, mandi, memasak, dll. Jika berfungsi secara benar pegunungan kapur ini dapat difungsikan sebagai filter air hujan yang nantinya akan ditampung dibawah lapisan tanah, dan dapat dikonsumsi oleh masyarakat sekitar.

  1. Terjadinya El Nino

El Nino adalah suatu fenomena perubahan iklim global yang disebabkan oleh memasnasnya suhu di permukaan air laut Pasifik bagian timur. El Nino terjadi melalui beberapa proses yaitu:

  1. Perairan Pasifik bagian tengah dan timur mengalami pemanasan suhu
  2. Pembentukan awan
  3. Terhambatnya pertumbuhan awan. El Nino akan mengakibatkan di beberapa wilayah di Indonesia mengalami penurunan curah hujan yang dikatakan jauh dari normalnya.
  4. Terjadinya angin darat dan angin laut

Angin Laut ialah angin yang bergerak dari lautan ke daratan dan terjadi pada siang hari, sedangkan angin darat adalah angin yang bergerak dari darat ke laut yang terjadi pada malam hari karena pada malam hari daratan lebih dingin daripada lautan.

Adanya angin darat dan angin laut mengakibatkan perubahan garis pantai. Air laut atau ombak yang dihasilkan angin semakin lama akan mengikis pasir atau batuan pantai. Air laut tersebut membawa pasir atau serpihan batu ke laut, akibatnya, garis pantai mengalami perubahan.

  1. Proses pembentukan gumuk pasir di Parangtritis

Gunung-gunung di selatan Jawa adalah gunung-gunung aktif yang selalu menyumbangkan material vulkanik untuk daerah sekitarnya. Sungai Sungai Progo dan sungai Opak mengangkut material vulkanik dari Gunung Merapi-Merbabu serta gunung-gunung Sidoro di sebelah barat laut menuju laut.

Bongkahan serta pasir yang dibawa oleh sungai tersebut dari ujung puncak gunung menggelinding sebagai bongkah-bongkah, kemudian terbawa menjadi pecah sebagai kerikil. Terus menggelinding dan pecah menjadi butiran-butiran pasir, masih ada sebagian yang terendapkan tapi tentu saja ada yang jauh terbawa arus sungai.

Akhirnya pasir-pasir yang berasal dari sungai Opak dan Progo tersebut sampai di muaranya, yaitu pantai Parangtritis, kemudian mengendap di pinggir pantai. Adanya angin yang sangat kuat dari Samudra Hindia telah mendistribusikan pasir ini kembali ke utara. Maka terbentuklah pematang alam yang kita kenal sebagai sand dune atau gumuk pasir.

  1. Fenomena terbentuknya halo matahari

Halo Matahari ialah fenomena optik yang menampilkan bentuk cincin di sekitar sumber cahaya, yang biasanya dapat dilihat saat bulan purnama atau saat matahari terang di siang hari.Fenomena optikal ini berupa lingkaran cahaya di sekitar sumber cahaya pada pengertian matahari atau definisi bulan.

Proses terjadinya yaitu saat awan cirus hanya merefleksikan dan merefraksikan cahaya matahari, biasanya halo yang terbentuk hanya cincin yang tak berwarna. Tapi jika pada sudut yang tepat, bisa terjadi juga dispersi sehingga cincin yang terjadi juga berwarna seperti halnya pelangi.

Objek Studi Geografi

Untuk contoh geografi berdasakan pada objek kajiannya dapat dibagi menjadi 2, yaitu:

  1. Objek Material Geografi

Objek material geografi merupakan merupakan konten analisis geografi yaitu seluruh fenomena yang terjadi di permukaan bumi (fenomena geosfer), yang terdiri atas:

  1. Atmosfer

Pengertian atmosfer merupakan lapisan udara yang terdiri atas berbagai fenomena cuaca dan iklim. Kajian tentang atmosfer secara lebih khusus dipelajari dalam bidang Klimatologi dan Meteorologi.

  1. Litosfer

Pengertian litosfer merupakan lapisan batuan penyusun kerak bumi.  Kajian tentang litosfer secara lebih khusus dipelajari dalam Geologi, Geomorfologi, Petrografi dan lainnya.

  1. Hidrosfer

Pengertian hidrosfer merupakan lapisan air meliputi perairan di darat maupun di laut.  Kajian tentang hidrosfer secara lebih khusus dipelajari dalam Hidrologi, Oseanografi dan lainnya.

  1. Biosfer

Pengertian biosfer merupakan lapisan kehidupan berupa ekosistem, flora fauna dan interaksi di dalamnya. Kajian tentang atmosfer secara lebih khusus dipelajari dalam Biogerografi, Ekologi dan lainnnya.

  1. Antroposfer

Pengertian antroposfer merupakan lapisan manusia sebagai “tema sentral” dari tema lapisan geosfer lainnya. Manusia sebagai mahluk yang dominan di  ruang bumi memiliki peran yang sangat berpengaruh terhadap perubahan struktur ruang itu sendiri. Baca juga;  Pengertian Geografi Menurut para Ahli

  1. Objek Formal Geografi

Objek formal geografi merupakan suatu cara atau metode dalam menganalisis setiap masalah dalam objek material geografi. Objek formal ini meliputi berbagai metode pendekatan yang digunakan dalam mengkaji fenomena geosfer yang terdiri atas beberapa pendekatan yaitu:

  1. Pendekatan Keruangan

Geografi mengkaji suatu wilayah dari segi “nilai” suatu tempat dari berbagai macam kepentingan. Dengan berdasarkan pada kondisi tersebut selanjutnya dikaji tentang letak, jarak, keterjangkauan dan lainnya. Pendekatan ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik tertentu dari suatu wilayah.

  1. Pendekatan Kelingkungan

Geografi mengkaji suatu wilayah dan kaitannya dengan interaksi antar komponen di wilayah tersebut. Komponen tersebut terdiri atas komponen biotik dan abiotik. Interaksi antar komponen lingkungan berdampak pada perubahan dan keunikan kualitas ruang itu sendiri.

  1. Pendekatan Kewilayan (Kompleks Wilayah)

Geografi mengkaji persamaan dan perbedaan wilayah dengan ciri khasnya masing-masing. Kekhasan tersebut maka akan memunculkan pewilayahan misalnya kawasan hutan tropis yaitu daerah yang memiliki ciri khas hutan basah.

Pendekatan ini merupakan kombinasi antara pendekatan keruangan dan kelingkungan, sehingga analisis wilayah yang dilakukan mencerminkan analisis yang menyatu. Pendekatan kompleks wilayah memiliki substansi yang integratif antara analisis sistem wilayah dan wilayah sistem.

Demikianlah materi lengkap mengenai contoh kajian geografi menurut para ahli secara umum dan penjelasannya. Semoga melalui tulisan ini bisa memberikan wawasan serta menambah pengetahuan bagi segenap pembaca yang saat ini sedang membutuhkan referensinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *